GERAKAN NII KARTOSOEWIRJO (KW IX (original) (raw)
Related papers
PASAR PADA MASA BALI KUNO ABAD IX-XI MASEHI (KAJIAN EPIGRAFI
Abstrak. Pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual melakukan interaksi mereka dan telah ada sejak zaman kuna Bali. Ada prasasti yang menunjukkan beberapa istilah teknis yang mengacu pada aktivitas penjualan dan pembelian di pasar. Tulisan ini membahas hasil studi pustaka terhadap 16 prasasti Bali yang diterbitkan antara 882 Masehi sampai dengan 1023 Masehi. Kajian prasasti ini menghasilkan pemahaman bahwa masyarakat Bali tidak hanya berinteraksi di antara mereka sendiri, tetapi juga dengan penjual dari tempat lain. Mereka menjual kebutuhan sehari-hari seperti produk pertanian dan perkebunan, serta kerajinan dan ternak. Pemasaran produk dilakukan dengan ataupun tanpa sarana transportasi, yang diawasi oleh pejabat-pejabat perdagangan. Kata kunci: pasar, Bali Kuna, prasasti, barang dagangan, sarana pendukung, pejabat perdagangan Abstract. MARKET IN BALI DURING THE 9 TH UNTIL 11 TH CENTURY (EPIGRAPHICAL STUDY). Market is a place where buyers and sellers make their interactions, and it has been around since the period of ancient Bali. There is an inscription which indicates several technical terms referring to selling and purchasing activity in a market. This article discusses the result of a study on 16 Balinese inscriptions published during 882 to 1023 AD. These inscriptions provide an understanding that the Balinese do not interact only among themselves, but also with merchants from other places. They sell daily necessities such as agricultural and plantation products, crafts and livestock. Marketing of products is carried out by using means of transportation or manually, which was supervised by officials of trade.
GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SUKOREJO
Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamatnya. Jadi yang dimaksud dengan gereja adalah persekutuan para orang beriman 1 . Sedangkan Gereja Kristen Jawa (selanjutnya akan ditulis GKJ) sendiri memahami bahwa Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus yang sekaligus merupakan buah pekerjaan penyelamatan Allah dan jawab manusia terhadap penyelamatan Allah, yang di dalamnya Roh Kudus bekerja dalam rangka pekerjaan penyelamatan Allah. Bagi orang-orang percaya kehidupan bersama religius yang disebut gereja merupakan wadah dan saluran untuk menyatakan sikap percaya, serta untuk menghayati dan mengungkapkan hubungan orang-orang percaya dengan Allah 2 .
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Sebutan Legong Kraton adalah merupakan perkembangannya kemudian. Adakalanya tarian ini dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dengan menampilkan tokoh Condong sebagai pembukaan dimulainya tari Legong ini, tetapi ada kalanya pula tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali Condong. Cerita tentang Tari Legong tercatat dalam Babad Dalem Sukawati yang disurat sekitar awal abad ke-19. Saat itu wilayah Sukawati, Gianyar, memang sudah masyur sebagai daerah yang memiliki penari-penari yang sangat handal. Menurut babad tersebut, suatu hari I Dewa Agung Made Karna yang dikenal memiliki kemampuan spiritual yang tinggi, melakukan pertapaan di Pura Yogan Agung di desa Ketewel, dekat Sukawati. Pada saat itu hadirlah dalam ciptanya beberapa sosok bidadari-bidadari melayang di angkasa. Para bidadari yang cantik jelita itu memperagakan tarian yang sangat menakjubkan. Mereka berbusana penuh warna. Kepala mereka bergelung tatahan emas penuh manikam yang cerlang-cemerlang. Begitulah, saat bangkit dari tapanya, sang raja memerintahkan penguasa desa Ketewel untuk mengumpulkan para seniman di sana dan meminta mereka membuat beberapa topeng sekaligus menciptakan tarian berdasarkan penglihatan (cipta) sang raja. Beberapa bulan kemudian, lahirlah sembilan topeng sebagai wujud sembilan bidadari dalam mitologi Hindu. Dua penari Sanghyang kemudian diperintahkan untuk menarikan topeng tersebut. Penari Sanghyang adalah penari-penari muda pilihan yang tidak hanya berbakat melenggokkan tubuh, melainkan juga memiliki kepekaan untuk trance, dan belum menstruasi. Tari topeng yang dipertunjukkan oleh kedua penari Sanghyang itu dinamakan dengan Sang Hyang Legong. Tarian ini –dengan topeng aslinya— hingga kini masih digelar di Pura Yogan Agung setiap upacara Piodalan yang diselenggarakan setiap 210 hari sekali di pura tersebut. Terinspirasi oleh Sanghyang Legong, tak berapa lama kemudian sebuah kelompok tari dari Blahbatuh yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Jelantik melahirkan sebuah tarian baru dalam gaya yang serupa. Bedanya, semua penarinya adalah laki-laki dan tidak mengenakan topeng. Tarian ini dinamakan dengan Nandir. Dalam sebuah acara, Raja Sukawati menyaksikan pertunjukan Nandir, dan amat terkesan. Beliau kemudian memerintahkan punggawanya untuk mengumpulkan para seniman di Sukawati untuk membuta tarian serupa untuk para gadis muda di istananya. Hasilnya adalah tarian Legong yang kita kenal sekarang. Rupanya, pesona para penari Legong jauh lebih memukau daripada penari Nandir. Maka lambat laun Nandir pun menghilang dan punah. Penari Nandir terakhir adalah I Wayan Rindi dari Denpasar telah meninggal pada tahun 1976. Pada pertengahan 1930-an hingga 1960-an beberapa tarian tunggal baru muncul. Tarian-tarian tersebut antara lain Panji Semirang dan Margapati. Karena kekurangan terminologi, tarian-tarian tersebut pun disebut Legong. Untuk membedakannya, legong yang asli diberi nama Legong Kraton.
NAMA : JULI AMIRAH NASUTION NPM : 16115046 MANAJEMEN LOGISTIK SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA 2016 BAB VIII OPERASIONAL KARGO TUJUAN PENGOPERASIAN KAPAL Tujuan dari pengopersian kapal adalah mengangkut muatan. Suatu pelayanan yang baik dari para pengangkut muatan dapat dikatakan jika memenuhi kriteria konsumen seperti berikut ini : 1. Barang yang diangkut tiba tepat pada waktu yang dijanjikan. 2. Muatan yang diangkut tidak rusak atau hilang. 3. Tarif uang tambang (freight) sesuai dengan pasar sehingga harga jual barang masih dapat menghasilkan untung. 4. Terjalin hubungan baik dengan para pengangkut lainnya. 5. Klaim terhadap kerusakan atau kehilangan dapat segera ditangani dan cepat dibayar.
KARTILAGO, TULANG DAN JARINGAN OTOT
Rizki Fitrawansyah, 2020
Kartilago (Tulang Rawan) Tulang rawan (L. cartilage) merupakan jaringan ikat penahan-berat yang relative padat, tetapi tidak sekuat tulang. Tulang rawan memiliki ciri-ciri yang berbeda dari jenis jaringan ikat lainnya, seperti tulang, memiliki ciri sel terisolasi yang tertanam dalam matriks ekstensif. 1 Tulang rawan (kartilago) ditandai dengan suatu matriks ekstrasel (ECM) yang banyak mengandung glikosaminoglikan dan proteoglikan, yaitu makromolekul yang berinteraksi dengan serat kolagen dan elastin. 2 Tulang rawan adalah avaskular bentuk khusus dari jaringan ikat yang fungsi pendukungnya merupakan hasil dari suatu matriks ekstraselular yang memiliki fleksibilitas variabel tergantung pada lokasinya. 3 Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat yang juga berkembang dari mesenkim. Mirip dengan jaringan ikat, tulang rawan terdiri dari sel dan matriks ekstraselular terdiri dari serat jaringan ikat dan substansi dasar. Tulang rawan menunjukkan kekuatan tarik, memberikan dukungan struktural yang kuat untuk jaringan lunak, memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi, dan tahan terhadap kompresi. 4 Tulang rawan terdiri atas sel-sel, yang disebut kondrosit dan kondroblas serta matriks ekstrasel luas, yang terdiri atas serat dan substansi dasar. Kondrosit adalah kondroblas dewasa yang tertanam di kekosongan matriks. Kondrosit mempertahankan kemampuan untuk membelah dan sering muncul sebagai kelompok isogen, dua atau lebih kondrosit diatur dalam kelompok yang diturunkan dari sel progenitor tunggal. Kelompok isogen mewakili pembelahan sel aktif, yang berkontribusi pada pertumbuhan interstisial. Di sebagian besar tulang rawan, kondrosit tersusun dalam kelompok isogen. Namun, di beberapa lokasi seperti di fibrokartilago, kondrosit lebih mungkin untuk disusun dalam kelompok kolom atau baris kecil daripada kelompok isogen. Ini juga merupakan tanda pertumbuhan interstisial. 3 Kondrosit menyintesis dan menyekresi ECM, dan sel-selnya sendiri terdapat di dalam rongga-rongga matriks yang disebut lakuna. 2 Kondroblas adalah kondrosit muda, yang berasal dari sel kondrogenik, dan mampu secara aktif membuat matriks tulang rawan. Kondroblas memiliki sitoplasma basofilik yang kaya ribosom. Mereka mensintesis dan menyimpan matriks tulang rawan di sekitar mereka. Ketika matriks terakumulasi dan memisahkan kondroblas satu sama lain, sel-sel terperangkap dalam kompartemen individu kecil yang disebut lacunae dan kemudian disebut sebagai "kondrosit". Matriks tulang rawan tidak dimineralisasi dan terdiri dari serat dan substansi dasar. Serat kolagen terutama tipe II dalam matriks, meskipun beberapa tulang rawan mungkin juga mengandung tipe I atau serat elastis. Komponen utama substansi dasar termasuk glikosaminoglikan (GAG), proteoglikan, dan glikoprotein. 3 Kolagen, asam hialuronat, proteoglikan, dan sejumlah kecil glikoprotein adalah makromolekul utama yang terdapat di semua jenis matriks tulang rawan. 2 Tulang