Memahami Jurnalisme Pada Era Digital (original) (raw)

Makna Jurnalisme Dalam Era Digital : Suatu Peluang Dan Transformasi

Diakom : Jurnal Media dan Komunikasi, 2018

Abstrak- Artikel ini mengulas tentang makna jurnalisme konvensional yang dewasa ini dipraktikkan dalam era digital. Kemajuan teknologi Internet telah membuka peluang yang lebih luas bagi media konvensional untuk memanfaatkan teknologi konvergensi media dan sekaligus mulai bertransformasi untuk berubah sebagai media digital dengan mengkonstruksi kembali kebijakan redaksi,organisasi media , manajemen media,sumber daya manusia hingga sasaran khalayak yang dituju dalam sebagai media baru. Konsep jurnalisme konvensional yang dirumuskan sebagai berita yang melaporkan setelah kejadian, berubah menjadi konsep berita yang melaporkan pada waktu bersamaan peristiwa berlangsung. Media baru bersifat multi-arah, bukan hanya searah. Tidak mempunyai ’khalayak’ sehingga tidak ada publik massa. Media baru sangat beragam dalam bentuk dan kontennya.Bahan artikel ini bersumber dari buku-buku dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan kualitatif-deskriptif. Diharapkan artikel ini dapat membe...

Senjakala Media Cetak: Tantangan Jurnalisme Cetak di Era Digital

TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan media cetakjurnalistik di era digital. Perkembangan media onlinekini menjadi ancaman bagi surat kabar dan media cetak. Perkembangan internet yang pesat telah mendorong masyarakat untuk mengakses media online dengan mudah melalui handphone, atau gadget. Media cetak terancam terancam, dan pembaca setia media cetak cenderung beralih ke media online. Hasilmenunjukkan bahwa tantangan terbesar jurnalis di dunia digital. Era informasi identik dengan persaingan antarmedia mainstream dan media baru dalam hal ini media online. Pihak yang merasakan dampak signifikan dengan hadirnya online media adalah jurnalistik yang tentu saja sudah memiliki yang barusaluran untuk menyebarkan informasi dan berita.

Kajian Jurnalisme Era Internet

MENGKAJI JURNALISME ONLINE di Indonesia tidak dapat dilakukan pada jalur perkembangan yang sama persis dengan perkembangan kajian jurnalisme online di Barat (Eropa, Amerika Serikat, Australia). Terdapat sejumlah faktor yang berkontribusi pada kesimpulan tersebut.

Eksistensi Jurnalisme DI Era Media Sosial

Jurnal Jurnalisa, 2017

Social media that appear lately indeed change the panorama of journalism in Indonesia. Especially concerning the process of gathering news, the process of making news, and the process of spreading the news. Future Journalism-the old and the new-should refer to how people use the news and what they need from journalists.

Edukasi Pengenalan Jurnalistik Kepada Generasi Digital

Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

The digital generation is a generation whose lives depend almost entirely on internet access. The ease of accessing information has both negative and positive sides. The negative side is that the digital era is a generation that is prone to cybercrime and is easily exposed to hoaxes through internet networks. There has been a lot of research in Communication Science that discusses the negative side of technological development. But on the other hand, the digital generation can create exciting content through social media. Kanaan Christian Senior High School initiated this potential to develop extracurricular activities that could improve students' abilities in journalism. The problem arises when there are no teaching resources that can educate students in the world of journalism. Therefore, the Faculty of Communication Sciences at Tarumanagara University seeks to inform people's lives through community service activities (PKM), to assist the Kanaan Christian High School in c...

Peran dan Tantangan Jurnalisme Islam dalam Penyampaian Informasi di Era Digital

Al-Manaj : Jurnal Program Studi Manajemen Dakwah

This article aims to see how the role and challenges of Islamic journalism in conveying information to the public. The method used is library research, so the data used is completely based on library research and primary sources related to the article discussion. The results show that the concept of conveying information in Islamic journalism is to prioritize the truth and accuracy of information and is loaded with Islamic values. The role of Islamic journalism in conveying information includes being critical of the environment, renewing creative and contemporary ideas, maintaining and developing the values of Islamic treasures, and uniting the Muslim community. The challenge faced by Islamic journalism today is that there are still few mass media with Islamic nuances that are able to compete with the general mass media in conveying information to the public.

Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika

Mediator, 2005

Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut R.M. Soelarko dalam bukunya "Pengantar Foto Jurnalistik", ditentukan oleh tiga faktor, yaitu; (1) Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan; (2) Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup); (3) Kemajuan teknologi, yang memungkinkan

MEREVISI JURNALISME SEBAGAI PROFESI DI ERA DIGITAL: TELAAH PENGARUH TEKNOLOGI MEDIA BARU DALAM PRAKTIK JURNALISTIK DI INDONESIA

Paper presented at the Ist Conference on Communications, Cultures, and Media Studies, UII, Jogjakarta, 10-11 Desember 2014, 2014

Upaya mendefinisikan wartawan sebagai sebuah profesi seakan makin sulit di tengah dinamika teknologi media baru yang terus berkembang. Teknologi digital ini memang telah memberi akses wartawan atas new tools (alat-alat baru) yang membantu kerja mereka serta sarana atau platform baru sebagai channel menyampaikan berita dan informasi ke publik. Namun media baru telah mengubah relasi media dengan audiens, dalam arti kini wartawan tidak lagi memiliki posisi eksklusif atas narasumber berita dan ruang publik. Baik narasumber berita dan audiens bahkan bisa membangun ‘channel’ sendiri di ruang publik lewat fitur berbasis user generated content (UGC), sehingga makin menggerus peran dan tugas wartawan sebagai gate keeper. Makalah ini mencoba memberikan penelaahan awal tentang pengaruh teknologi media baru terhadap kerja wartawan dan keprofesian wartawan. Koran Sindo sebagai subsidiari dari jaringan media terbesar di Indonesia, Media Nusantara Citra (MNC), dipilih sebagai “laboratorium”. Dengan mengimplementasikan Teori Aktor Jaringan (Actor Network Theory/ANT) serta metode focused group discussion (FGD), makalah ini menguak aspek-aspek potensi perubahan dalam tiga dimensi budaya profesi. Pertama, terkait keahlian penggunaan perangkat lunak dan media sosial (dimensi kognitif). Kedua, pandangan wartawan terhadap potensi penggunaan teknologi internet dalam pembuatan berita (dimensi evaluatif). Ketiga, kemunculan praktik-praktik baru yang diadaptasi dalam model jaringan pembuatan berita serta proses diseminasinya (dimensi performatif).