Pemertahanan Bahasa Dan Budaya Gorontalo Melalui Pembuatan Kamus Istilah Adat Daerah Dengan Bantuan Komputasi Linguistik (original) (raw)
Related papers
Penggunaan Bahasa Transmigran Jawa DI Kabupaten Gorontalo
Humaniora, 2012
The Javanese Trans migrants have come to Gorontalo district since 1953. The language used by the Trans migrants continued to be used in the place so that it becomes bilingual and even multilingual community giving rise to new phenomena. The aim of this study Is to identify pattern of language usage in family, market, school, mosque, and the office; and variation of language choice. The research methodology used comprised observation method including basic recording technique, interview methodology elevation basic technique, survey method by distributing questionnaires, triangulation techniques, and sociolinguistic approach. The sample is determined by snowball and purposive sampling. Data analyzed using SPEAKING through percentage calculation. The result show that The Javanese trans migrants to Gorontalo District is dominant of lndonesian language use in the office, mosque, and school; Javanese in family and market; Malay language in school, and market; and three types of language ...
Tradisi Molonthalo DI Gorontalo
2012
Abstrak Tulisan ini memaparkan realitas budaya pada masyarakat Gorontalo yang mengekspresikan rasa syukur atas kehamilan yang sementara berjalan kurang lebih tujuh atau delapan bulan dan dikenal dengan istilah molonthalo. Disamping sebagai ungkapan rasa syukur, ritual ini juga merupakan wujud pencarian "keberkahan" oleh individu ataupun kelompok di dalam masyarakat yang meyakini dan menyadari kehadiran kekuatan "Mahadahsyat" dalam setiap dimensi kehidupan mereka. Kajian ethnografi yang menggunakan sinergi pendekatan sosio kultural, fenomenologi, dan yuridis normatif ini mengklasifikasikannya tradisi molonthalo ini dalam kategori 'urf shahih dan 'urf fasid. Dengan klasifikasi ini maka teridentifikasi pula adanya beberapa ritual yang sejalan dengan syariat Islam dan ada pula yang bertentangan. Upaya selanjutnya adalah bagaimana mengeliminir 'urf fasid tersebut ke dalam suatu format ritual yang perubahannya tidak menghilangkan hakekat atau makna-makna pe...
2015
Kerajinan kerawang atau karawo merupakan salah satu seni budaya Gorontalo dihasilkan melalui proses penyulaman yang tingkat kepopulerannya masih jauh dibandingkan batik jawa. Hal ini disebabkan oleh motif serta pengunaan karawo yang terbatas pada acara-acara tertentu saja. Sebagaimana penggunaan batik jawa yang telah memiliki kecenderungan untuk memilih motif batik yang sesuai dengan karakter pengguna, maka penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat merekomendasikan motif karawo dengan nilai filosofis budayaserta jenis acara adat yang sesuai dengan karakter pengguna. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem incremental, dengan tahapan penelitian sebagai berikut : 1) identifikasi kebutuhan sistem; 2) perencanaan; 3) pemodelan sistem; 4) pembuatan sistem; 5) pengujian sistem; 6) pengimplementasian sistem. Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan aplikasi yang dapat merekomendasikan motif karawo yang sesuai dengan karakter pengguna dan mengandu...
Jurnal Diskursus Islam
Tulisan ini akan mengelaborasi tentang wujud implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kearifan lokal masyarakat Gorontalo terkait dengan siklus kehidupan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Gorontalo, dan difokuskan pada adat-istiadat yang masih berlaku di Gorontalo. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi, etnografi, sosio-edukatif, dan hukum Islam. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari individu-individu yang berkompeten dalam hal tradisi dan adat-istiadat masyarakat Gorontalo baik dari lingkungan akademisi, budayawan, tokoh adat, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat lainnya yang masih terlibat aktif dalam berbagai pelaksanaan ritus budaya di Gorontalo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) observasi partisipasi; (2) wawancara mendalam; dan (3) penggunaan dokumen. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) instrumen utama yaitu: peneliti sendiri (human instrument); pedoman observasi; dan pedoman wawancara. Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif (deskriptif analitis) dan analisis komparatif. Untuk menarik kesimpulan, data yang dihimpun diolah melalui proses reduksi, sajian data, dan verifikasi. Wujud implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kearifan lokal masyarakat Gorontalo terkait dengan siklus kehidupan ditemukan pada beberapa makna edukatif yang diperoleh dari prosesi adat moponika/lenggota lo pohutu (pernikahan) dan molontalo (tujuh bulanan) Masing-masing dari prosesi yang terkait dengan siklus kehidupan tersebut memuat kearifan lokal berupa: 1) perlunya meninggalkan sifat-sifat tercela; 2) penyucian diri dari dosa lahir dan batin; 3) pentingnya menjaga kehalalan dari setiap harta yang dimiliki; 4) memperkuat pendirian, keimanan dan ketakwaan; 5) mempertahankan kesucian dan kehormatan diri; 6) kerendahan hati; 7) hidup hemat; 8) penataan diri mulai dari remaja sampai berumah tangga; 9) menjaga nama baik keluarga; 10) tidak meminta-minta; 11) keberkahan dan kebahagiaan hidup sebagai sasaran akhir; 12) penghargaan terhadap tamu dan kerabat; 13) serta pentingnya kesabaran dalam menjalani kehidupan.
Transformasi : Jurnal Kepemimpinan & Pendidikan Islam
Culture is an ethnic identity that needs to be maintained and preserved to become a source of wealth for the nation and state. Globalization and modern ideologies are presented to provide another space that can assimilate cultural values in each ethnic group, which is commonly referred to as local wisdom. This study aims to explore, study, and obtain descriptive information about Gorontalo local culture as ethnic identity in globalization and modernism dimension. The research method used is qualitative with a phenomenological approach. Data collection techniques were observation, interviews, literature studies, and documentation. The study's findings showed that the existence of the local culture of the Gorontalo people in the use of regional languages and Huyula culture, in general, has experienced quite a tremendous shift in values due to people's misinterpretation of current development through which globalization and modern ideology assimilated. Likewise, the trans...
Islam, Budaya dan Lokalitas Gorontalo
Artikel, 2015
Perkembangan Islam di Gorontalo menunjukkan adaptasi yang tinggi, seperti terlihat ketika rumusan adat dan agama mencapai titik temu. Lintasan historis daerah ini memperlihatkan bagaimana identitas kultural tidak semata-mata dihasilkan dari perjumpaan dinamis antara lokalitas (budaya) Gorontalo dan universalitas (ajaran) Islam, tapi lebih jauh dari itu ditentukan oleh proses pelembagaan pengetahuan dan rutinitas sosial yang dijalankan oleh masyarakat setempat.
Molape Saronde Dan Motidi Dalam Bingkai Adat Dan Agama DI Gorontalo
Al-Qalam, 2016
Sejak Sultan Amai menganut Agama Islam sekaligus menjadikannya sebagai agama resmi kerajaan di Gorontalo, terjadi proses islamisasi adat dan tradisi pada masyarakat Gorontalo. Akhirnya, nilai-nilai lokal yang berkembang di Gorontalo bermuara dari nilai-nilai Islam. Dengan falsafah “Adati Hulo-Huloqa To Saraqa, Saraqa Hulo-Huloqa To Kuruqani” (Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Alquran), nilai Islam selalu mewarnai seluruh upacara adat tak terkecuali upacara adat pernikahan. Molape Saronde dan Motidi sebagai bagian dari upacara adat pernikahan pada tahap Mopotilantahu (mempertunangkan), tak lepas lepas dari nilai Islam. Tari Molape Saronde (ditarikan oleh pengantin laki-laki) dan Motidi (ditarikan oleh pengantin perempuan) diadakan pada malam hari acara pernikahan dirangkaikan dengan acara khatam Alquran bagi pengantin perempuan. Menjunjung tinggi adat serta berpegang tegang etika islami menjadi tema sentral dalam Tradisi Molape Saronde dan Motidi. Tradisi ini juga sekaligus men...