Pola Kehidupan Masyarakat Adat Desa Tenganan Pegringsingan Bali (original) (raw)
Related papers
Masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan
Jurnal Penelitian Humaniora
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi lingkungan fisik dan sosial kemasyarakatan Desa Adat Tenganan Pegringsingan, serta cara masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan dalam mengelola lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat, kepala desa, kepala adat, dan anggota masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak Desa Tenganan berada pada kawasan perbukitan dengan topografi kasar. Pemukiman Tenganan dibagi menjadi tiga Banjar adat, yaitu Banjar Kauh, Banjar Tengah, dan Banjar Kangin. Banjar Kangin disebut juga Banjar Pande, yang dibagi lagi menjadi dua pemukiman, yaitu Pande Kaja dan Pande Kelot. Masyarakat tradisional Bali Aga di Desa Tenganan masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat dari leluhur yang dilaksanakan secara turun temurun, termasuk dalam pengelolaan kawasan dan lingkugannya. Masyarakat Desa Tenganan menjunjung tinggi Ajaran Tri Hita...
Perubahan Pola Ruang Tradisional Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Karangasem-Bali
Pola ruang tradisional Desa Adat Tenganan Pegringsingan lahir dari falsafah dan konsep masyarakatnya yang berlandaskan pada ajaran Hindu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pola ruang tradisional yang dimiliki Desa Adat Tenganan Pegringsingan, baik dalam lingkup desa maupun unit hunian. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis sinkronik diakronik perkembangan kawasan serta analisis korelasi. Pola tata ruang Desa Adat Tenganan berdasarkan pada konsep Tapak Dara, yaitu sebuah konsep pertemuan antara arah utara-selatan dan arah timur-barat dengan porosnya berada di tengah-tengah. Perkembangan pola ruang desa terjadi karena dipengaruhi aspek politik (kebijakan pemerintah), sosial budaya dan ekonomi. Sejalan dengan adanya pariwisata, kehidupan masyarakat desa telah bergeser dari aturan adat. Tata nilai utama (suci) pada pekarangan desa kian terpinggirkan dengan adanya aktivitas berjualan oleh penduduk. Begitu juga pergeseran yang terjadi pada fungsi bangunan adat dan unit bangunan dalam rumah penduduk. Kesakralan menjadi sesuatu yang layak dikomersilkan. Pergeseran yang terjadi dalam unit hunian karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti renovasi rumah yang memiliki korelasi kuat serta mata pencaharian, tingkat pendapatan, fungsi bangunan dan pengetahuan penduduk terhadap hukum adat yang kesemuanya itu memiliki korelasi cukup. Kata Kunci: pola ruang tradisional, perkembangan kawasan
Pola Perumahan Dan Pemukiman Desa Tenganan Bali
2012
Desa Tenganan merupakan salah satu desa adat Bali yang termasuk dalam tipeBali Aga merupakan perumahan penduduk asli Bali yang kurang dipengaruhi olehKerajaan Hindu Jawa. Lokasi perumahan ini terletak di daerah pegunungan yangmembentang membujur di tangah-tangah Bali, sebagian beralokasi di Bali Utara danSelatan. Bentuk fisik pola perumahan Bali Aga dicirikan dengan adanya jalan utamaberbentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka milik komunitas dan sekaligussebagai sumbu utama desa. Pola pemukiman masyarakat desa Tenganan hingga kinimasih terus dipertahankan dan menjadi suatu objek wisata budaya di Pulau Bali.
Pranatacara Bhumandala: Jurnal Riset Planologi
This study aims to compare the pattern of residential space and the characteristics of traditional yard pattern in Tenganan Pegringsingan village with Tenganan Dauh Tukad village This research is important to do to make a contribution in the field of regional and urban planning, especially in understanding the comparison of settlement patterns in traditional Balinese traditional villages. The research method used in this thesis is a deskriftif comparative research method. Comparative research method is research that compares two or more symptoms, where in studying it requires primary data or field research as well as secondary data or library materials. The results showed that the Tenganan Pegringsingan Traditional Village and the Tenganan Dauh Tukad Traditional Village have relatively similar settlement space patterns and yard pattern characteristics, there is only a slight difference, one of which is the concept of hulu teben. The concept of hulu teben Traditional Village of Tenga...
2016
ABSTRAK Bagi masyarakat adat di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, keberadaan sebuah kearifan lokal yang berupa aturan adat atau “awig-awig” memiliki peranan yang begitu besar dalam melakukan pengelolaan hutan setempat. Hal ini terbukti dengan masih terjaganya kelestarian hutan hingga saat ini. Masalah yang muncul adalah bahwa eksistensi “awig-awig” yang telah diwariskan sejak abad ke-11 tidak hanya ditentukan oleh adanya pengakuan dari masyarakat adatnya sendiri namun juga oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang melingkupi “awig-awig” dalam melaksanakan fungsinya.Tujuan penelitian adalah mengkaji sejauhmana efektivitas pelaksanaan kearifan lokal serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas pelaksanaannya dalam pengelolaan hutan di wilayah penelitian. Lebih lanjut penelitian bertujuan menemukan konsep persepsi masyarakat terhadap efektivitas kearifan lokal. Konsep tersebut menjadi dasar dalam menyusun strategi pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal.Metode yang...
2021
Pergesekan antara adat dan pariwisata menjadi salah satu masalah yang mengakar di Indonesia. Namun, hal tersebut dapat diatasi oleh masyarakat adat Bali Aga di Tenganan Pegringsingan Bali. Berangkat dari dinamika sejarah yang membentuk mereka hingga saat ini, masyarakat disana masih memegang teguh tradisi budayanya sebagai pedoman hidup di samping menjalankan sektor wisata. Mampu bersaing di tengah masifnya atmosfer pariwisata dengan identitas khusus yang melekat dalam kehidupan budaya masyarakatnya. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis proses sejarah dan dinamika masyarakat Desa Tenganan, mengidentifikasi ragam adat tradisi masyarakat tersebut, menganalisis kemampuan resiliensi masyarakat menghadapi wisata di tengah pusaran pariwisata Bali, serta menyajikan bentuk resiliensi dari masyarakat adat tersebut dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penulisan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode penulisan sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan sej...
Eksistensi Perkawinan Endogami di Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem
Jurnal Konstruksi Hukum
Bali is an area that has its own uniqueness and traditions in each village, including marriage. The traditional village of Tenganan has different characteristics and traditions from other villages, namely that the marriage system must be endogamous. This study aims to explain the status of village manners for men who marry women from outside Tenganan Village and to find out the customary sanctions for men who marry women from outside Tenganan Village. The research was designed with empirical legal research, with a sociological juridical approach, a statutory approach. The data used are primary data and secondary data. The research location is in the Tenganan Traditional Village, Manggis District, Karangasem, Bali. Data obtained using non probability sampling techniques, observations, interviews. Furthermore, the data is processed and analyzed descriptively qualitatively. The results showed that marriages between men from Tenganan Village and women from outside Tenganan Village who c...
Storynomics Tourism: Kualitas Wisata Desa Tenganan Pegringsingan
C U L T O U R E : Culture Tourism and Religion, 2021
Folklore is an oral tradition that lives in collective memory and is spread orally. Folklore that is spread in the community is a legacy of past empirical knowledge through a very long process including trial and error. The coexistence of oral traditions with the inheriting communities is still closely intertwined, as is the case in Tenganan Pegringsingan Village. Tenganan has a different cultural system from other areas in Bali. Tenganan is a living laboratory which in its use always gives new nuances in the midst of scientific developments. The existence of an oral tradition (storynomics) in Tenganan Pegringsingan is the main attraction as a supporter of sites and rites that are well known nationally and internationally. The strong oral tradition attached to the site and rites makes Tenganan Pegringsingan one of the tourist attractions based on local wisdom that is typical of Tenganan Pegringsingan. This paper will raise the romantic side between oral tradition and tourism which is currently being developed into a new study, namely the study of tourism literature. The results achieved in this study are that the Tenganan Pegringsingan oral tradition greatly contributes to tourist attractions and with the existence of tourism, the Tenganan Pegringsingan community is consciously obliged to preserve their oral tradition.
Interaksi Kekuasaan Adat dan Negara dalam Perspektif Masyarakat Bali Kuno Tenganan Pegringsingan
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)
Bali memiliki bentuk pemerintahan desa yang unik dan kompleks. Selain ada dua bentuk desa yaitu desa dinas (menangani urusan administrasi formal) dan desa adat (menangani urusan dengan adat, agama, dan budaya), ada juga desa Bali Kuno yang memiliki sistem pemerintahan yang relatif otonom dari intervensi kekuasaan negara. Artikel ini membahas bagaimana desa Bali Kuno Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali, dalam mempertahankan otonominya dan melakukan negosiasi dengan regulasi pemerintahan. Kajian difokuskan pada dampak dari regulasi pemerintah pusat dan daerah seperti UU Desa 6/2014 dan Perda Provinsi Bali 4/2019 tentang desa adat di Bali. Data diambil dari studi etnografi yang dilakukan dari dua kali penelitian lapangan tahun 2003 dan 2010. Kajian ini menyimpulkan bahwa Desa Tenganan Pegringsingan melakukan negosiasi terus-menerus sebagai bentuk penguatan identitas dan mengharmoniskan hubungan formal dengan negara melalui pemerintah daerah. Artikel ini berkontribusi da...