LAPORAN KARTOGRAFI DASAR ACARA III (original) (raw)

ACARA III SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Kehidupan sehari-hari banyak dijumpai berbagai proses alam maupun buatan manusia yang melibatkan larutan. Kita dapat menemukan sifat koligatif larutan, misalnya saat kita memasak, air biasa akan lebih cepat matang/menguap daripada kita memasak sayuran. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh sifat koligatif larutan. Larutan merupakan sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut, contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Sifat koligatif larutan dibedakan menjadi empat macam, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Sifat koligatif larutan pertama kali di teliti oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya Raolt melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut, misalnya benzena dan asam asetat yang jika dilarutkan ke dalam air titik beku larutan akan turun. Larutan merupakan campuran homogen yang mempunyai sifat fisis berbeda-beda dengan pelarut dan zat terlarutnya. Informasi tentang besar kenaikkan titik didih larutan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan BM zat non volatile yang terlarut. 2. Tujuan Praktikum

MANAJEMEN AKTIF KALA III

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.

ACARA III

Emulsi adalah suatu disperse atau suspensi suatu cairan dalam cairan lain, yang molekul-molekul kedua tersebut tidak saling berbaur tapi saling antagonis. Suatu emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika, terdiri dari 2 fase cairan yang saling tidak bercampur (minyak dan air), dimana salah satunya terdispersi sebagai globula (fase terdispersi) di dalam cairan lainnya (fase pendispersi/kontinyu), yang distabilkan oleh substansi ketiga yang disebut sebagai emulsifier/pengemulsi. Dalam pengklasifikasiannya berdasarkan fase terdispersinya, emulsi dibedakan menjadi 3 yakni "oil-in-water" (O/W) dimana bola-bola minyak terdisperi di dalam air. Globula-globula minyak merupakan fase terdispresi/diskontinyu, sedangkan medium air tempat globula minyak berada merupakan medium pendispersi sebagai fase pendispersi/kontinyu. Emulsi tipe ini akan terbentuk jika fase air nya sebesar 45% dari berat total dan emulsifier yang digunakan adalah jenis hidrofilik. Contoh produknya antara lain: mayonnaise, susu, dan es krim. Tipe kedua adalah "water-in-oil" (W/O) dimana bola-bola air terdispersi di dalam minyak. Globula-globula air merupakan fase terdispersi/diskontinyu, sedangkan minyak tempat globula air berada merupakan fase pendispersi/kontinyu. Emulsi tipe ini akan terbentuk jika fase minyaknya sebesar 45% dari berat total dan emulsifier/pengemulsi yang digunakan adalah jenis lipofobik. Contoh produknya antara lain: keju dan margarine.