KAJIAN DIMENSI EKSTRA DAN APLIKASINYA PADA EFEK CASIMIR (original) (raw)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN EKSPOR JASA

Land in Batang Pelepat watershed were generally cultivated for rubber farming. The objectives of this research are to identify characteristics of rubber farming systems types and analysis their effect on farmer's income. This research was carried out by survey method and data were analyzed using descriptive analysis. The results of the research showed that rubber farming systems in Batang Pelepat watershed were not able to fulfill indicators of feasible income.

KAJIAN PERBANDINGAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI CAMPURAN AC-WC GRADASI KASAR DENGAN CAIRAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN BENSIN

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah perbandingan kadar aspal hasil ektraksi dan perbandingan kadar pori dan filler sebelum dan sesudah ektraksi, pada campuran Asphalt concrete-wearing coarse (AC-WC) bergradasi kasar sesuai dengan speksifikasi 2010 revisi 2. Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan cara ektraksi menggunakan alat centrifuge extractor pada tiga benda uji yaitu benda uji yang berasal dari AMP, campuran aspal yg berasal dari belakang mesin Asphalt Finisher dan hasil pemadatan yang diambil menggunakan Coredrill dengan menggunakan pelarut bensin. Penelitian ini meliputi pengujian kadar aspal, analisa berat jenis dan penyerapan Air sebelum dan sesudah Ektraksi.Berdasarkan hasil penelitian Persentase hasil ekstraksi kadar aspal dari ke 6 benda uji dari masing-masing sampel didapat nilai rata-rata yaitu dari AMP, finisher,dan coredrill adalah 5,51%, 5,46%, 5,34%. Dengan deviasi rata-rata sebesar 0,12 % dari kadar aspal JMF 5,56%. Kadar pori setelah ektraksi mengalami penurunan dari nilai kadar pori JMF benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 1,062%, 0,823%, 0,878%, dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dengan nilai rata-rata kadar pori untuk benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 0.673%, 0,667%, 0,602% dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dan nilai filler setelah ektraksi mengalami peningkatan dari nilai filler pada JMF dengan nilai rata-rata deviasi sebesar 1,07 %. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut bensin, dapat disimpulkan bahwa kadar aspal (KA): KA JMF < KA AMP < KA Saat penghamparan < KA Hasil Core, Nilai kadar Pori (KP) hasil ekstraksi sebagai berikut: KP JMF < KP AMP < KP Saat penghamparan < KP Hasil Core, dan Kadar filler menjadi bertambah setelah di ekstraksi. Ini membuktikan bahwa aspal masih meresap kedalam pori, dan tidak semuanya terekstraksi secara sempurna. Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan untuk menggunakan pelarut yang mempunyai oktan lebih tinggi. Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga No.17/SE/Db/2012 tanggal 21 November 2012 perihal penyampaian buku dokumen pengadaan pekerjaan fisik spesifikasi umum 2010 (revisi 2) untuk pekerjaan konstruksi (pemborongan) jalan dan jembatan. Terdapat perbedaan mendasar antara spesifikasi umum tahun 2006 dengan spesifikasi umum tahun 2010 revisi 2 (dua) tersebut yaitu pada poin dasar pembayaran dan menjelaskan mengenai benda uji hasil (core drill) tidak boleh digunakan untuk pengujian ektraksi. Uji ektraksi harus dilakukan menggunakan benda uji campuran beraspal gembur yang diambil di belakang mesin penghampar dan setelah dilakukan ekstraksi kadar aspal terjadi kehilangan kadar aspal (kadar aspal dilapangan tidak sesuai atau kurang dari kadar aspal JMF, akibatnya menjadi permasalahan dalam pengujian kadar aspal. Bensin yaitu campuran berbagai hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude Oil). Pada penelitian ini penulis menggunakan bensin sebagai pelarut ekstraksi kadar aspal karena bensin mudah ditemukan dilapangan sehingga memudahkan dalam melaksanakan pengektraksian. Untuk penelitian ini, penulis akan menguji ektraksi campuran aspal (AC-WC) gradasi kasar, dengan menggunakan agregat yang berasal dari quarry Solok-Sumatera Barat.

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER KEJADIAN HUJAN EKSTRIM MEMANFAATKAN CITRA RADAR, SATELIT DAN MODEL WRF (Studi Kasus : Tanggal 20 April 2014 di Kota Bengkulu

Pada tanggal 20 April 2014 telah terjadi kejadian cuaca ekstrim yang berupa hujan lebat disertai petir di kota Bengkulu. Menurut hasil catatan penakar hujan Hilman di Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu, hujan ringan dimulai pada pukul 14.40 UTC selama sepuluh menit, kemudian dilanjutkan oleh kondisi hujan lebat disertai petir dari pukul 18.10 s/d 21.00 UTC. Kondisi ini menyebabkan beberapa tempat di wilayah rawan banjir di Kota Bengkulu tergenang air. Dengan mengacu pada data curah hujan yang terukur pada penakar hujan dan memanfaatkan data penginderaan citra radar dan satelit serta kajian dari bentuk permodelan WRF (Weather Research and Forecasting) dilakukan analisis kejadian hujan ekstrim untuk mengetahui intensitas curah hujan dan dinamika atmosfer pada saat itu. Metode yang dilakukan dengan menganalisis hasil produk radar BMKG Bengkulu, serta hasil citra satelit MTSAT (Multi-functional Transport Satellite) yang diolah menggunakan SATAID (Satellite Animation and Interactive Diagnosis) memanfaatkan beberapa macam kanal dan analisis dari hasil permodelan WRF. Hasil penelitian dan analisis menunjukan bahwa telah terjadi kejadian cuaca ekstrim berupa hujan lebat yang dibuktikan dengan pengkuran 29.2 mm/ jam pada 20.00 UTC dan 33.3 mm/jam pada 21.00 UTC (Kategori BMKG-hujan sangat lebat > 20 mm/jam) dan curah hujan tanggal 20 April 2014 terukur 104.0 mm/hari (Kategori BMKG-hujan sangat lebat > 100 mm/hari), serta analisis citra radar dan satelit menunjukan adanya pertumbuhan dan sebaran awan cumulonimbus yang signifikan di wilayah kota Bengkulu.

LANJUTAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENGEMBANGAN KARIR

INDAH PERMATA SARI, 2024

Walgito (2004) menyatakan bahwa individu yang matang secara emosional mampumengendalikan emosi, berpikir dengan matang, objektif, serta berperilaku baik. Orang dengan kematangan emosi akan lebih tenang, tidak tergesa-gesa dalam bertindak, dan mampu mengontrol emosi sehingga tidak bereaksi berlebihan terhadap rangsangan. Aspek-aspek kematangan emosi meliputi: kemampuan mengenali emosi, menerima kondisi diri dan lingkungan secara objektif, berpikir rasional, mengendalikan emosi, dan menunjukkan respons emosional yang tepat.

STUDI KASUS KAWASAN PESISIR EKOSESONOCITRO

Ekosesonocitro, 2023

Kawasan pesisir adalah peralihan antara ekosistem daratan dan laut yang ditentukan 12 mil batas wilayah ke perairan dan batas kabupaten/kota ke arah pedalaman. Kawasan pesisir mempunyai peranan penting bagi pembangunan dan masyarakat Bali. Dari aspek ekonomi wilayah pesisir dan laut daerah Bali menyediakan sumber daya alam dan jasa-jasa yang berperanan penting dalam menunjang pembangunan. Salah satu yang menjadi permasalahan kawasan pesisir di Bali adalah berkurangnya Kawasan Konservasi Pesisir. Berkurangnya kawasan konservasi pesisir akan berpengaruh bagi kondisi masyarakat dan lingkungan di Bali.

EKSTRUSI DAN DISTILASI

A. DISTILASI Distilasi adalah pemisahan komponen campuran cairan yang lebih mudah menguap dengan panas. Uap yang kaya dengan senyawa mudah menguap dikondensasi untuk