Perilaku Pemilihan Moda Transportasi Pekerja Komuter: Studi Kasus Jabodetabek (original) (raw)
Related papers
Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Komuter di Jabodetabek Menggunakan Moda Transportasi Utama
Warta Penelitian Perhubungan
Permasalahan di kota besar dan megapolitan, seperti Jabodetabek antara lain masalah transportasi, terutama kemacetan yang dapat mengakibatkan tingkat produktivitas pekerja komuter rendah dan biaya ekonomi tinggi.Terjadinya kemacetan antara lain disebabkan oleh perilaku masyarakat dalam memilih mode transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi pekerja komuter di Jabodetabek menggunakan modatransportasi utama ke tempat kerjanya, dengan mengolah dan menganalisis row data Survei Komuter di Jabodetabek yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2014 dan dilengkapi dengan data sekunder lainnya. Analisis data dilakukan dengan metoda tabel silang dan regresi logistik multinomial. Hasil penelitian menunjukan bahwa:umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerja, rata-rata penghasilan, jarak dan lama perjalanansertabiaya transpotasi berpengaruh terhadap pemilihan mode transportasi, kecuali bagipekerja komuter berstatus sebagai pekerjamandiri yang menggunakan ...
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications, 2019
The BPS noted that commuters in Jabodetabek had increased by 400 thousand people from 2001 to 2014. The BPS also recorded that around 81,3% of the commuters in Jabodetabek were workers. A growing number of commuter workers in Jabodetabek makes transportation is very important to support the connection of suburban area and workplace in Jakarta. The result showed that 73% of the commuter workers used private transportation, 19% used ground public transportation and the rest of commuter workers used train. This research use Jabodetabek Commuter Survey 2014 as the main source data to shed light on how socioeconomic factors and spatial attributes affect the selection of a primary mode of transportation for commuter workers. Using multilevel multinomial logistic regression, the result confirm that the age, sex, marital status, ownership of vehicle, travel distance and time have a significant effect in explaining train choice. Furthermore, the result also showed that the age, sex, marital ...
Fondasi : Jurnal Teknik Sipil
INTISARI Peningkatan jumlah mahasiswa terutama mahasiswa yang menggunakan kendaraan, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum tampaknya menyumbang kepadatan dan kemacetan lalu lintas. Penyelesaian permasalahan transportasi yang terjadi dapat dilakukan adalah dengan mengetahui karakteristik mahasiswa dalam melakukan pergerakan perjalanan, terutama dalam hal pemilihan moda transportasi yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karaketeristik mahasiswa Fakultas Teknik UNTIRTA dalam memilih moda transportasi dengan atribut biaya perjalanan, waktu perjalanan, kenyamanan pelayanan, dan keselamatan keamanan dengan metode Stated Preference dan analisa statistik menggunakan SPSS versi 25. Karakteristik responden pada penelitian ini mayoritas adalah laki-laki dan mayoritas responden memiliki SIM dan kelengkapan surat lainnya serta kepemilikan kendaraan 1 sampai 4 unit kendaraan. Pada pengolahan data, peneliti melakukan uji Korelasi, Linearitas, Uji F dan Uji T dan Regresi Logit Multinomial. Pengujian Analisis Regresi Logistik Multinomial berdasarkan atribut responden dan Analisis Regresi Logistik Multinomial berdasarkan atribut moda menghasilkan konstanta tertinggi bernilai 0,185 dimana hal tersebut meyatakan bahwa probabilitas kendaraan pribadi lebih tinggi di bandingkan kendaraan umum dan menunjukan keterkaitan antara atribut responden dan atribut moda.
2017
Perpindahan ibu kota sementara dari Ternate ke Sofifi telah menyebabkan tingginya permintaan jasa transportasi penyeberangan dua pulau tersebut. Sehingga tentunya akan menambah jadwal operasi penyeberangan. Hal ini disebabkan karena kondisi sarana dan prasarana yang tidak berubah yang akan berpengaruh pada pelayanan kepada masyarakat. Faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan merupakan indikator utama dalam pemilihan transportasi penyeberangan yang dilatarbelakangi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat. Faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan merupakan indikator utama dalam pemilihan transportasi penyeberangan yang dilatarbelakangi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai status sosial ekomoni terhadap pemilihan transportasi penyeberangan Ternate – Sofifi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifiksi karakteristik penggunaan moda, menganalisa pengaruh faktor status sosial ekonomi, mengidentifikasi dan menyusun arahan perbaikan pel...
Journal of Regional and Rural Development Planning, 2019
There are several types of non-permanent mobility which are generally related to location difference between places of residence and places of work. Non-permanent mobility consists of commuting, circular, and seasonal migration. Commuting is a type of non-permanent mobility where a person works in a different place from his residence, he/she leaves in the morning and returns in the afternoon or evening every day. Circular is a type of non-permanent mobility where a person lives in a workplace (which is different from his place of residence) for less than three months but more than one day. Whereas seasonal migrantion is a type of non-permanent mobility where the person lives in the workplace (destination area) between 3 and 6 months. This study aims to identify the probability of public transportation use by workers, both as movers and stayers, in ten metropolitan regions in Indonesia, namely Mebidang (Medan metropolitan area), Palapa (Padang metropolitan area), Patungraya Agung (Pa...
Model Pemilihan Moda Transportasi Angkutan Dalam Provinsi
2017
Adanya kompetisi antara taksi gelap dan bus menjadi dasar penelitian ini dibuat. Pertimbangan perilaku pelaku perjalanan begitu bervariasi dalam pemilihan kedua moda tersebut. Oleh karena pelaku perjalanan, terkait dengan kondisi, karakteristik, dan kehandalan dari moda yang bersangkutan.Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perilaku pelaku perjalanan, agar dapat diketahui diketahui karakteristik pelaku perjalanan, kemudian diperoleh suatu model yang dapat menjelaskan pemilihan moda. Penelitian ini menggunakan metode Stated Preference, kemudian diolah dengan bantuan aplikasi Ms. Excel dan SPSS 17.Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh karakteristik pelaku perjalanan, yakni pengguna moda lebih banyak didominasi oleh Pria, pengguna moda lebih banyak dari kalangan usia < 24 tahun, pengguna moda lebih banyak tamatan SMA, pengguna moda lebih banyak didominasi oleh Mahasiswa, pengguna moda lebih banyak yang belum berpenghasilan, pengguna moda lebih banyak memiliki satu unit sepeda m...
Kajian Tentang Angkutan Kereta Api Jabodetabek
astonjadro, 2014
Kereta api sebagai sarana transportasi massal masih sangat diperlukan mengingat bahwa volume laulintas perjalanan orang dari daerah sekitrar menuju Jakarta sangat tinggi. Hal ini mempunyai nilai strategis yang tinggi pula mengingat suatu penilaian manfaat dan kebutuhan untuk memberikan layanan yang baik dan bagus. Agar subsidi pemerintah tepat sasaran maka diperlukan regulasi pengetatan pentarifan dan pelayanan jasa angkutan kereta api. Pengelolaan transportasi massal harus memberikan ruang lingkup yang cukup bagi pemerintah untuk mengatur dan mengambil keputusan. Keberhasilan operasional jasa kereta api tidak terlepas dari sikap mental dan ketegasan penyedia jasa yang terlibat didalamnya.
Jurnal Teknik & Teknologi Terapan
Kawasan Sub-Urban merupakan penyumbang kepadatan di Jakarta, salah satunya adalah Kota Bekasi. Sebanyak 53% penduduk Kota Bekasi, komuter di Jakarta yang didominasi oleh pengguna kendaraan pribadi. Koridor Jakarta - Bekasi saat ini dilayani oleh moda jalan raya dan kereta api. Moda jalan raya meliputi beberapa pilihan yaitu sepeda motor, mobil pribadi, angkutan umum, Angkutan Perbatasan Terpadu Busway (APTB). Moda kereta dilayani oleh Kereta / KRL. Dalam waktu dekat LRT yang melayani koridor Jakarta-Bekasi akan beroperasi, dipilih LRT tersebut karena dinilai lebih mudah diintegrasikan dengan moda transportasi lain, seperti MRT dan KRL. LRT lintas layanan Jakarta-Bekasi memiliki panjang 18,5 km dan melewati 6 lokasi stasiun. Stasiun tersebut berlokasi di Cawang, Jatibening Baru, Cikunir1, Cikunir2, Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Penelitian ini menggunakan data Stated Preference (SP), penelitian ini mengkaji persaingan antara mobil pribadi dan LRT. Saat LRT beroperasi, diperkirakan ca...
Analisis Pemilihan Moda Transportasi Mahasiswa Universitas Jember Menuju Kampus
Bentang, 2022
Penggunaan moda transportasi pribadi menuju kampus Tegal Boto Universitas Jember mengalami peningkatan sehingga berpotensi meningkatkan volume kendaraan pribadi. Peningkatan volume kendaraan pribadi akan menimbulkan kemacetan apabila tidak diatur dengan baik. Untuk itu, diperlukan analisis terkait pemilihan moda transportasi mahasiswa guna mengetahui kecenderungan mahasiswa terhadap pemilihan moda transportasi. Hasil studi ini nantinya dapat menjadi langkah awal dalam perbaikan sarana transportasi di area sekitar kampus Tegal Boto Universitas Jember. Analisis faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan moda transportasi akan dilakukan pada studi ini. Selain itu, prioritas pemilihan moda transportasi yang digunakan mahasiswa menuju kampus Tegal Boto Universitas Jember juga akan diketahui. Data penelitian akan didapatkan dari kuesioner dan dokumen Universitas Jember. Selain itu, data akan dianalisis memakai Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis AHP didapatkan bahwa faktor yang mendominasi pemilihan moda transportasi mahasiswa menuju kampus Tegal Boto Universitas Jember adalah faktor waktu (33%). Sementara moda transportasi yang menjadi prioritas mahasiswa adalah sepeda motor (32,7%). Pemilihan moda sepeda motor memiliki persentase paling besar karena didasari pertimbangan faktor waktu. Mahasiswa membutuhkan moda transportasi yang memiliki fleksibilitas tinggi seperti sepeda motor sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kampus menjadi lebih singkat. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP); faktor pemilihan moda; pemilihan moda ABSTRACT The use of private transportation modes to the Tegal Boto campus, Jember University has increased. The increase in the volume of private vehicles will cause congestion if it is not regulated properly. Therefore, an analysis related to the selection of student transportation modes is needed to determine the tendency of students to choose transportation modes. The results of this study will be used as a first step in the improvement of transportation facilities in the area around the Tegal Boto campus, Universitas Jember. Analysis of the factors that influence students in choosing the mode of transportation will be carried out in this study. In addition, the priority of choosing the mode of transportation used by students to the Tegal Boto campus, Jember University will also be known. Research data will be obtained from questionnaires and documents from the University of Jember. The data will be analyzed using the Analytical Hierarchy Process (AHP). The results of the AHP analysis show that the factors that dominate the choice of student transportation modes to the Tegal Boto campus, Jember University are the time factor (33%). Meanwhile, the student's priority modes of transportation are motorbikes (32.7%). The choice of motorcycle mode has the largest percentage due to it is based on consideration of the time factor. Students need transportation modes that have high flexibility such as motorbikes so that the time needed to reach campus is shorter.