Implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kota Palu (original) (raw)
Related papers
Implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi ditinjau dari empat aspek implementasi dari model yang dikembangkan Edwards, yaitu faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi sejumlah hal pokok terkait implementasi kebijakan pariwisata di Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Banyuwangi berjalan dengan baik dengan menyisakan sejumlah problem. Penelitian ini juga menyimpulkan model kebijakan pariwisata yang ideal diterapkan adalah pariwisata berbasis masyarakat. Sejumlah faktor penghambat yang bisa dipetakan adalah kurangnya sinergi (komunikasi) antar-stakeholder, kompetensi pelaksana kebijakan masih kurang, dan partisipasi masyarakat belum optimal. Adapun faktor pendukung kebijakan adalah komitmen pemimpin politik di daer...
Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata di Pulau Lombok
YUSTISIA MERDEKA : Jurnal Ilmiah Hukum, 2019
Lombok is one of the islands of West Nusa Tenggara province with enormous tourism potential, from nature, beaches and culture. So that if this is developed properly it will bring prosperity to the Lombok people in particular and NTB in general. Tourism development policies have not been widely felt to bring effects to welfare to the community. The purpose of this study is to provide an overview of policies and implementation of tourism development policies on tourism on the island of Lombok. Data was collected by observation and interviews. From these data, then analyzed descriptively qualitatively, the data formed becomes a description that describes a situation or event described. Based on the results of the analysis of tourism development policies in Lombok island, it is inseparable from the four tourism pillars contained in regional regulations, namely tourism, marketing, industry and institutional development. The implementation of the policy has not maximally affected the welf...
Model Bisnis Kawasan Strategis Pariwisata Kota Palu Sulawesi Tengah
Transparansi Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 2018
Palu city is the capital city of Central Sulawesi province bordering with Gorontalo Province. Indigenous people who inhabit the city of Palu is a community of Kaili tribe. Palu City was selected as a Special Economic Zone (KEK) for eastern Indonesia and consists of industrial zone, logistics zone and export processing zone. When viewed from the tourism business, there are several famous destinations such as Sibili Lake, Banua Mbaso, Hanging Bridge, Mosque 'Apung' Argam Bab Al Rahman, and Sis Al Jufrie.The method used by writer is qualitative with inductive data analysis. The results found that the city of Palu has shown passion in the field of tourism. Palu City presents a variety of new tourist destinations including natural attractions, culinary tours, and cultural tourism. For example Cars Tusuk Satay, Palu Bay, Four Palu Bridge, Solar Eclipse Monument, Nusantara Pavilion, and Palu Nomori Inscription. Then the tourists need to be given free space to satisfy the needs duri...
Revitalisasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Dalam Menghadapi Pendemi COVID-19 DI Kota Bima
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana revitalisasi kebijakan pengembangan pariwisata dalam menghadapi pentebaran pendemi Covid-19 di Kota Bima.Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian ini dilakukan di Dinas pariwisata Kota Bima dan daya tarik wisata di Kota Bima.Tahapan pengumpulan data adalah denganobservasi, wawancara berstruktur, dan studi kepustakaan.Sedangkan Tehnik Analisis data yang dipergunakan meliputi Analisisdata kualitatif merujuk model interaktifkoleksi data atau pengumpulan data denganmenggunakan analisis data yakni: 1)pengumpulan data lapangan; 2) mereduksidata; dan 3)menarik kesimpulan dan melakukanverifikasi data secara berinteraktif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa revitalisasi destinasi wisata kota bima,mencakup : Destinasi Lawata sebagai wisata bahari dan wisata Kuliner, Destinasi Kolo juga sebagai wisata bahari dan Kuliner, Destinasi Pundunence sebagai wisata pegunungan, Destinasi Ncai Kapenta...
Implementasi Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten Pangandaran
Responsive
Artikel ini ditulis untuk menjelaskan faktor dominan yang mempengaruhi implementasi kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten Pangandaran. Masalah difokuskan pada implementasi kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten Pangandaran. Untukmenyelesaikanpermasalahandalam penelitian inidigunakan teori dari (Grindle, 1980). Data sekunder dan data primer dikumpulkan melalui studi literatur dan wawancara dan dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa belum efektifnya implementasi kebijakan pembangunan destinasi pariwisata daerah Kabupaten Pangandaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam konten kebijakan (Content Policy).
Strategi Pengembangan Pariwisata DI Kabupaten Pati
Journal of Public Policy and Management Review, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif strategi bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Pati. Proses penelitian ini dimulai dengan medentifikasi dan menganalisis nilai-nilai strategis, lingkungan internal dan eksternal serta faktor-faktor pendukung dan penghambat. Proses selanjutnya yaitu menetapkan isu-isu strategis menggunakan teknik analisis SWOT dan merumuskan strategi pengembangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Peneliti akan menggambarkan tentang keadaan di lapangan dan mengajukan sebuah strategi pengembangan sebagai bahan rekomendasi bagi Pemerintah Daerah. Teknik yang diambil dalam penelitian ini adalah metodologi purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil beberapa obyek wisata, kemudian memasukkan unsur-unsur tertentu sehingga dapat memperoleh informasi yang benar dan mendalam. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan juga diperoleh dengan teknik purposive sampli...
Pemetaan Tata Kelola Pengembangan Pariwisata
2021
Pengembangan pariwisata yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik, khususnya untuk masyarakat setempat. Masyarakat yang tinggal kawasan pariwisata Pongkor masih berada dalam kondisi sosial ekonomi yang rendah, sehingga pengembangan pariwisata Pongkor dengan baik dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tata kelola pengembangan pariwisata di Kabupaten Bogor, khususnya untuk memetakan kondisi pengelolaan pariwisata Geopark Pongkor dengan menggunakan analisis SWOT. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (kuantitatif-kualitatif). Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Responden penelitian terdiri dari 25 anggota Badan Pengelola Kawasan Geopark Pongkor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola pengembangan pariwisata Geopark Pongkor dikategorikan sangat baik. Dilihat dari analisis SWOT, kekuatan pe...
2015
Potensi pariwisata di Kabupaten Bogor harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan program pengembangan pariwisata yang diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan wilayah serta menyebarnya tempat pariwisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Teori yang digunakan adalah teori implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn karena hasil atau kinerja kebijakan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: standar dan sasaran tertentu; sumber daya; komunikasi antar organisasi; karakter birokrasi pelaksana; sikap pelaksana; kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan unit analisis yaitu implementors (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan sampel diambil secara purposif sebanyak 18 orang pejabat struktural) dan sasaran kebijakan (pengelola tempat-tempat wisata dengan sampel pengelola pribadi, instansi pusat/daerah, perusahaan, dan masyarakat/yayasan). Berdasarkan hasil analisis, pelaksanaan pembangunan bidang ke...
Pengembangan Wisata Kota Pariwisata Masa Depan Indonesia
Mengembangkan pariwisata di perkotaan adalah usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran, dan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi di perkotaan. Pengembangan pariwisata apapun jenis dan namanya memerlukan fungsi pengelolaan yang kreatif dan inovatif berdasarkan atas perencanaan yang matang, konsisten, dan evaluasi yang terukur serta konstruktif. Pembangunan wisata kota adalah pembangunan yang terintegrasi dan holistik yang akan mewujudkan kepuasan semua pihak. Secara nyata, sebagaian besar kota-kota di Indonesia layak untuk dikembangkan sebagai kota wisata ataupun wisata kota jika dilihat dari beberapa komponen yang menjadi karakter sebuah kota. Komponen-komponen tersebut adalah adanya balai kota, kawasan jalan yang bermakna mitos dan nostaliga, monumen kota yang bermakna historis, kuliner khas kota, kampus atau universitas, mall atau pusat perbelanjaan, pasar tradisional, alunalun, taman kota, museum kota, pasar malam, dan sumberdaya lainnya. Untuk dapat menjadikannya sebagai produk wisata, diperlukan integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik kota, aspek transportasi, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan aspek kelembagaan berupa atribut sumberdaya manusia, sistem, dan kelembagaan terkait lainnya. Kota sebagai pusat bisnis merupakan centrum dari akvitas para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara memerlukan pengelolaan dan penataan. Penataan yang mendesak untuk dilakukan adalah penataan sentra bisnis masyarakat lokal, penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya, penataan daerah atraksi wisata baik yang given/alamiah maupun man-made/buatan dapat diarahkan pada kawasan rural atau countryside.