Regulasi emosi dan perilaku cyberbullying pada remaja awal (original) (raw)
Related papers
Regulasi Emosi Dan Perilaku Cyberbullying Pada Remaja
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi)
Remaja merupakan pengguna media sosial yang aktif dan rentan mengalami atau melakukan tindakan cyberbullying. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan cyberbullying salah satunya kemampuan meregulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku cyberbullying pada remaja.. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara regulasi emosi dengan perilaku cyberbullying. Metode pengumpulan data menggunakan Skala regulasi emosi dan Skala perilaku cyberbullying. Penelitian ini menggunakan teknik analisisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Berdasarkan hasil analisis data menghasilkan nilai korelasi sebesar (r) = -0.247 (p < 0,027). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara regulasi emosi dengan perilaku cyeberbullying. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Hubungan Antara Regulasi Emosi Dan Perilaku Cyberbullying Pada Remaja
2020
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA REMAJA Deviani Risyana Deviani Risyana ABSTRAK Teknologi yang semakin pesat, banyak membawa dampak positif, namun juga membawa dampak yang negatif seperti menjadi tempat untuk mengintimidasi seseorang seperti mengirikan pesan melalui kata, gambar, maupun vidio yang menyerang yang disebut juga dengan cyberbullying. Salah satu faktor penyebabnya ialah regulasi emosi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku cyberbullying. Peneliti menggunakan subjek penelitian sebanyak 305 remaja dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa skala psikologi yang disusun sendiri oleh peneliti, yaitu skala perilaku cyberbullying dan skala regulasi emosi. Analisis data pada penelitian ini mengunakan teknik uji korelasi nonparametrik dari Spearman’s melalui program SPSS 25.0 for windows, diperoleh nilai koefisien korelasi (ρ) -0,468 dengan sig. (1-t...
Regulasi Emosi Dan Forgiveness Pada Remaja Korban Cyberbullying
Jurnal Psikologi Malahayati
ABSTRACT: EMOTION REGULATION AND FORGIVENESS IN CYBERBULLYING ADOLESCENCE VICTIM Forgiveness is related to the ability to control oneself and negative emotions in the form of hatred and desire to take revenge on those who have hurt. Emotion regulation needs to be done to eliminate negative emotions and replace them with positive emotions. This study aims to determine the relationship between emotion regulation and forgiveness in adolescent victims of cyberbullying. Participants in this study were 201 cyberbullying victims aged 11-22 years old. The method used is a survey through a questionnaire, using the Emotion Regulation Scale and Transgression-related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18). Data analysis was done through Spearman Rank correlation test. The results of the study indicates that there is a relationship between emotion regulation and forgiveness in adolescent victims of cyberbullying. Keywords: Adolescence, Emotion Regulation, Cyberbullying, Forgiveness Forgi...
Khazanah: Jurnal Mahasiswa
Perkembangan teknologi komunikasi memiliki dampak positif dan negatif, salah satu dampak negatifnya adalah perilaku perundungan siber di kalangan remaja Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan terkait solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku perundungan siber tersebut yang mana penelitian ini menawarkan solusi berupa regulasi emosi dan pemaafan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan atau library research dengan teknik analisis data deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa regulasi emosi dan pemaafan terbukti dapat mengurangi perilaku perundungan siber dengan mencegah, memprediksi, dan menghentikan terjadinya perilaku perundungan siber di kalangan remaja. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi dan pemaafan dapat dijadikan solusi untuk menghentikan perilaku perundungan siber di kalangnya remaja Indonesia. Kata kunci: regulasi emosi, pemaafan, perundungan siber
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi
Seiring pesatnya perkembangan teknologi internet saat ini dapat menimbulkan terjadinya praktik perundungan siber atau cyberbullying. Cyberbullying disebut sebagai praktik agresi yang dipraktikan setiap hari menggunakan teknologi internet bertujuan menyampaikan pesan negatif. Tindakan cyberbullying satu di antara faktor yang mempengaruhi yakni regulasi emosi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara regulasi emosi dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada remaja pengguna media sosial. Jenis penelitian ini ialah kuantitatif korelasional menggunakan skala cyberbullying dan regulasi emosi. Partisipan dalam penelitian ini berusia 15-18 tahun sebanyak 97 responden di Desa Pelemwatu, Gresik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai metode incidental sampling. Penelitian ini memakai google form guna memperoleh data. Teknik yang dipakai pada penelitian ini memakai uji product moment. Hasil penelitian terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dengan kecenderunga...
Pengaruh Cyberbullying Terhadap Emosi Remaja
Media Komunikasi FPIPS
Era revolusi industri 4.0 membawa dampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari, tak terkecuali remaja. Kehadiran media sosial dapat memberi dampak positif dan negatif bagi remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cyberbullying di media sosial terhadap emosi remaja. Paradigma yang digunakan adalah positivis dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji validitas, reliabilitas, korelasi, regresi linear sederhana, dan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh cyberbullying di media sosial Instagram terhadap emosi remaja. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan perhitungan t hitung pada variabel cyberbullying di media sosial sebesar 2,423 lebih besar dari t tabel yaitu 2,011. Korelasi yang ditunjukkan antara variabel cyberbullying di media sosial dengan emosi remaja adalah korelasi yang lemah de...
Regulasi Emosi dan Kelompok Teman Sebaya Pelaku Cyberbullying
2014
Technology that is getting more advanced has not only positive but also negative impacts. The number of cyberbullying cases keeps increasing as the use of information technology appliances grows. The subjects of this research were 7th and 8th graders of state junior high school “S”, who were 12-14 years of age and had been using information technologies for at least 2 years. The result of this research showed that peer group conformity and emotional regulation are related to the tendency in them of becoming cyberbulliers as demonstrated by the F value=106.078 and p<0.01 with an adjusted R-square value of 0.702 (70.2%). Separately, peer group conformity in teenagers has a positive correlation and has an effect with partial correlation value=0.603 and with an effective contribution=0.637. The variable of emotional regulation separately has a negative correlation and has no effect with partial correlation value=-0.092. Keywords: cyberbullying, emotional regulation, peer group confor...
Dampak Cyberbullying Pada Remaja
2020
Perkembangan jejaring sosial media sangat luar biasa, dengan akses yang sangat mudah dan lingkup pertemanan yang tanpa batas sehingga semua kalangan tanpa memandang status sosial mulai dari kalangan tua, muda, bahkan anak-anak begitu antusias dalam menggunakan media sosial khusunya dari kalangan remaja. Jejaring sosial juga dijadikan sebagai tempat mengeluarkan luapan emosi, dan tidak jarang juga untuk mengungkapkan kemarahan dalam bentuk cacian maupun hinaan yang sering disebut dengan cyberbullying. Tujuan penulisan mengetahui dampak cyberbullying pada remaja di media sosial. Metode yang digunakan adalah literatur review menggunakan artikel dan jurnal dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 yang didapat dari database elektonik Google Scholar. Hasil dari berbagai penelitian menunnjukkan bahwa cyberbullying pada remaja di media sosial memiliki dampak yang begitu besar yang mempengaruhi segala aspek kehidupan mulai dari aspek psikologis, fisik, dan juga sosial. Dampak cyberbullying yang dirasakan bukan hanya pada korban saja, melainkan pelaku, pelaku dan korban juga akan berdampak.
Perilaku Perundungan Maya (Cyberbullying) Pada Remaja Awal
2017
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian dan dampak perundungan maya pada remaja awal. Partisipan penelitian adalah 353 remaja (Laki-laki = 157; Perempuan = 196) dengan rentang usia 12-15 tahun. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup dan terbuka. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 275 responden (78%) mengaku pernah melihat perundungan maya, 76 responden (21%) pernah menjadi pelaku, dan 172 responden (49%) pernah menjadi korban. Pelaku banyak dilakukan dengan menggunakan media tulisan, suara, dan gambar. Adapun media online yang paling banyak digunakan adalah Facebook, SMS, dan Instagram. Bentuk perundungan maya yang dialami korban berupa ejekan, difitnah, diancam, dan dijadikan objek gosip. Pelaku merundung korban sekedar untuk bercanda, untuk balas dendam, dan karena dapat menyembunyikan identitas. Perundungan maya menyebabkan korban merasa marah, malu, tidak bisa konsentrasi belajar, ...