MORFOLOGI BAHASA ARAB: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KARYA-KARYANYA (original) (raw)
Related papers
KAJIAN MORFOLOGI DALAM BAHASA ARAB (Polemik dan Implikasi perubahan Makna dalam Al-Qur'an
Bahasa adalah kunci utama pengetahuan. Memegang kunci utama bahasa berarti memegang kunci jendela dunia. Sebab, sejuta pengetahuan, seribu peradaban yang tercipta semuanya ada dan terbahasakan, bahkan sejarah tidak akan berwujud sejarah jika tidak ada bahasa. Salah satu bahasa yang saat ini menjadi bahasa internasional adalah bahasa arab, selain bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Bahasa Arab adalah bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari agama Islam. Sebab, bahasa Arab merupakan kunci untuk menkaji sumber hukum Islam sekaligus dalam praktik beribadah pemluknya. Bahasa Arab mempunyai karakterisktik tersendiri baik dari gaya bahasa, lisan, tulisan, sitematik, maupun arbiter. Demikian pula rumpun ilmu bahasa Arab sangatlah banyak. Terdapat banyak rumpun ilmu yang dipelajari jika hendak
PENEKANAN ILMU MORFOLOGI DALAM BUKU TEKS BAHASA ARAB KURIKULUM BARU SEKOLAH MENENGAH
Abstrak: Kajian ini cuba mengenengahkan salah satu permasalahan berkaitan dengan kandungan pembelajaran subjek morfologi Arab, dalam buku teks Bahasa Arab Kurikulum Baru Sekolah Menengah (KBSM) kegunaan pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) di Malaysia. Buku teks merupakan faktor penting bagi menentukan keberkesanan aktiviti pembelajaran dan pengajaran dan seterusnya memastikan kejayaan sesuatu matlamat pendidikan. Dalam kajian ini penulis akan menganalisis kandungan ilmu morfologi yang ditulis di dalam buku teks bahasa Arab pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama bermula dari buku teks kegunaan pelajar tingkatan satu hingga tingkatan lima bagi Kurikulum Baru Sekolah Menengah (KBSM). Penilaian akan dibuat berdasarkan tiga kriteria sahaja iaitu kandungan persembahan dan latihan. Pengumpulan data-data tersebut dilakukan bagi mengetahui dan menilai kesesuaian isi kandungan ilmu morfologi yang ditulis untuk kegunaan pelajar. Adalah diharapkan agar dapatan kajian ini akan memberikan gambaran yang menyeluruh bagaimana ilmu morfologi ini didedahkan kepada pelajar dan berdasarkan analisis yang akan dibuat, penulis berhasrat untuk mencadangkan pendekatan yang sesuai berdasarkan ciri-ciri bahasa Arab yang berbeza daripada bahasa Melayu, dan mengikut tahap umur serta keperluan pembelajaran itu sendiri. Dapatan ini akan membantu pihak yang berkepentingan iaitu Kementerian Pelajaran, penulis buku teks, guru-guru dan para pelajar sendiri dalam usaha meningkatkan pencapaian penguasaan dalam bahasa Arab di Malaysia secara amnya.
FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA ARAB 'AMIYAH MESIR
The use of Arabic language, it is divided into two, namely Arabic fushhâ and ‘âmiyah. Arabic fushhâ used as a written language, and Arabic ‘âmiyah used as a spoken language. In daily activities, Arab people used Arabic ‘âmiyah more frequently. This is due to a fairly high level of formality that is owned by Arabic fushhâ, that should be in the spoken language is communicative, consultative, relaxed and intimate, both in term of morphological and syntactical. In the Egyptian Arabic occur in phonological and morphological differences were deemed difficult for students who only learn Arabic fushhâ. The difficulty that arises due to the ignorance of students to the differences that occur between Arabic fushhâ and Egyptian dialect. With an understanding of phonological and morphological of Arabic ‘âmiyah expected that the students of Arabic language or people who have learned fushhâ can understand-at least a few understanding-spoken language so that communication will run smoothly.
September 13, 2008 at 5:24 am | Posted in Sejarah | 12 Comments Tags: bahasa arab, sejarah Asal Muasal bahasa Arab ا ا ر Pembahasan sejarah bahasa Arab merupakan pemikiran yang sangat rumit dan panjang untuk ditelusuri. Dengan berbagai bentuk teori dan perbandingan dengan penemuan script kuno dan lain sebagainya, sampailah para pencinta bahasa arab kepada ketidak-adanya kesepakatan yang baik antara satu pendapat dengan pendapat lainnya. Masing-masing berdalih dan berdalil dengan kuat sehingga tidaklah jelas hingga saat ini manakah di antara beragam teori yang ada tersebut merupakan satu kebenaran atau yang paling mendekati kebenaran yang bisa diterima oleh pihak lain, atau paling tidak oleh ummat islam sendiri yang pada dasarnya merupakan pengembang dan penyebar bahasa ini. Dalam artikel ini langsung saja akan diuraikan secara ringkas mengenai beberapa pendapat yang banyak beredar dan utama dikalangan ahli bahasa, ilmuwan, arkeologi, ahli sejarah, dan kalangan umum. Diantara pendapat mengenai perkembangan bahasa arab yang paling global adalah: 1. Pendapat yang menyatakan bahwa bahasa Arab telah ada semenjak zaman Adam, sehingga perintis tulisan Arab dan pola kalimat bahasa Arab adalah Adam. Pendapat ini merupakan pendapat yang paling klasik dan merupakan interpretasi secara langsung dari Alquran surah Albaqarah 31, آ ء ا دم ّ و yang artinya kurang lebih sbb: "Allah telah mengajari Adam pengetahuan tentang segala nama". Dari dalil ini, mereka yang berpendapat bahwa nama-nama benda dan berbagai hal atau sifat di dunia ini telah diajarkan oleh Allah kepada Adam dalam bahasa Arab. Bahkan
SEJARAH LINGUISTIK ARAB dan PARA LINGUIS ARAB
1. Sejarah linguistik Arab tradisional di bagi menjadi dua masa, yaitu: a. Linguistik Arab tradisional b. Linguistik Arab modern 2. Tokoh-tokoh Linguistik arab meliputi dua mazhab, yaitu mazhab Basrah dan mazhab Kufah. a. Mazhab Basrah - Abu al Aswad al-Dualy - Sibawaih - Ibnu Jinni (321-379 H) - Nashir bin ‘Ashim al-Litsiy - Abu Amr bin al-A’la - Abdullah bin Abi Ishaq al-Hadhramiy - Khalil bin Ahmad b. Mazhab Kufah - Abu Ja’far al-Ruasiy - Al-Kisaiy - Al-Farra See more http://webmistik.blogspot.com/ http://webmistik.blogspot.co.id/2015/01/18-penampakan-hantu-nyata-paling.html
MORFOLOGI Bahasa Indonesia.docx
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
PROSES MORFOLOGI VERBA PADA BAHASA LAMAHOLOT DIALEK LEWOKLUOK
This article examines some morphology process on verb on Lewokluok Dialect of Lamaholot Language, aims at decribing the types of morphology process on verb in Lewokluok dialect; finding out the form and function of the morphology process. The result of of this writing shows that the very evident type of morphology process on verb which occur in Lewokluok dialect is cliticalization. The forms of clitic in this dialect are proclitic and enclitic which attach to verb based on the subject of sentences. Syntactically, there are three functions of clitic in Lewokluok dialect: (1) as a subject sentence marker, and (2) as a syntactic status changer, from transitive into intransitive verb. Key words : Lamaholot Language, Lewokluok Dialect, the types of morphology process on verb, clitic, form and function of the process.
Batang merupakan bagian tubuhtumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
KEKHASAN PARTIKEL FATIS DALAM BAHASA SUNDA DIALEK SERANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekhasan partikel fatis dan mengetahui fungsi serta makna partikel fatis dalam bahasa Sunda dialek Serang. Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari hasil wawancara terhadap 10 informan yang menguasai bahasa Sunda dialek Serang di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat dalam proses penyaringan data. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) Apa saja pertikel fatis dalam bahasa sunda dialek serang? dan; 2) Bagaimana fungsi dan makna partikel fatis bahasa sunda dialek serang?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif – kuantitatif dengan pendekatan morfologis. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa terdapat sebelas partikel fatis yang digunakan dalam percakapan sehari-hari bahasa Sunda dialek Serang, yaitu: tah, geh, ja, jing, be, ba, mah, wih, dik, lin dan jasa. Kemudian, berdasarkan fungsinya, partikel-partikel fatis tersebut berfungsi untuk memulai pembicaraan, mengukuhkan pembicaraan, dan menyakinkan dalam pembicaraan. Selanjutnya, terdapat 14 makna pada partikel fatis dalam data yang diperoleh peneliti, yaitu 1) sebagai penjelas dalam penunjukan, 2) sebagai penjelas akibat atau hasil sesuatu, 3) meminta supaya kawan bicara mengalihkan perhatian ke hal lain, 4) menekankan pembuktian atau bantahan, 5) sebagai penekanan perintah, 6) penjelas atas suatu penyangkalan, 7) untuk menekankan kesalahan kawan bicara, 8) untuk menekankan alasan, 9) sebagai penegas kalimat tanya, 10) menekankan pengakuan kesalahan pembicara, 11) menggantikan makna memang atau keragu-raguan, 12) pengganti-lah sebagai penegas kalimat imperatif, 13) menggantikan kok yang bertugas menekankan alasan dan pengingkaran, dan 14) penjelas jarak atau ukuran yang lebih. Dalam penggunaannya, partikel fatis pada umumnya digunakan dalam ragam lisan. kata kunci: Morfologi, Kategori Fatis, Bahasa Sunda Serang, dan Dialek. PENDAHULUAN Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun tidak tertulis yang dipakai manusia. Keraf, (1991:17) menyatakan bahwa fungsi bahasa pada umumnya yaitu sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggota-anggota masyarakat. Oleh karena itu pengajaran bahasa pada hakekatnya mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan dan juga perasaan. Dengan menggunakan tatabahasa yang baik dan benar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dengan lawan bicara, untuk itu dibutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang memuat tentang struktur dan bentuk dalam bahasa, baik kata maupun kalimat. Chaer (1994:4) juga menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi manusia bahasa dalah suatu system yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu system tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.Demikian juga dengan Bahasa Sunda Dialek Serang, yakni sebuah dialek yang digunakan oleh masyarakat Sunda di Serang untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian Dialek Sunda Serang sebagai bahasa untuk berkomunikasi antar penduduk meliputi lingkungan yang cukup luas, hampir pada setiap tempat dan situasi, mulai dari lingkungan keluarga, hingga lingkungan yang lebih luas lagi. Sehingga dialek Sunda