Modification of the Construction Bottom Traps Operated in Waters Warsalelang Alor District of East Nusa Tenggara Province (original) (raw)
Related papers
2018
Perairan Warsalelang merupakan perairan dengan sumberdaya perikanan yang bagus, alat tangkap yang masih digunakan nelayan pada perairan tersebut adalah bubu, tetapi nelayan banyak mengalamai kendala atau permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk modifikasi bubu dasar untuk meningkatkan hasil tangkapan dan menganalisis efektifitas modifikasi bubu dasar (rangka paralon) Penelitian ini menggunakan empat jenis bubu yaitu bubu modifikasi persegi panjang, bubu modifikasi persegi empat, bubu modifikasi bubu tabung dan bubu tradisional yang biasa diapakai oleh nelayan perairan Warsalelang. Pengoperasian keempat jenis bubu dilakukan selama 90 hari secara bersamaan. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan bentuk modifikasi bubu, menganalisis efektifitas modifikasi bubu dasar (rangka paralon). Hasil penelitian menunjukkan Modifikasi alat tangkap bubu dasar lebih efektif dalam menangkap ikan demersal dibandingakan dengan alat tangkap bubu dasar tradisonal. Komposisi h...
e-Journal BUDIDAYA PERAIRAN
The aim of this study was to measure and assess the physical and chemical parameters of water quality in the area of fixnet cage cultureat Lake Tutud Tombatu TigaVillagewhich included temperature, pH, DO, TDS, NO3, NO2, NH3 and PO4 in a different time.This research was conducted from August to November 2016. The research activities consisted of direct measurements in the field (in situ) using a Horiba instrument and laboratory analysis (ex situ) at the Agency for Industrial Research and Development Research Institute of Standardization and Industrial Manado. Determination points were done by purposive sampling which refers to the physiographic location wherever possible in order to represent or describe these waters.Water quality measured at4 stations using a Horiba at a depth of 0.5 meters from the bottom of the lake.Station I represented Inlet water, Station II where the cultivation A, Station III where the cultivation B and Station IVwhere no cultivation. The data obtained and ...
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology
Pulau Pura merupakan salah satu pulau di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dimana memiliki perairan terbuka (open access). Kondisi perairan tersebut membuat para nelayan memanfaatkannya untuk pengoperasian alat tangkap Bubu namun kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan perikanan yang lestari dan berkelanjutan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan ikan pada suatu perairan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola spasial hasil tangkapan Bubu, dengan sampel penelitian pada beberapa perairan yaitu Perairan Desa Pura Utara, Perairan Desa Pura Timur dan Perairan Kelurahan Pulau Pura. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pola keruangan hasil tangkapan ikan dalam Bubu digunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan peta dan tabel kemudian diperkuat dengan analisis statistik untuk melihat pengaruh pola spasial terhadap hasil tangkapan bubu. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana dan analisis varians satu arah. Pola spasial dianalisis berdasarkan jarak bubu dengan garis pantai dan juga berdasarkan kedalaman dari bubu. Hasil tangkapan pada kedalaman 0-5 m, dimana hasil tangkapan paling banyak terdapat Desa Pura Utara dengan Total tangkapan 1300 ekor yang terdiri dari 82 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 887 ekor yang terdiri dari 61 spesies ikan. Hasil tangkapan pada kedalaman 6-10 m dimana hasil tangkapan paling banyak adalah Desa Pura Utara dengan total tangkapan 796 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 694 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan.
2017
The bridge is a means of connecting two locations separated by the difference in topography , streams , oceans , as well as highway barriers . As a strategic transport infrastructure for the movement of traffic , the existence of the bridge in an area of course vital for the development of the area. Along with the development of civilization , where the flow of human movement or distribution of goods and services higher , the availability of means of support of course needs to be improved . The building under the bridge is a part of the bridge structureis very determining in the composition the structure of the bridgeit self both in terms of the ablity to acceptload if the horizontal load, vertical load, seismic load or wind load and others, under the building structure played anrole is very important, because without something good planning at the bottom of the bridge structure which includes the ”planning abutment, wing wall, tread plate, and the foundation caisson” then building ...
Perencanaan Bangunan Talang Jembatan Pada Daerah Irigasi Opiyang
Jurnal Gradasi Teknik Sipil, 2022
makalah dapat berupa penyajian isu aktual di bidang Teknik Sipil, review terhadap perkembangan penelitian, pemaparan hasil penelitian, dan pengembangan metode, aplikasi, dan prosedur di bidang Teknik Sipil. Makalah ditulis mengikuti panduan penulisan.
Desain IPAL Subsurface Flow Constructed Wetland Di Rusunawa Grudo Surabaya
IPTEK Journal of Proceedings Series
Pencemaran lingkungan di Kota Surabaya terus meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan keterbatasan sarana sanitasi yang kurang baik. Pencemaran lingkungan ini didominasi limbah domestik sehingga perlu sistem pengolahan yang efektif dan efisien dalam mengurangi senyawa polutan. Teknologi Constructed wetland merupakan sistem pengolahan terkontrol yang telah didesain dan dibangun menggunakan proses alami yang melibatkan vegetasi, media, dan mikroorganisme untuk mengolah air limbah domestik. Teknologi ini dapat diterapkan untuk skala perumahan baik individu atau secara komunal. Rusunawa Grudo Surabaya merupakan rusun yang belum memiliki IPAL untuk mengolah greywater. Perencanaan sistem Constructed wetland di Rusunawa Grudo Surabaya mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas air limbah. Kualitas air limbah domestik menunjukkan nilai COD 329,81 mg/L, BOD 182,02 mg/L; dan TSS 103,33 mg/L, sedangkan kuantitas air limbah sebesar 33,6 m 3 /hari. Sistem ini terdiri dari unit ekualisasi, Subsurface Flow Constructed Wetland dengan tanaman Cyperus alternifolius, dan kolam penampung. Hasil perencanaan menghasilkan efisiensi pengolahan seluruh sistem untuk COD, BOD, dan TSS masing-masing sebesar 86%, 85%, dan 88%. Desain sistem IPAL menghasilkan luas permukaan 480 m 2 , kedalaman bed 0,5 m, beban pada bed (OLR) 12,75 gr BOD/m 2 .hari, beban hidrolik (HLR) 0,07 m 3 /m 2 .hari dengan waktu tinggal 3 hari. Kualitas efluen yang didapatkan menunjukkan nilai BOD 25 mg/L, COD 48,35 mg/L dan TSS 11,72 mg/L. Dihasilkan pula standar operasional dan perawatan IPAL serta biaya investasi seluruh sistem constructed wetland sebesar Rp. 412.007.328,00
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sejak tahun 2002 lebih dari 50 persen bencana alam terjadi di Jawa. Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana tahun 2013 menyatakan masyarakat harus tanggap bencana terhadap potensi gempa di Selat Sunda, sesar Cimandiri dan sesar Lembang Jawa Barat serta Bali. UNDP PBB menyatakan tanggap bencana akan meminimalisir dampak merugikan melalui pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pengiriman bantuan tepat waktu. Solusi menyelesaikan problem penampungan korban bencana secara cepat, murah dan menampung jumlah banyak adalah penggunaan material tenda air inflated structure. Air inflated structure sebelum dan sesudah bencana dapat disimpan secara compact, bahan strukturnya (0.55mm PVC Terpaulin) mudah dilipat dan cepat diangkut ke daerah bencana. Tujuan Penelitian adalah merencanakan, membuat dan menguji protitipe air inflated structure sebagai fasilitas tanggap bencana guna memenuhi aspek kekuatan, kecepatan dan kenyamanan penampungan korban bencana. Metode Penelitian menggunakan Metode Eksperimen, berupa perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe tenda meliputi (1) uji kekuatan bahan dan ketahanan bahan terhadap cuaca (2) uji meterial yang paling efektif guna komponen struktur dan jenis sambungan struktur (3) uji kecepatan proses pembuatan, pengangkutan, perakitan, pemasangan, pembongkaran (4) uji kenyamanan termal pengguna bangunan. Pengujian dilakukan di Lab Struktur Universitas Narotama dan Lab Bahan Universitas Merdeka Malang serta Uji Lapangan kerjasama dengan BUMD Kabupaten Blitar, terbukti memberikan hasil yang handal meliputi kuat uji tarik hingga 218,3 kg, daya tahan material >70C, instalasi 3menit, pemasangan 3menit dan pembongkaran 3menit serta suhu dalam ruangan <35C. Air inflated structure dapat menjadi prototipe nasional sebagai Rumah Sakit Darurat dan Sekolah Darurat.
Jurnal Komposit, 2020
Fly ash dan bottom ash merupakan limbah B3 yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara. Di Indonesia, batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Salah satu PLTU di Indonesia yaitu PLTU Sulawesi Utara II, yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Selatan. Jumlah limbah yang dihasilkan cukup banyak sehingga dibutuhkan cara untuk mengurangi penumpukan fly ash dan bottom ash. Fly ash dan bottom ash dapat digunakan sebagai material stabilisasi tanah dasar. Dalam penelitian ini, diambil dua sampel tanah yang berbeda dengan komposisi penambahan fly ash dan bottom ash yang bermacam-macam. Pengujian CBR dilakukan pada tanah dengan komposisi yang paling optimum menurut klasifikasi AASHTO, yaitu tanah yang termasuk ke dalam kelas A-1 dan A-2 dengan kondisi kuat dukung tanah sangat baik hingga baik. Hasil pengujian CBR pada tanah yang telah dicampur dengan fly ash dan bottom ash adalah sebesar 19,66%, 52,22%, 21,33%, dan 40...