Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalammenghadapi Bencana Kebakarandi Kelurahan Kembangsarikecamatan Semarang Tengah (original) (raw)
Related papers
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Ancaman Kebakaran
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL
Fire disasters still occur frequently so that people are encouraged to have knowledge of preparedness in anticipating fire disasters. However, information about the community's ability to anticipate fire disasters is still very limited. The research objective was to determine community preparedness in facing the threat of fire in Penggilingan Village, Cakung District, East Jakarta. The method used is descriptive research using quantitative data. The study population consisted of all heads of households living in Penggilingan sub-district, totaling 40,641 families, while the sample was part of the heads of families, totaling 125 families. Sampling used proportional random sampling technique. The research variable was community preparedness in facing the threat of fire as measured by 4 parameters from LIPI-UNESCO/ISDR, 2006 namely knowledge and attitude, disaster warning system, emergency response plan, and ability to mobilize resources. Data were analyzed using frequency distribu...
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Potensi penyebab bencana di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Persiapan dalam menghadapi bencana longsor dirasakan sangat penting terutama aspek mengedukasi masyarakat, dan perilaku masyarakat dalam menghadapi bencana longsor. Mitigasi Bencana bertujuan untuk meminimalkan efek samping bahaya melalui tindakan pencegahan yang efektif, tepat waktu, memadai, efisiensi untuk tindakan tanggap darurat dan bantuan saat bencana. Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif/korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah 39 orang yang terkena dampak longsor di RT 001 Rw 002 desa cibadak Kecamatan Cibadak wilayah kerja puskesmas cibadak Kabupaten Sukabumi. Sampel sebanyak 39 orang dengan teknik total sampling. Hasil Penelitian ini Sebagian besar responden berpengetahuan cukup 46,2%. Sebagian besar responden memiliki sikap kesiapsiagaan bencana longsor setuju 35,9%. H...
Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Longsor Di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah
Rona Teknik Pertanian, 2013
Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap bencana longsor, 2) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana longsor, 3) mengidentifikasi dan menilai peranan kearifan lokal dalam menghadapi bencana tanah longsor, dan 4) menyusun strategi kesiapsiagaan dalam pengurangan risiko bencana. Penelitian menggunakan metode deskriptif melalui survei di 3 desa, yaitu Desa Arul Item, Desa Antara dan Desa Kemerleng. Variabel penelitian yang diukur adalah pemahaman, kesiapsiagaan dan peranan kearifan lokal yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Linge memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap bencana longsor. Mayoritas masyarakat (55%) memiliki pemahaman yang sedang, tingkat kesiapsiagaan masyarakat berada berada pada tingkat siap yaitu 49,5%. Sebagian besar masyarakat (49,5%) menyatakan bahwa kearifan lokal memiliki peranan dalam pengurangan risiko bencana longsor. Diperoleh 5 alternatif strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Linge dalam menghadapi bencana longsor yaitu: meningkatkan peran lembaga kampung sebagai pusat informasi dan merintis kerjasama yang kontinyu dan berkesinambungan dengan lembaga lain seperti BPBD, mengkaji lebih lanjut peranan kearifan lokal melalui kerjasama dengan organisasi/ lembaga lain yang ingin mengkaji peranan kearifan lokal untuk jenis bencana lain, menganjurkan masyarakat mengikuti penyuluhan dan simulasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait kebencanaan, meningkatkan peran lembaga donor dalam penyediaan dana untuk pengelolaan bencana dan meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan yang kontinyu dengan menggerakkan masyarakat dalam mengurangi dampak bencana.
Bookchapter Alam Universitas Negeri Semarang
Semarang merupakan wilayah kota dengan banyak ancaman bencana alam yang dapat memberikan berbagai dampak untuk kehidupan manusia, salah satu bencana yang sering melanda Kota Semarang adalah banjir. Peningkatan risiko bencana banjir yang semakin tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor antropogenik yang meliputi perubahan penggunaan lahan, konsumsi air tanah yang berlebihan, dan beban bangunan semakin berat, serta faktor geologis yaitu penyusun geologi Kota Semarang yang terdiri dari endapan lempung, terutama di wilayah Semarang bagian utara atau di daerah pesisir. Buku ini menunjukkan luas wilayah banjir di Kota Semarang pada tahun 2020-2021 sekitar 24.443 hektar, dengan kategori risiko bencana tergolong berdampak tinggi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berkenaan dengan kondisi pandemi, terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat terdampak banjir dan masyarakat terdampak COVID-19.
Kesiap Siagaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Banjir DI Kota Semarang
2018
Flood disaster, by number and economic losses, account for about a third of all natural catastrophes throughout the world. Semarang, as a waterfront city has been suffering from floods since historic time. This research aims to capture people's perception and response to two different kind of flood. The study focused to identify and analyze community response and its relation to their knowledge, preparedness and action level. An exploratory case study based on primary and secondary data. The primary data were collected through observational study, questionnaires, semi structured interviews, and FGDs. A sample size of 128 was chosen based on purposive sampling methods. The findings of the study indicated that people in the coastal areas have a high level of knowledge about floods (64%). This knowledge is comparatively high on amount of their past experiences of floods; however they lack in preparedness (43%) because most of the residents are fishermen who have low income so they could not must much effort to adapt their building to flood. On the other hand, people in the inland, they lack in knowledge (18%) because flood is comparatively recent in their area; but they have a good level of preparedness (24%) because they belong to high and middle level income strata. Furthermore, both communities in the coastal area and inland have a high level of action because of a high knowledge and experience for coastal residents and a good preparedness for inland residents. This research leads to recommendation to improve the adaptive capacity of the people to cope with the floods. The recommendation is to develop Community-based Disaster Education (CBDE) Framework with the main purpose is to increase community knowledge about disaster and to enhance community resilience to flood.
WIRARAJA MEDIKA, 2019
Introduction: Magelang Regency is one of the areas on the slopes of Merapi Mountain with the greatest disaster risk is volcanic eruptions. Dukun Village is one of the volcanic disaster-prone areas located approximately 8 km from the top of the mountain and included as Disaster Risk Area III in Magelang Regency. In the eruption on 2010 most of the Dukun community evacuated to other districts avoiding the hot clouds. The volcano in Magelang was on alert status from May 21, 2018. Within a period of 1.5 years, several volcanoes emitted volcanic ash and earthquakes. Under these circumstances, the risk of disaster in the community is very high, especially those in the Disaster Risk Area III of Merapi Mountain. Community based disaster management needs to be improved, especially in preparation for disaster preparedness. Method: the type of this research is descriptive quantitative, with a field survey analysis method using a questionnaire about the community preparedness at Dukun Village i...
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI), 2022
ABSTRAK Bencana kebakaran memberikan dampak yang mempengaruhi kehidupan dan harta benda. Besarnya dampak semakin parah di tempat-tempat dengan tingkat kesiapsiagaan bencana kebakaran yang rendah. Kesiapsiagaan bencana salah satu elemen penting dalam pengurangan risiko bencana dan meliputi kesadaran masyarakat, kesiapan memberikan tanggapan yang tepat dan pemulihan yang cepat. Masyarakat memiliki peran dalam mengurangi resiko kebencanaan kebakaran. Komunitas dan masyarakat perlu memperkuat dan meningkatkan kemampuan dalam kesiapsiagaan bencana pada daerah dan tingkat komunitasnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Pekauman Banjarmasin dalam menghadapi bencana kebakaran. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penggumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 74 kepala keluarga di Kelurahan Pekauman RT.09 RW.01 yang diambil dengan total sampling. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Dari hasil penelitia...
Dinamika Lingkungan Indonesia
The study was conducted from March to May 2016, in the buffer zone of Giam Siak Kecil Wildlife Reserve (SM GSK) Pinggir sub district of Bengkalis, Riau province. Purpose of the study Describe forest and land cover changes as well as hotspot spreads in the GSK SM buffer zone and describe the level of community participation in preventing forest and land fires in SM GSK buffer zones. The result is that the change of forest and land cover in the buffer zone of SM GSK in 2003-2015 occurred due to the opening of land for cultivation activities. The most significant changes occurred in the type of plantation land closure of 31.32% of the buffer area of SM GSK, followed by the swamp bush 15.29%, secondary forest of 10.87% and the plantation forest 9.40%. Data of fire point in sub-district in 2003 as many as 150 points, in 2009 as many as 161 points and 2015 only 31 points. The level of community participation in preventing the occurrence of forest and land fires in the buffer zone of SM GS...
Business and Finance Journal, 2021
Preparedness is a part of the disaster management process which aims to prevent and minimize disaster risk which is pro-active before a disaster occurs. Fire disasters can occur anywhere, including in the Islamic boarding schools, this is because in the Islamic boarding schools there is not only a teaching and learning process, but there are additional activities such as fulfilling their daily needs such as the students also live in the cottage during their studies. This research was conducted in July-August 2020 which aims to analyze the relationship between the level of knowledge and attitudes of students towards fire disaster preparedness at Islamic Boarding School Pondok Karya at Manado City. Type of this research using analytic survey with a cross sectional approach, with a total sample of 89 people was taken using accidental techniques. The results of this study showed that as many as 60 students (67.4%) have a level of preparedness that is ready to cope with fire disasters...
Analisis Level Kesiapan Warga Menghadapi Potensi Bencana Longsor Kota Semarang
Teknik, 2016
Semarang memiliki morfologi bervariasi yang berpotensi terhadap bencana tanah longsor. Daerah rawan longsor ini mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik sisi ekonomi sosial seperti bangunan (vihara, talud, rumah dan sebagainya) maupun nyawa manusia. Dalam hal ini manusia banyak dirugikan meskipun aktivitas manusia juga terdeteksi sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana longsor. Untuk mengurangi kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh bencana longsor di Kota Semarang perlu diketahui status kesiapsiagaan warga sehingga prioritas sosialisasi dan intervensi dapat terarah dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur indeks kesiapsiagaan warga di 19 lokasi titik penelitian rawan bencana longsor. Hasil penelitian menunjukkan secara umum, kesiapsiagaan masyarakat Semarang masuk dalam kategori “Hampir Siap” dengan nilai indeks 55,74. Terdapat 2 lokasi yang memiliki indeks kesiapsiagaan “BelumSiap” yaitu Kembang Arum dan Manyaran. Daerah Mangunharj...