Pengaruh Konsentrasi Air Perasan Bawang Merah Dan Bawang Putih Serta Waktu Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) (original) (raw)

Perbandingan Air Perasan Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Dan Serai (Andropogon Nardus) Sebagai Daya Tolak Nyamuk Aedes Aegypti

PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nyamuk Aedes aegypti merupakan serangga vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang berkembang biak pada pemukiman manusia. Penanggulangan dan pencegahannya lebih banyak mengandalkan pada pemutusan rantai penularan melalui pengendalian A.aegypti yang berperan sebagai vektor penular DBD. Penelitian ini bertujuan untuk Perbandingan Air Perasan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata nees) Dan Serai (Andropogon nardus) Sebagai Daya Tolak Nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah Eksprimen untuk membandingkan efektitas air perasan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata nees) dan serai (Andropogon nardus) sebagai penolak nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini berlokasi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dan telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil jumlah nyamuk yang hinggap pada tangan kanan yang telah diolesi air perasan sambiloto berjumlah 3 ekor nyamuk sedangkan pada tangan kiri yang telah diolesi...

Pengaruh Ekstrak Bawang Merah dan Air Kelapa terhadap Pematahan Dormansi Biji dan Pertumbuhan Kecambah Bidara Ziziphus nummularia (Rhamnaceae)

JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science), 2022

Bidara (Ziziphus nummularia (Brum.f.) Wight & Arn.) merupakan tumbuhan yang memiliki beragam manfaat, termasuk sebagai obat. Akan tetapi, informasi mengenai teknik budidaya bidara masih terbatas. Tumbuhan ini juga relatif sulit dibudidaya secara generatif karena memiliki lapisan endokarp yang keras sehingga dormansi bijinya sulit untuk dipatahkan. Beragam zat pengatur tumbuh (ZPT) dikembangkan untuk mematahkan dormansi biji. Ekstrak bawang merah dan air kelapa mengandung ZPT yang diketahui dapat mematahkan dormansi biji beberapa jenis tumbuhan. Akan tetapi penggunaan ekstrak bawang merah dan air kelapa terhadap pematahan dormanis biji bidara belum pernah dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh ekstrak bawang merah dan air kelapa terhadap pematahan dormansi biji dan pertumbuhan kecambah bidara. Penelitian ini dilakukan di Garut pada bulan Juli sampai Agustus 2021. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 6 perlakuan dan ...

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah Dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth)

Jurnal Agrium, 2022

Tanaman nilam jarang menghasilkan biji oleh karena itu persediaan bibit dapat diperoleh secara vegetatif yaitu dengan setek, dalam perbanyakan setek tanaman nilam dapat dilakukan dengan menggunakan setek batang. Setek batang dapat diambil dari pohon induk yang unggul yang bertujuan untuk mendapatkan hasil setek sama dengan induknya Pertumbuhan setek dapat ditingkatkan dengan pemberian ekstrak bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan lama waktu perendaman setek dalam ekstrak bawang merah yang tepat serta terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan setek tanaman nilam. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan I Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh yang berlangsung dari Oktober 2021 sampai dengan Desember 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 5×3 dengan 3 ulangan. Terdapat 2 faktor yang diteliti, faktor pertama yaitu konsentrasi bawang merah terdiri dari 4 taraf (kontrol, 30%, 45%, 60% dan 75%). Faktor ke dua yaitu lama perendaman stek tanaman nilam terdiri dari 3 taraf (3, 6 dan 9 jam). Parameter yang diamati yaitu panjang tunas, jumlah tunas, jumlah daun, diameter tunas masing-masing pada umur 30, 45, 60 dan 75 Hari Setalah Tanaman (HST). Pada umur 75 HST diamati bobot basah dan kering biomassa, bobot basah dan kering akar. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan setek tanaman nilam terbaik dijumpai pada konsentrasi ekstrak bawang merah 30% dan perendaman terbaik pada lama perendaman 3 jam. Pertumbuhan setek terbaik pada kombinasi konsentrasi ekstrak bawang merah 45% dengan lama perendaman 6 jam.

Pengaruh Perendaman Zat Pengatur Tumbuh Alami pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit TSS Bawang Merah

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, 2021

Penggunaan benih TSS (True Shallots Seeds) memiliki kendala yaitu rendahnya daya kecambah benih serta rendahnya pertumbuhan awal saat persemaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi penggunaan bahan ZPT alami serta pengaruh lama perendaman sebagai sumber ZPT alami guna meningkatkan daya perkecambahan dan pertumbuhan bibit bawang merah asal TSS. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama bahan perendaman dengan tiga taraf yaitu ekstrak tauge, urin sapi, dan air kelapa. Faktor kedua adalah lama perendaman dengan tiga taraf yaitu 2 jam, 4 jam dan 6 jam dengan variabel peubah yaitu kecepatan tumbuh benih, daya kecambah, vigor benih, panjang akar, jumlah akar, panjang daun jumlah daun, berat segar dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perendaman dalam bahan zat pengatur tumbuh alami dan lama perendaman terhadap komponen perkecambahan dan pertumbuhan bibit bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum) asal TSS. Semakin lama perendaman yang dilakukan dapat menurunkan vigor benih dan lama perendaman 2 jam lebih baik dibandingkan dengan lama perendaman 4 jam dan 6 jam. Perendaman menggunakan urin sapi meningkatkan panjang akar tanaman lebih baik dibandingkan ekstrak tauge dan urin sapi. Kata kunci: daya kecambah, kecepatan kecambah, vigor benih Pendahuluan Kebutuhan umbi bawang merah cukup tinggi, namun kualitas umbi semakin menurun karena terserang mudah penyakit bawaan indukan umbi sehingga tingkat kerusakan benih tinggi (Soedomo, 2006). Bawang merah tidak hanya dibudidayakan dengan menggunakan umbi namun juga dapat dengan menggunakan biji sejati bawang merah (True Shallot Seed) (Widodo et al. 2011). Beberapa keunggulan penggunaan TSS bawang merah dibandingkan umbi yaitu kebutuhan benih yang lebih sedikit dibanding umbi serta bebas virus dan penyakit tular benih (Basuki, 2009).

Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan

Jurnal Hortikultura, 2012

Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah asal true shallots seed (TSS) pada musim hujan (off-season). Tujuan penelitian ialah menentukan kerapatan tanaman yang sesuai untuk produksi umbi beberapa varietas bawang merah dari TSS. Penelitian dilakukan di lahan petani di dataran rendah Cirebon, dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok pola faktorial, dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama ialah tanaman asal TSS beberapa varietas bawang merah, yaitu Allium ascalonicum cv. Maja, Bima, dan Tuk-Tuk sebagai pembanding. Faktor kedua ialah kerapatan tanaman, yaitu 100 dan 150 tanaman per m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS. Varietas dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS, tetapi ...

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Varietas Samosir (Allium ascalonicum L.) pada Beberapa Konsentrasi Air Kelapa dan Lama Perendaman

2017

Penelitian bertujuan untuk memprlajari pengaruh konsentrasi dan lama perendaman air kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah samosir. Penelitian dilaksanakan di Jln.Berdikari Ujung,Medan, dimulai bulan April – Juli. Rancangan penelitian menggunakan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi (0 ;25 ;50 ;75 ;100%) dan lama perendaman (30 ;60 ;90 ;120 menit). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, diameter umbi, bobot basah umbi dan bobot kering umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman 3 MST dipengaruhi oleh konsentrasi air kelapa, sedangkan jumlah umbi dipengaruhi oleh konsentrasi air kelapa dan lama perendaman. Tidak ada interaksi antara konsentrasi air kelapa dan lama perendaman yang berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter.