PEMANFAATAN SEKTOR PARIWISATA GUNA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA (original) (raw)

MELEMAHNYA KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL DI NEGARA INDONESIA AKIBAT PANDEMI COVID-19

Nita Riyana dan Najwa Salma An Lamsari, 2021

Pendapatan nasional merupakan ukuran ekonomi untuk menilai kinerja ekonomi dari suatu negara. Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mendapatkan ukuran pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB banyak digunakan sebagai indikator terbaik untuk menunjukkan performa ekonomi suatu negara atau wilayah. Dalam rangka untuk penyusunan kebijakan dan perencanaan, pemerintah selalu berusaha mengedepankan aspek kegiatan pariwisata. PDB nasional yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh PDB sektor pariwisata. Apabila komponen-komponen ekonomi pariwisata dapat tumbuh pesat maka kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional akan sangat dominan.

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu. Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang punggung dari perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut dapat dilihat dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem. Dengan memperhatikan aspek kehidupan bangsa, maka terdapat banyak sekali peluang dan kendala didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian antara lain ; 1) Geografi. Ditinjau dari segi geografi Indonesia, pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan aspek manusia. Aspek fisik antara lain meliputi lahan, iklim, air, dan udara. Adapun aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi kehidupan, teknologi, dan ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dan manusia tersebut dalam studi geografi sangat bermanfaat untuk menyusun diversifikasi tanaman pada lahan pertanian. Namun disisi lain perbedaan kondisi geografi tiap daerah merupakan kendala untuk memeratakan pembangunan sektor pertanian. 2) Demografi Kurang lebih 240 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini, yang disertai dengan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat tentunya hal tersebut akan memperberat tekanan pada lahan,dan lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal akan menyebabkan semakin sempitnya lahan yang seharusnya diolah sebagai lahan sektor pertanian. Yang berdampak pada berkurangnya ketersediaan pangan, serta memicu tingkat kemiskinan. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat semakin menurun, Sebab dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk meningkat maka akan berdampak pula pada permintaan pangan yang juga akan semakin meningkat. Selama ini sektor pertanian memang telah banyak menyerap tenaga kerja yang begitu besar, namun disisi lain apabila pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tersebut tidak di kontrol dan diawasi hal tersebut juga akan menyebabkan masalah yang serius bagi pemenuhan kebutuhan pangan.

PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly/IEQ) mempunyai dua tujuan. Pertama, untuk menyajikan perkembangan utama perekonomian Indonesia dalam tiga bulan terakhir, dan menempatkan dalam konteks jangka panjang dan global. Berdasarkan perkembangan ini, serta perubahan kebijakan dalam periode tersebut, laporan ini menyediakan perkembangan terkini secara rutin tentang prospek perekonomian dan kesejahteraan sosial Indonesia. Kedua, laporan IEQ ini memberikan penilaian mendalam terhadap isu-isu ekonomi dan kebijakan tertentu, dan analisis terhadap tantangan pembangunan jangka menengah Indonesia. Laporan ini ditujukan untuk khalayak luas termasuk pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, pelaku pasar keuangan, serta komunitas analis dan profesional yang terlibat dan mengikuti perkembangan ekonomi Indonesia.

PERAN SEKTOR PARIWISATA DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA : STUDI KASUS DESTINASI WISATA LABUAN BAJO

Tourism has been widely recognized as a sector with great potential to drive economic growth in a country. In Indonesia, the tourism sector plays a crucial role in contributing to national economic growth. This research aims to investigate the role of the tourism sector, with a focus on the Labuan Bajo tourist destination, in the economic growth of Indonesia. The research methodology employed a qualitative approach, utilizing secondary data collection methods. Secondary data was gathered through literature review and relevant statistical data sources on tourism, economic growth, and previous research findings. The results of this study indicate that the tourism sector in Labuan Bajo has a significant role in the economic growth of Indonesia. Labuan Bajo has emerged as a major attraction for both domestic and international tourists. The growth in the number of tourist visits has had a positive impact on revenue sectors, including transportation, accommodation, food and beverage, and the local handicraft industry.

PEMBANGUNAN SEKTOR PARIWISATA DI ERA OTONOMI DAERAH Oleh : DR. SAPTA NIRWANDAR

Jumlah perjalanan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan sebesar 19,1% dibanding tahun 2003. Sedangkan penerimaan devisa mencapai US$ 4,798 miliar, meningkat 18,8% dari penerimaan tahun 2003 sebesar US$ 4,037 miliar. Berdasarkan catatan sementara dari Biro Pusat Statistik, jumlah wisman ke Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 5,007 juta atau mengalami penurunan sebesar 5,90%. Penerimaan devisa diperkirakan mencapai US$ 4,526 miliar atau mengalami penurunan sebesar 5,66% dibanding tahun 2004. Namun demikian angka perjalanan wisata di dalam negeri (pariwisata nusantara) tetap menunjukan pertumbuhan yang berarti. Di tahun 2005 diperkirakan terjadi 206,8 juta perjalanan (trips) dengan pelaku sebanyak 109,9 juta orang dan menghasilkan pengeluaran sebesar Rp 86,6 Triliun. Keseluruhan angka tersebut di atas, mencerminkan kemampuan pariwisata dalam meningkatkan pendapatan negara, baik dalam bentuk devisa asing maupun perputaran uang di dalam negeri. Permasalahannya, apakah penerimaan devisa dan perputaran uang tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk memberikan konsep berpikir (paradigma) baru dalam upaya pengembangan kepariwisataan di Indonesia. Selain itu makalah ini juga mencoba menjelaskan kecenderungan (trend) Global yang terjadi dalam perjalanan pariwisata internasional serta dampaknya terhadap perkembangan kepariwisataan Indonesia di era otonomi daerah pada saat ini. PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin ekonomi penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Namun demikian pada prinsipnya pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara. Pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk : a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri. Sehingga dengan banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain tempay tinggalnya akan timbul rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional. b. Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke suatu daerah seharusnya memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian pariwisata akan mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata. c. Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya dan keramahtamahan pelayanan, sedikit sekali sumberdaya yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh pengelolaan kepariwisataan yang baik, kondisi lingkungan alam dan masyarakat di suatu destinasi wisata mengalami peningkatan yang berarti sebagai akibat dari pengembangan keparwiwisataan di daerahnya. d. Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu kontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah. UNESCO dan UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan. Dalam konteks tersebut, sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI INDONESIA

Tourism has provided considerable foreign exchange in many countries. Tourists visit will stimulate social interaction with people around the major tourist attractions in adapting well in the field of economy, society and culture. The positive impact of tourism activities in the field of economics, namely the State foreign exchange income. Tourism development has three functions: to promote economic, preserve national identity and the preservation of function and quality of the environment, and fostering a sense of patriotism and the nation. Because it needs to be developed as well as increased marketing and promotion of tourism education and training. Very significant contribution of tourism for job creation. Tourism needs to develop new tour packages such as agro-tourism or ecotourism. Society needs to be given the opportunity to market local products and help them to the skills and the provision of capital for businesses that bring in profits.

PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP SEKTOR PEREKONOMIAN INDONESIA

Jurnal inflasi, 2019

Abstrak Inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang, Inflasi terjadi akibat kebijakan mengurangi tingkat pengangguran dan penciptaan effective demand dalam perekonomian. Karena output perekonomian negara-negara berkembang itu tidak mampu me-response kenaikan employment rate dan effective demand tersebut, maka terjadi inflasi. Dengan kata lain inflasi di negara berkembang dikenal dengan fenomena aggregate supply.