Analisis Dan Desain Antena Mikrostrip Untuk Komunikasi Satelit Pada Frekuensi Ka-Band (original) (raw)
Related papers
Perancangan Antena Mikrostrip Patch Square Pada Frekuensi 2.4 GHz
2018
A microstrip antenna is an antenna consisting of very thin radiation elements (conductors) placed in a ground plane, where the patch and ground plane are separated by a substrate. Microstrip antennas have many beneficial properties such as low cost, ease of modeling and fabrication and are able to provide better performance. This is very suitable for data communication devices via wireless LAN that continue to increase. Wireless LAN technology recommended by IEEE 802.11. in this study the antenna that will be designed is a microstrip patch square antenna with E-Shaped technique. The type of substrate used is FR4-Epoxy. The application used to design microstrip antennas is Ansoft HFSS 13.0. The antenna is designed to work at a 2.4 GHz frequency, with a patch dimension of 29 mm. from the simulation results obtained a gain value of 5.53 dB. While the VSWR value is obtained at 1.2. Return loss value is obtained at -20.80 dB. In the field measurement results, WirelessMon software is used...
POSITRON, 2018
Telah didesain dan difabrikasi sebuah antena mikrostrip model biquad yang mampu bekerja pada frekuensi wireless yaitu 5.8 GHz yang dapat digunakan sebagai media transformasi data. Antena mikrostrip didesain pada sebuah papan PCB FR4 dengan koefisien dielektrik 4.3 dan tebal 1.6 mm, kemudian didesain dengan model biquad bentuk kubus ganda dengan ukuran panjang yang sama.Pengukuran parameter antena menggunakan Vector Network Analyzer, diperoleh nilai karakterisasi antena yaitu VSWR 1.21, Return Loss-16.25dB, Bandwidth 400 MHz. Secara umum, hasil pengukuran antena model biquad yang telah difabrikasi memiliki nilai karakterisasi VSWR ≤2 dan Return Loss dibawah -9.54 dB sehingga memenuhi syarat sebagai antena komunikasi wireless yang sesuai dengan standar industri WLAN IEEE 802.11.
Desain dan Implementasi Antena Mikrostrip VSAT Bergerak pada Frekuensi Downlink Ku Band
Jurnal Elkomika
ABSTRAKKebutuhan sistem komunikasi satelit bergerak pada pita Ku sekarang ini mulai berkembang di Indonesia. Ku-band memiliki ketersediaan lebar pita yang besar dan memilikipanjang gelombang yang lebih pendek. Panjang gelombang yang pendek berpengaruh pada dimensi perangkat yang lebih kecil.Pada umumnya antena satelit untuk sistem yang bergerak menggunakan parabola namun penggunaannya pada kendaraanterkendalaberatnya masa keseluruhan sistem sehingga diperlukan sistem kendali motor dengan harga mahal. Oleh karena itu, penggunaan antena mikrostrip dengan metode antena susun (array) menjadi solusi yang dapat memungkinkan kendaraan tetap bergerak dengan baikdengan tetap menjaga kelangsungan hubungan telekomunikasi selama bergerak.Pada penilitian ini, suatu antena mikrostrip penerima dengan menggunakan metode array dengan jumlah patch2x16 yang mampu bekerja pada pita Ku-Band telah dirancang dan direalisasikan. Antena ini bekerja pada frekuensi 11,9 GHz dengan gain sebesar18,69 dB.Kata ku...
Rancang Bangun Antena Mikrostrip Peripheral Slits Linear Array untuk Aplikasi Wi-Fi
Abstrak—Jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi) beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menggunakan gelombang radio untuk pemancaran dan penerimaan data sinyal sehingga diperlukan antena sebagai transciever gelombang tersebut. Antena Mikrostrip adalah jenis antena yang sedang berkembang dan banyak digunakan untuk perangkat telekomunikasi modern yang salah satunya adalah aplikasi berbasis Wi-Fi 2,4 GHz. Antena mikrostrip yang dirancang pada penelitian ini adalah 4 elemen patch persegi panjang dengan teknik peripheral slits disusun secara linear array 2x2 dan beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz sampai 2,5 GHz. Teknik pencatuan yang digunakan pada perancangan antena adalah saluran microstrip. Hasil rancangan susunan empat elemen array peripheral slits ternyata dapat mengurangi ukuran dimensi antena sampai sebesar 17% dibandingkan dengan empat elemen tanpa peripheral slits. Hasil simulasi bandwidth yang didapatkan pada empat elemen peripheral slits sebesar 320 MHz (2,253 GHz–2,573 GHz) dengan persentase bandwidth sebesar 13,07%. Hasil simulasi pada frekuensi tengah 2,448 GHz menghasilkan nilai return loss sebesar -26,14 dB dengan VSWR 1,104. Hasil pengukuran susunan empat elemen peripheral slits didapatkan bandwidth sebesar 150 MHz (2,424 GHz–2,574 GHz) dengan persentase bandwidth sebesar 6,12%. Hasil pengukuran pada frekuensi tengah 2,448 GHz didapatkan return loss sebesar -16,88 dB dengan VSWR 1,304.
PERANCANGAN ANTENA SKEW-PLANAR UNTUK KOMUNIKASI UNMANNED AERIAL VEHICLE FREKUENSI 2,4 GHz
Unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak merupakan alat yang banyak digunakan untuk pemantauan lingkungan, penyemprotan pupuk, foto udara dan pemetaan tanah. Komunikasi antara ground station controller dan pesawat UAV dapat terganggu saat antena pemancar tidak mengarah dengan posisi yang tepat terhadap sudut terbang pesawat dengan adanya pointing error loss dan saat pesawat bermanuver menggunakan antena berpolarisasi linea r dengan adanya polarization mismatch. Berdasarkan permasalahan tersebut, pada penelitian ini dirancang antena skew-planar yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz yang memiliki polaradiasi omnidirectional dan polarisasi sirkular. Studi parameter dilakukan untuk mendapatkan desain antena yang optimal berdasarkan hasil simulasi menggunakan CST microwave studio 2015 dan diketahui bahwa parameter yang paling berpengaruh terhadap nilai s11, VSWR dan gain adalah panjang kabel koaksial dan kemiringan elemen antena. Perkiraan jarak sistem komunikasi menggunakan antena desain optimal (desain awal) adalah sejauh 1,66 km (1,48 km) pada sudut 90º. Hasil pengukuran antena skew-planar desain optimal (desain awal) : S11-31,652 dB (-16,024 dB) dan VSWR 1:1,059 (1:1,375) pada frekuensi 2,44 GHz, bandwidth 640 MHz (690 MHz) dengan VSWR ≤1:2, gain linear 1,94 dBil (1,69 dBil), gain sirkular 4,015 dBic (3,099 dBic), polarisasi elips pada sudut phi 0° theta 90° dengan axial ratio 1,96 (3,54) dan polaradiasi omnidirectional. Pengujian secara line of sight pada jarak 810,38 meter menunjukan antena skew-planar dapat bekerja dengan baik pada semua sudut pengujian, sedangkan antena monopole komunikasinya terganggu terutama pada posisi antena pemancar tegak lurus terhadap antena penerima. Pengujian tanpa line of sight menunjukan antena skew-planar dapat bekerja sampai dengan radius 454 meter sedangkan antena monopole 394 meter. Abstract Unmanned aerial vehicle (UAV) is used mostly in spraying of fertilizers insecticides, aerial photography, land mapping, and environmental monitoring. When transmitter antenna doesn't face correctly to flight angle of UAV plane and revolving UAV plane use linier antenna, pointing error and mismatch polarization between ground station controller and UAV's plane will be occured and affect to communication realibility due to interference and 2,4 GHz skew-planar antenna with omnidirectional radiation pattern and circular polarization meet the requirements that UAV's need. Parametric studies were used to obtain optimum design of antenna based on simulation result using CST microwave studio 2015 and the result found the most affected parameter against the value of s11, VSWR and gain are coaxial cable length and antenna element tilt angle. Estimation of Communication coverage using antenna with optimum design (original design) were 1,66 km (1,48 km) on 90º antenna angle. The measurement's result of skew-planar antenna optimum design (original design) were S11-31,652 dB (-16,024 dB) and VSWR 1:1,059 (1:1,375) on 2,44 GHz, bandwidth 640 MHz (690 MHz) with VSWR ≤1:2, linier gain 1,94 dBil (1,69 dBil), circular gain 4,015 dBic (3,099 dBic), elliptical polarization on phi 0° theta 90° with axial ratio 1,96 (3,54) and omnidirectional radiation pattern. Line of sight test with 810,38 meters distance have shown skew-planar antenna was worked well for every test angle when monopole antenna couldn't, especially on orthogonal position toward receiver antenna. non line of sight antenna test have shown skew-planar antenna worked as far as 454 meters while monopole antenna worked as far as 394 meters.
TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika
Perancangan dan realisasi antena mikrostrip dengan bentuk rectangular yang dioptimasi menggunakan metode parasitic untuk ultra wideband pada frekuensi kerja 1800 MHz telah dipaparkan dalam penelitian ini. Metode parasitic bertujuan untuk memperlebar bandwidth dan meningkatkan nilai gain dari antena yang dirancang. Dari hasil pengukuran antena rectangular dengan metode parasitik diperoleh nilai return loss sebesar -12 dB, VSWR sebesar 1.679 pada frekuensi 1800 MHz, dan dari hasil yang diperoleh dari proses pengukuran, antena yang diusulkan menghasilkan frekuensi triple band, yaitu pada frekuensi 1815 MHz, 1935 MHz, dan 2060 MHz dengan bandwidth masing-masing 2.4%, 2.8% dan 4.36%.
Simulasi Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pada Frekuensi Wlan
Jurnal Ilmiah Realtech, 2020
Pada penelitian ini bertujuan untuk membuat desain dan mensimulasikan antena mikrostrip yang bisa digunakan pada jaringan WLAN yaitu 2.4 GHz menggunakan simulasi CSTMicrowave Studio 2017, menghasilkan paremeter-parameter sesuai spesifikasi yang ditentukan dan menganalisis hasil nilai tersebut. Metode yang digunakan yaitu desain dan analisis hasil Desain yang digunakan di one side PCB, bentuk segitiga dan dengan ground di sisi kiri dan kanan patch dan terdapat celah(gap). Ukuran sisi segitiga(a) = 41 mm, lebar feeder(Wfeeder) = 12.4 mm, panjang feeder(Lfeeder) = 31 mm, ground(Gnd)= 20 mm x 25 mm, lebar substrat(Wsubs)= 60 mm, panjang substrat(Lsubs) = 55.8 mm, tinggi(h)= 1.6 mm dan gap gnd ke patch = 3.8 mm diperoleh hasil VSWR= 1.3, return loss= -19.58dB, bandwidth= 1478 MHz, gain= 3.55 dBi, dan impedansi 82 ohm. Penelitian ini akan lebih lengkap dengan adanya perancangan antena mikrostrip secara nyata agar supaya hasil dari simulasi yang dilaksanakan dapat dibandingkan langsung den...
Perancangan Antena Mikrostrip Pendeteksi Ranjau
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri, 2020
Antena mikrostrip pendeteksi ranjau yang diusulkan dibuat dengan menggunakan bahan FR-4 dengan konstanta di elektrik 4,4 dan ketebalan substrat 1,5 mm. Untuk patch dari bahan copper (tembaga) diletakkan di bagian atas substrat antena. Kemudian, ground yang terbuat dari bahan copper (tembaga) di letakkan di bagian bawah substrat antena mikrostrip.