Kualitas Organoleptik Sambal Cabai Hijau Dengan Penambahan Kacang Hijau (original) (raw)
Related papers
Profil Organoleptik Dan Kandungan Gizi Naget Ikan Gabus Yang Difortifikasi Kecambah Kacang Hijau
2021
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil organoleptik, kandungan gizi, dan total kalori Naget Ikan Gabus (NIG) dengan fortifikasi Kecambah Kacang Hijau (KKH). Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal dalam rancangan acak lengkap, dengan enam perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. KKH yang ditambahkan adalah 0, 5, 10, 15, 20, dan 25% dari jumlah daging ikan gabus. Data kandungan gizi dan total kalori dianalisis menggunakan Analysis of Variance dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf α 5%, sedangkan data organoleptik dianalisis secara deskriptif berdasarkan frekuensi terbanyak (modus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi KKH sampai dengan 25% memberikan pengaruh nyata terhadap karakteristik organoleptik dan gizi NIG ( p <0,05). NIG dengan penambahan KKH sampai dengan 10% mendapat respons disukai untuk atribut aroma, rasa, dan tekstur, sedangkan warna disukai hingga penambahan kecambah kacang hijau sebanyak 25%. NIG y...
Evaluasi Toleransi Genotipe Kacang Hijau terhadap Cekaman Salinitas
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy)
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L. Wilczek) merupakan salah satu komoditas yang banyak ditanam di daerah pantai pada musim kemarau. Pada lahan yang terletak di dekat pantai, salinitas telah menjadi masalah serius dalam produksi tanaman pangan di Indonesia. Hal ini disebabkan masuknya air laut akibat bencana alam seperti tsunami, dan intrusi air laut akibat pengaruh pasang surut air laut. Dampak salinitas semakin parah pada musim kemarau. Salinitas menyebabkan tanaman mengalami nekrosis dan klorosis, serta berakibat menurunkan bahan kering dan hasil
Jurnal Teknologi Kesehatan (Journal of Health Technology), 2017
An effort done to decrease dependence toward rice flour is by changing rice flour with pumpkin. High potentcy of pumpkin andmung beans production in Indonesia is not matched with the public interest on its utilization. Nagasari is a white-coloredtraditional cake with chewy texture and is filled with banana.The addition of yellow pumpkin and mung beans can provideadditional nutrients and as an alternative healthy snack. The research was aimed to know the effect of pumpkin and mungbeans addition on nagasari reviewed from physical properties, organoleptic and nutrient content of nagasari. This researchwas a quasi experimental with simple random sampling. The data of physical properties was analized descriptively. Data offavorite level test was analyzed using Kruskal-Wallis test and if there were differences, it would be continued by Mann-Whitney test. The physical properties of Nagasari with pumpkin addition made the yellow colour looks brighter, its aromawould be decreased and the pum...
Kualitas Dadih Kacang Hijau dan Susu Sapi dengan Penambahan Sari Jeruk Manis dan Mangga Kweni
2016
The curd was a traditional cheese product it was a typical of West Sumatra which made from buffalo milk that fermented in bamboo tubes for 48 hours. The curd contained LAB (Lactic Acid Bacteria) potential as probiotics. This study used a formulation of mung bean juice and cow’s milk instead of buffalo milk. The aim of the study was to know quality curd mung bean and cow's milk with the addition of sweet orange and kweni mango. The research method used a completely randomized design (CRD) with a factor, such as: type of fruit: Control (JK0), Sweet Oranges in 22ml (JK1), 24ml (JK2), and 26ml (JK3), Mango Kwenies in 22 ml (JK4), 24 ml (JK5), and 26 ml (JK6). The results showed the highest protein levels in treatment JK1 6 g/l, the lowest protein level in treatment JK0 4.1 g/l. the highest calcium level in the treatment JK2 8.86 g/l, and the lowest calcium levels in treatment JK4 4.08 g/l. The most dominant curd product was yellowish white color, distinctive smell of cow's milk,...
2019
Background . In West Nusa Tenggara (NTB) the incidence of stunting was still high, which increased from 2016 (30.0%) and 2017 (37.2%). Children with poor nutrition, especially protein, will cause growth disruption so that children are less nutritious and stunted. Objective of the research: To determine the effect of adding bean paste to organoleptic properties, nutrient content and total plate number of analogue sausage microbes Kamete (Tempe red beans) . Research Methods. Experimental Method was carried out in a laboratory with a complete randomized design of one factor, namely the addition of red bean paste from the weight of tempeh flour consisting of 5 treatment levels (50%, 75%, 100%, 125%, and 150%) repetition 3 times . Organoleptic properties test using hedonic test, the results of the best organoleptic tests were tested for nutrient levels (water, ash, protein, fat, carbohydrate) and total microbes. Research R esult . The proximate test results at the level of treatment of t...
JURNAL NUTRISIA, 2018
Tepung kacang hijau adalah bahan makanan yang diperoleh dari biji tanaman kacang hijau (Phaseolus radiates). Kacang hijau merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang memiliki kadar protein dan zat besi yang cukup tinggi. Pemanfaatan kacang hijau dilakukan dalam bentuk cookies yang merupakan produk pangan yang banyak diminati masyarakat. Bentuk cookies yang umum dijumpai adalah nastar. Tujuan : Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi campuran tepung terigu dan tepung kacang hijau terhadap sifat fisik dan organoleptik pada kue nastar. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian true experiment, dengan rancangan acak sederhana menggunakan 4 perlakuan, 2 pengulangan dan satu kali unit percobaan sehingga terdapat 8 unit percobaan. Variasi campuran tepung kacang hijau pada kue nastar yaitu perlakuan A (100%:0%), perlakuan B (75%:25%), perlakuan C (50%:50%), dan perlakuan D (25%:75%). Uji statistik yang digunakan yaitu One Way Anova, apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikasi 95%. Hasil : Kue nastar yang paling disukai dari segi warna, aroma, dan rasa adalah kue nastar tanpa penambahan tepung kacang hijau, sedangkan dari segi tekstur yang paling disukai adalah kue nastar dengan variasi campuran tepung kacang hijau perlakuan B (25%). Kesimpulan : Ada pengaruh variasi campuran tepung kacang hijau pada kue nastar ditinjau dari sifat fisik dan organoleptiknya.
Jurnal Tata Boga, 2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) proporsi kacang kedelai dengan kacang merah; 2) jumlah konsentrasi glucono delta lactone; 3) interaksi proporsi kacang kedelai dengan kacang merah dan jumlah glucono delta lacone (GDL) terhadap mutu organoleptik tahu sutera yang meliputi warna,tekstur, kekerasan, aroma, dan kesukaan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Proporsi kacang kedelai dengan kacang merah yang digunakan adalah 80%:20%, 70%:30%, dan 60%:40% dan jumlah glucono delta lacone yang digunakan adalah 0,8% dan 1% dari berat susu kacang kedelai dan kacang merah. Pengumpulan data menggunakan metode observasi melalui uji organoleptik. Sampel dinilai oleh 10 panelis terlatih. Analisis data menggunakan hasil analisis dan hasil analisis dengan menggunakan uji lanjut Multiple Comparison Test. Penentuan produk terbaik menggunakan uji Indeks efektifitas. Proporsi kacang kedelai dan kacang merah berpengaruh terhadap kekerasan, aroma dan tingkat kesukaan (α<0,05), namun tidak berpengaruh terhadap warna dan tekstur. Jumlah konsentrasi glucono delta lacone (GDL) tidak ada pengaruh terhadap warna, tekstur, kekerasan dan tingkat kesukaan. Interaksi proporsi kacang kedelai dengan kacang merah dan jumlah glucono delta lacone berpengaruh terhadap tekstur, kekerasan dan tingkat kesukaan (α<0,05), namun tidak berpengaruh terhadap warna, dan aroma. Uji Indeks efektifitas diperoleh produk terbaik tahu sutera dengan penggunaan proporsi kacang kedelai dan kacang merah yang digunakan adalah 60%:40% dan penggunaan jumlah glucono delta lacone sebanyak 0,8% dari berat susu kacang kedelai dan kacang merah. Hasil terbaik tahu sutera memiliki kandungan protein 11,56%, kadar air 82,59% dan kadar abu 0,6%.
Tanggap Varietas Kacang Hijau terhadap Cekaman Salinitas
The response of mungbean varieties to salinity stress was evaluated using pot experiment in green house at Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute in Malang from July to September 2012. Two factors of sixty treatments were arranged in a randomized complete block design, replicated four times. The first factor was six water salinity levels, namely check (ECw 0.5 dS/m), 4.0, 7.1, 10.1, 13.1, and 15.8 dS/m. The second factor was ten mungbean varieties, namely Vima 1, Kutilang, Sampeong, Perkutut, Murai, Kenari, Sriti, Merpati, Betet, dan Walet. Data collection consisted of grain yield and yield components, plant biomass, chlorophyll content index (CCI), plant height, leaf area, and relative water content of leaf (RWC). The results showed that increasing water salinity increased soil salinity (ECs). Increasing salinity did not significantly affect total leaf area per plant, but significantly reduced root dry weight, CCI, number of filled pods, pods and seed dry weight per plant, and weight of 100 grains. Those variables were reduced by 11% to 37% at ECs of 2.65 dS/m. Plant height decreased by 10%, shoot dry weight by 22% and leaf relative water content by 10% at ECs of 6.27, 3.29 and 8.81 dS/m, consecutively. Chlorophyll content index, grain yield and yield components were more sensitive to salinity stress than were plant height, shoot biomass, and leaf area. Based on grain yield reduction, there was different salinity tolerance among the mungbean varieties tested. Vima 1 variety was tolerant up to ECs of 6.40-12.49 dS/m. Murai, Kenari, Sriti, and Betet varieties were tolerant up to ECs of 2.87-5.68 dS/m. Kutilang, Sampeong, Perkutut, Merpati, and Walet varieties were tolerant up to ECs of 1.79-2.65 dS/m. There was no indication that the degree of tolerance of these varieties related to Na and K content in the shoot and root of the plant at 37 days after planting. The critical ECs value for mungbean varietal testing was 1.79-2.65 dS/m. Keywords: Mungbean, Vigna radiata L., electrical conductivity, salinity, tolerance.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan persentase terbaik penambahan ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap kualitas organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan daya suka) pada yoghurt susu kambing. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2022 di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu kontrol (yoghurt susu kambing tanpa penambahan ekstrak jahe merah) (P0), yoghurt susu kambing dengan penambahan ekstrak jahe merah 1% (P1), yoghurt susu kambing dengan penambahan ekstrak jahe merah 2% (P2), yoghurt susu kambing dengan penambahan ekstrak jahe merah 3% (P3), dan yoghurt susu kambing dengan penambahan ekstrak jahe merah 4% (P4). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf nyata 5% (P<0,05) dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT...
Jurnal Agrifoodtech
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan pewarna hijau alami dari sari daun suji, sari daun katuk dan sari daun sawi terhadap sifat fisik kerupuk meliputi rendemen, berat kerupuk mentah, daya kembang, daya serap minyak, dan warna L*a*b* serta sifat organoleptik meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 kelompok perlakuan, yaitu tanpa penambahan sari daun (kontrol) (S0), sari suji 30% (S1), sari suji 50% (S2), sari katuk 30% (S3), sari katuk 50% (S4), sari sawi 39% (S5), sari sawi 50% (S6) dan pewarna hijau makanan (S7), masing-masing kelompok perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan uji ANOVA pada α=0,05 dan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan kerupuk yang ditambah sari suji, sari katuk dan sari sawi 30% dan 50% menunjukkan nilai warna kerupuk yang dihasilkan cenderung bewarna hijau kecoklatan di...