Perbedaan Sikap Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Antara Siswa Kelas XI Program Ips Dan Siswa Kelas XI Program Ipa Sma Negeri I Ngawen Kabupaten Blora (original) (raw)

Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Oleh Guru Bk di SMA Negeri 5 Mataram

Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2020

Penelitian ini untuk mengetahui Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Oleh Guru BK di SMA Negeri 5 Mataram. Penelitian ini diharapkan dapat mebantu guru BK dalam mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan layanan BK yang telah diberikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 5 Mataram berjumlah 1104 orang dan Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 234 siswa. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan distribusi frekuensi dan persentase dari enam indikator pelaksanaan layanan BK oleh guru BK di SMA Negeri 5 Mataram ditemukan bahawa pada indikator kedisiplinan dan penampilan guru BK dalam kategori baik sebanyak 61,97% . Indikator wawasan BK dalam kategori baik sebanyak 58,55%. Indikator bidang bimbingan dalam kategori baik sebanyak 67,09%. Indikator jenis layanan BK dalam kategori baik sebanyak 66,24%. Indikator kegiatan pen...

Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Minat Berkonsultasi Pada Siswa Sma Negeri 1 …

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling dan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa pada SMA Negeri 4 Kairatu. Sampel penelitian ini sebanyak 61 siswa dengan teknik probability sampling, secara khusus dengan cara klaster (cluster random sampling). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode skala. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. uji asumsi, dan 2. uji hipotesis penelitian dengan korelasiproduct moment untuk menguji hipotesis satu dan dua, sedangkan untuk hipotesis tiga dianalisa dengan regresi linierberganda. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa: berdasarkan analisis korelasiproduct moment diperoleh hasil berupa nilai koefisien korelasi sebesar 0,678 dan p sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling dengan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan analisis product moment juga diperoleh hasil berupa nilai koefisien korelasi sebesar 0,459 dan p sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara konsep diri dengan kemandirianbelajar. Berdasarkan analisa regregsi linier berganda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama ada hubungan antara persepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling dan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa. Kemandirian belajar siswa dapat diprediksi dari variabel persepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling dan konsep diri secara bersama-sama sebesar 49,1 % sedangkan sisanya sebesar 50,9 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini seperti keluarga, guru, kurikulum, inteligensimotivasi, dan sikap.

Persepsi Siswa Terhadap Layanan Konseling Individual di SMP Negeri 11 Kota Jambi

Jurnal Wahana Konseling

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap persepsi siswa kelas VIII terhadap layanan konseling individual yang dilakukan oleh guru pembimbing mulai dari tahap pengantaran, tahap penjajakan, tahap penafsiran, tahap pembinaan sampai pada tahap penilaian di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan populasi siswa kelas VIII yang sudah melakukan konseling individual sebanyak 44 siswa. Sampel diambil secara total sampling yaitu sebanyak 44 siswa. Kemudian data angket diolah dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan 76,40% siswa kelas VIII mempunyai persepsi yang berada pada tingkat tinggi terhadap layanan konseling individual yang dilakukan di SMP N 11 Kota Jambi, yang dijabarkan pada (1) persepsi siswa kelas VIII terhadap layanan konseling individual pada tahap pengantaran berada pada tingkat tinggi yaitu 81,18% (2) persepsi siswa kelas VIII terhadp layanan konseling individual pada tahap penjajakan berada pada tingkat tinggi yaitu 74,6...

Persepsi Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah terhadap Minat Siswa Berkonsultasi

2021

Pentingnya Layanan Bimbingan dan Konseling dalam membimbing dan mendampingi siswa dalam proses menempuh pendidikannya. Namun demikian, banyak siswa yang masih enggan dan ragu untuk berkonsultasi dan memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling karena berbagai faktor, salah satunya adalah persepsi siswa itu sendiri. Berbagai pengalaman yang dirasakan dan dialami siswa dari lingkungannya, membentuk suatu persepsi yang mendasari sikap dan perilaku siswa sebagai reaksi terhadap apa yang dipikirkannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi layanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan minat siswa berkonsultasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VIII dan IX Mts Miftahul Huda Turen. Adapun Instrumen penelitian yang digunakan merupakan skala likert dengan teknik analisis data statistik menggunakan rumus Correlation Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat hubu...

Faktor Minat Peserta Didik Dalam Mengikuti Layanan Konseling Individual di Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Pariaman

Journal on Education, 2023

The background of this research is that there are students who are hesitant to take part in individual counseling, there are students who are afraid to take part in individual counseling and there are students who prefer to tell stories to friends rather than the counseling teacher. The purpose of this study was to describe the interest factors of students in participating in individual counseling services in class XI IPS SMA Negeri 3 Pariaman seen from: 1) Knowledge. 2) Observation, 3) Perception. 4) Attitude. This research was conducted using a quantitative descriptive method. The study population was 34 students who were selected by purposive sampling technique with 34 participants. The instrument used is a questionnaire. As for data analysis using interval scores and percentages. Based on the results of research on the interest factors of students in participating in individual counseling services in class XI IPS SMA Negeri 3 Pariaman seen from: 1) The knowledge factor of students in participating in individual counseling services is in the high category. 2) Student observation factors in participating in individual counseling services are in the many categories, 3) Perceptual factors of students in participating in individual counseling services are in the high category. 4) The attitude factor of students in participating in individual counseling services is in the high category. It is recommended that counseling teachers provide an understanding of individual counseling to students in an interesting way so that students understand the benefits of getting individual counseling services.

Kebijakan Kepala Sekolah Terhadap Pelayanan Bimbingan Konseling DI Sma Negeri Se-Kabupaten Purbalingga

Indonesian Journal of Guidance and Counseling Theory and Application, 2014

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan kepala sekolah terhadap pelayanan BK di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan pendekatan penelitian kebijakan, sumber dataprimer dan sekunder. Subyek penelitian yaitu seluruh kepala SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sarpras untuk BK sudah cukup lengkap walaupun belum maksimal karena minimnya anggaran dana. Kebijakan alokasi jam BK, prosentasenya 20% sama sekali tidak ada jam BK, 40% semua kelas ada jam BK, sedangkan 40% lainnya hanya sebagian kelas yang ada. Kebijakan mengenai kualifikasi akademik konselor, 50% dari jumlah seluruh guru BK yang berlatarbelakang pendidikan BK, dan 50% lainnya non BK. Hampir semua guru BK sudah memenuhi kriteria beban kerja guru BK yaitu minimal mengampu 150 siswa.Supervisi BK oleh kepala sekolah masih belum optimal. Anggapan BK sebagai polisi sekolah sudah mulai hilang karena kebijakan kepala sekolah yang menetapkan guru BK tidak boleh menghukum siswa. Simpulan penelitiannya yaitu secara umum kepala sekolah sudah mengetahui peran serta tanggungjawab kepala sekolah terhadap pelayanan BK, tetapi dalam pelaksanaannya kepala sekolah kurang menerapkan pemahamannya serta kurang melihat kebutuhan dari guru BK dan siswa.

Respons Siswa Terhadap Pusat Informasi Konseling Remaja Dalam Layanan Bimbingan Konseling DI SMP Negeri 9 Dan SMP Negeri 20 Pekanbaru

2020

ABSTRAK Fania Frisca Afindra, (2020): Respons Siswa terhadap Pusat Informasi Konseling Remaja dalam Layanan Bimbingan Konseling di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) adalah suatu wadah dalam program Generasi Berencana (GenRe) yang dikelola dari remaja oleh remaja untuk remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pelaksanaan PIK R, 2) respons guru BK dan siswa terhadap keberadaan PIK R, dan 3) faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan PIK R di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian adalah guru Bimbingan Konseling dan siswa pengurus PIK R SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru. Objek penelitiannya adalah Respons siswa terhadap PIK R di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru. Data penelitian dikumpul...

Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling Dengan Intensitas Pemanfatan Layanan Konseling Individual DI Kelas VIII SMPN 9 Palangka Raya

Jurnal Bimbingan dan Konseling Pandohop, 2021

Persepsi merupakan proses subjektif pengolahan bagaimana manusia dapat menilai suatu objek. Banyak hal yang mempengaruhi persepsi, antara lain stimulus yang ada, faktor lingkungan, pengamatan serta pengalaman. Perilaku muncul berdasarkan persepsi yang dimiliki oleh masing-masing individu. Fenomena yang terjadi di SMPN 9 Palangka Raya yaitu siswa enggan berkonsultasi secara suka rela dengan guru BK yang artinya siswa hanya datang ke guru BK jika dipanggil karena telah melakukan pelanggaran.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan antara persepsi siswa dengan layanan bimbingan konseling di Kelas VIII SMPN 9 Palangka Raya.Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 9 Palangka Raya yang terdiri dari 3 (tiga) kelas VIII-A VIII-B VIII-C yang berjumlah 72 siswa. Sedangkan sampel penelitian dengan menggunakan total sampling yaitu menarik semua populasi sebagai sampel.Teknik Pengumpulan data pada penelitian menggunakanangket dan wawancara. Selanjutnya hasil dari data angket dianalisis dengan teknik perhitunganproduk moment diperoleh nilai r hitung yaitu sebesar 0,841. Selanjutnya nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan r tabel produk moment dengan N = 72 dan taraf kebenaran 1 %, yaitu, 0,368. Didapat hasil yaitu, 4,841 > 0,368. Kesimpulan dari analisis di atas, yaitu ada hubungan yang siginifikan antara persepsi siswa terhadap layanan BK yang ada di SMPN 9 Palangka Raya.

Studi Evaluasi Pengelolaan Program Bimbingan Dan Konseling DI Sman I Kota Bengkulu Dan Sman 11 Kota Bengkulu

Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana

Penelitian ini adalah penelitian evaluasi deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem yang difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program konseling di SMA Kota Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah manajemen program bimbingan konseling di SMAN 1 Kota Bengkulu dan SMAN 11 Kota Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, instrumen kuesioner penelitian dan dokumentasi. Hasil penelitian tentang pengelolaan program bimbingan dan konseling berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah di SMAN 1 Kota Bengkulu memiliki kriteria sangat baik dengan persentase 77% (sangat baik) diimplementasikan. Sedangkan SMAN 11 Kota Bengkulu memiliki kriteria baik dengan persentase 63% (baik) diterapkan.

Respons Siswa Terhadap Pusat Informasi Dan Konseling Remaja Dalam Layanan Bimbingan Konseling

Jurnal Administrasi Pendidikan & Konseling Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons siswa terhadap Pusat Informasi dan Konseling Remaja dalam Layanan Bimbingan Konseling di SMPN 9 dan SMPN 20 Pekanbaru. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penentuan subjek menggunakan purposive sampling, yang terdiri dari seluruh pengurus PIK R di SMPN 9 dan SMPN 20 Pekanbaru dan Guru Bimbingan Konseling di SMPN 9 dan SMPN 20 Pekanbaru. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data wawancara dianalisa dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk narasi untuk memperoleh kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) pelaksanaan PIK R di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru sudah cukup berjalan dengan baik 2) guru BK dan siswa mempunyai respons positif terhadap keberadaan PIK R di SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 20 Pekanbaru, karena keberadaan PIK R membawa manfaat bagi guru BK dan siswa.