Critical Review Artikel Ta'awun Muhammadiyah: Gerakan Sosial Politik Adiluhung (original) (raw)
Related papers
Gerakan Ta'Awun Muhammadiyah: Gerakan Sosial Politik Adiluhung
PAPATUNG: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Pemerintahan dan Politik
This study discusses the manifestation of the value of ta'awun in the Muhammadiyah organization which has succeeded in bringing the Muhammadiyah Organization as one of the largest Islamic organizations in Indonesia with thousands of assets in the form of educational institutions, health institutions, social institutions and various other social institutions whose number continues to increase every year. Of course, making Muhammadiyah a community organization that has political bargaining power at the national level. This research uses the library research method, which is a research method whose data comes from various reading materials, including journals, books, and various other readings that are relevant to the title to be discussed. The result is that Muhammadiyah is able to become a political force that is respected by the central government because the political ta'awun movement is oriented towards high politics and ta'awun nationalism in the form of the theologic...
Makna Muhammadiyah dalam Gerakan Sosial
Ayat di atas merupakanbasis ideologi perjuanganMuhammadiyah yang memberikan landasan keberpihakan kepada kaum lemah (dhu'afa') dan kaum teraniaya (mustadh'afin). Semangat Al-Ma'un merupakan dasar pijakan dalam pengembangan awal gerakan "PRO-Penolong Kesengsaraan Oemoem" dengan tokoh Kyai Sudjak di awal pendirian Muhammadiyah tahun 1912. Penerjemahan tersebut disesuaikan dengan munculnya gagasan baru tentang pembentukan masyarakat sipil atau masyarakat madani atau masyarakat yang beradab. Masyarakat madani yang dimaksud dalam hal ini adalah masyarakat yang terbuka dan bermartabat. Sayyid Quthb (dalam Tafsir fi Zhilalil Qur'an Vol. 24) menjelaskan bahwa surat pendek ini mampu memecahkan hakikat besar yang mendominasi pengertian iman dan kufur secara total. Boleh jadi definisi iman dan kufur di sini sangat berbeda bila dibandingkan definisi tradisional. Karena kufur (mendustakan agama) di sini diartikan sebagai menghardik anak yatim dan atau menyakitinya (Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, ayat 2-3). Logika kufur muncul karena seharusnya saat iman seorang sudah mantap di hati niscaya anak-anak yatim dan orang miskin tentu tidak akan diterlantarkan. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat di tarik dari penjelasan latar belakang adalah bagaimana sebenarnya makna Muhammadiah dalam gerakan sosial? Tujuan Pembahasan Tujuan dari pembahasan ini adalah melakukan diskusi yang di harapkan dapat menjelaskan dan memahami bagaimana makna Muhammadiya dalam bidang sosial. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdirinya organisasi sosial keagamaan Muhammadiyah tidak terlepas dari sumbangsih empat kuartet bersaudara. Mereka amat dihormati oleh warga Muhammadiyah, dari sejak dulu hingga kini. Empat bersaudara tersebut antara lain H Muhammad Sudjak, KH Fakhruddin, Ki Bagus Hadikusuma, dan KH Zaini. Mereka merupakan generasi pertama gerakan Muhammadiyah yang langsung di bawah bimbingan KH Ahmad Dahlan, Bapak Muhammadiyah. Dan dari empat orang bersaudara itu, yang paling tua adalah H Muh Sudjak. H Muhammad Sudjak terlahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada tahun 1885/1303 H. Dia berasal dari keluarga abdi dalem santri keraton Yogyakarta. Ayahnya adalah H. Hasyim yang menjabat sebagai seorang abdi dalem keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII.
Kritik Sosial dan Politik Dalam Kidung Pangiling Karya Kiai Imam Malik
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 2019
Kidung Pangiling is a Javanese Poetry that written by Kiai Imam Malik in Losari, Mojokerto. He is a founder of hermitage "Mayangkoro Pondok Pesantren Sambung Sari Noto Projo Majapahit Bangkit Nusantara Jaya". Kiai Imam Malik has written Kidung Pengiling aimed at giving advice and reminders to the community during the 1997-2006. The social aspects in Kidung Pangiling by Kiai Imam Malik broadly explain the social phenomena that occur in society. This social phenomenon has become a habit and tradition that deviates from the concept of religion and public norms. The political aspect in Kidung Pangiling by Kiai Imam Malik contains criticism of the New Order government in 1998 and political phenomena related to deviant state officials' behavior such as corruption, collusion and nepotism. It is also criticized several parties whose ways were not for public interests.
Kritik Sosial Dan Politik Dalam Kidung Pengiling Karya Kiai Imam Malik
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin
Kidung Pangiling is a Javanese Poetry that written by Kiai Imam Malik in Losari, Mojokerto. He is a founder of hermitage "Mayangkoro Pondok Pesantren Sambung Sari Noto Projo Majapahit Bangkit Nusantara Jaya". Kiai Imam Malik has written Kidung Pengiling aimed at giving advice and reminders to the community during the 1997-2006. The social aspects in Kidung Pangiling by Kiai Imam Malik broadly explain the social phenomena that occur in society. This social phenomenon has become a habit and tradition that deviates from the concept of religion and public norms. The political aspect in Kidung Pangiling by Kiai Imam Malik contains criticism of the New Order government in 1998 and political phenomena related to deviant state officials' behavior such as corruption, collusion and nepotism. It is also criticized several parties whose ways were not for public interests.
Relawan: Dari Gerakan Sosial ke Proyek Politik
Religion, State and Society: Exploration of Southeast Asia, 2017
This article describes the 2014 presidential contest marked by the presence of political volunteers as a form of increasing the citizen's active participation in substantial democracy. This article argues that the rise of the social movement has spawned a tradition of voluntarism in politics. In addition, voluntarism also helps change the political values of patrimonial and oligarchic nuances into voluntarism and participation. Active and online political volunteers can increase community participation. The article also argues that the presence of political volunteers contributes positively to the development of an extra model of parliamentary democracy.
2013
Seperti telah menjadi tradisi, menjelang Pemilu tak sedikit partai politik di Indonesia ramai-ramai mendirikan organisasi Islam. Dua dari sekian banyak partai politik yang mendirikan organisasi Islam sayap partai politik (parpol) adalah Partai Golkar dengan mendirikan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) dan Pengajian Al-Hidayah serta PDI-P dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Setidaknya ada lima kontribusi organisasi Islam sayap parpol bagi masyarakat, yaitu: menambah pengetahuan keagamaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk senantiasa berbuat baik, menambah ketrampilan, melatih dan memberi kesempatan berorganisasi, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Sementara dalam konteks parpol, berbagai pro-gram kerja dan aktivitas keagamaan yang organisasi Islam sayapnya berfungsi untuk menjaga loyalitas simpatisan kepada parpol, mengukur kekuatan parpol dari segi perkembangan jumlah simpatisan, menjaga citra baik parpol, dan menepis stigma parpol non-religius....
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Filantropi : Memaknai Teologi Al-Maun
Nugraha W, 2022
Era Globalisasi tentu menjadi sebuah tantangan dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia, oleh karena itu maka dalam perspektif Muhammadiyah yang merupakan salah satu Organisasi Islam terbesar di Indonesia, tantangan tersebut dijadikan sebagai langkah awal bagi Muhammadiyah yang merupakan organisasi gerakan filantropi dalam mengamalkan Teologi Al-Maun tentang bagaimana menentukan strategi organisasi tersebut dalam menghadapi tantangan Globalisasi
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid
gerakan tajdid dari Organisasi keislaman Muhammadiyah, dan perkambangannya secara dinamis hingga prospek tajdid dalam berbagai Bidang yang telah dicapai Oleh Muhammadiyah