MATAKULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN (original) (raw)

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN PAKAN (PTP)

Malik Suryo Putro, 2018

Pengolahan tanaman merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun suatu lahan tanaman pakan. Pengolahan lahan meliputi pembersihan areal untuk membersihkan area dari tanaman lain, pembajakan untuk menggembur tanah dengan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan agar proses mineralisasi bahan organik berlangsung cepat dan penggaruan yang bertujuan menghancurkan bongkahan padat hasil pembajakan menjadi struktur tanah rata sekaligus membersihkan sisa-sisa tumbuhan liar. Bahan tanam atau bibit yang dipakai adalah biji dan stek. Bahan tanam untuk rumput berupa stek, sedangkan legum berupa biji. Dasar pertimbangan dalam pemilihan bahan tanam yaitu sesuai dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan, dan dikelola, dapat memberikan produksi yang tinggi dan palatable. Jarak penanaman harus memperhatikan sifat tiap spesies tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Pemotongan paksa dilakukan saat tanaman sudah mengalami pertumbuhan maksimum. Tujuan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara pengolahan lahan, cara memupuk, pemilihan bibit, jarak tanaman, dan mampu memprediksi produksi hijauan pakan dengan benar. Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mengetahui cara pengolahan lahan yang benar, bibit yang sesuai, cara menanam yang benar, jarak tanaman yang tepat, cara memupuk yang benar, interval pemotongan yang tepat dan mampu memprediksi produksi hijauan pakan.

PENAKSIRAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) atau "pohon yang amat menyenangkan" (a heaven tree) (Asnawi dan Darwis, 1985). Selain itu, tanaman kelapa juga dapat tumbuh di sepanjang pesisir pantai khususnya, dan dataran tinggi serta lereng gunung pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sangat potensial untuk dikembangkan mengingat hasil ekonomisnya yang tinggi dan tempat tumbuhnya yang tidak memerlukan kondisi khusus. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas areal kelapa terluas di dunia yaitu mencapai 4 juta ha (31,2% dari total luas perkebunan kelapa di dunia (Allorerung et al., 2005). Hal ini menyebabkan tanaman kelapa menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia. Oleh karenanya, tanaman kelapa perlu dikembangkan dengan baik karena berpotensial menghasilkan devisa dan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Budidaya tanaman kelapa harus dikelola dan diatur sebaik mungkin agar dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Meskipun demikian, masih terdapat banyak permasalahan dalam budidaya tanaman yang menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman kelapa di Indonesia. Masalah rendahnya produksi produktivitas kelapa di tingkat petani disebabkan karena penggunaan bibit unggul masih kurang dan pemeliharaan lahan dan tanaman yang tidak tepat. Selain itu, permasalahan ini juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani antara lain dengan, peremajaan kelapa tua dan perluasan areal dengan menggunakan benih kelapa bermutu berasal dari blok penghasil tinggi (BPT) dengan cara pemilihan pohon induk (PIK) yang benar. Pemeliharaan tanaman kelapa perlu dilakukan dengan pemupukan yang tepat serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Pemanfaatan lahan harus

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PERIKANAN

Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari. Di samping itu juga terdapat potensi perikanan lain yang berpeluang untuk dikembangkan, yaitu (a) perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta ha memiliki potensi produksi 0,9 juta ton per tahun; (b) budidaya laut yang meliputi budidaya ikan, budidaya moluska dan budidaya rumput laut; (c) budidaya air payau dengan potensi lahan pengembangan sekitar 913.000 ha; (d) budidaya air tawar meliputi budidaya di perairan umum, budidaya di kolam air tawar dan budidaya mina padi di sawah; serta (e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri farmasi, kosmetik, pangan, pakan dan produk-produk non-konsumsi (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).

01 KETAHANAN PANGAN DAN TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS

Dengan penduduk 216 juta jiwa, Indonesia saat ini membutuhkan bahan pangan pokok sekurang-kurangnya 53 juta ton beras, 12,5 juta ton jagung dan 3,0 juta ton kedelai. Jika tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan produksi pangan dalam negeri secara signifikan, dapat menyebabkan ketahanan pangan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan produksi pangan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun laju peningkatannya masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri karena produktivitas tanaman pangan serta peningkatan luas areal yang stagnan bahkan cenderung menurun.