Novice English Teachers' Performance in Teaching English at Senior High Schools in Pekanbaru (original) (raw)

Pelatihan Classroom Instruction Untuk Pemelajar Bahasa Inggris Usia Dini DI Kalangan Guru MI An-Nur

Journal of Empowerment

Dalam upaya mewujudkan keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, para guru pemelajar usia dini harus dapat memahami kebutuhan siswa mereka. Mereka harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang perkembangan pembelajar muda pelajaran yang efektif untuk memenuhi kebutuhan siswa. MI An-Nur sebagai salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran bilingual memerlukan peningkatan kemampuan guru baik bahasa Inggris dan pedagogis. Merujuk pada situasi tersebut, pelatihan bahasa Inggris (classroom instructions) untuk pengajaran para siswa usia dini merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris di MI An-Nur. Pelatihan tersebut dilakukan melalui sejumlah kegiatan simulasi pengajaran yang melibatkan 15 orang guru MI An-Nur beserta para dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Suryakancana. Kegiatan pelatihan tersebut meliputi tiga tahapan, yaitu pra-kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Melalui kegiatan pelatihan ini, para guru MI An-Nur memperoleh wawasan dan keterampilan yang lebih baik tentang pengajaran Bahasa Inggris untuk siswa usia dini terutama mengenai classroom instruction. Dengan demikian, diharapkan para guru di MI An-Nur akan mampu melaksanakan pengajaran Bahasa Inggris yang lebih baik bagi para siswa usia dini.

Teacher’s Characteristics and Students’ Learning Achievements in English: A Survey at the Second Year Students of Sman 1 Praya in Academic Year 2016/2017

2017

Penelitian ini berjudul "Karakteristik Guru dan Prestasi Belajar Siswa dalam Bahasa Inggris: Penelitian pada Siswa Kelas II SMAN 1 Praya Tahun Akademik 2016/2017". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang karakteristik guru yang baik dan untuk mengetahui karakteristik guru dari perspektif siswa dan pendapat siswa terkait kebutuhan, minat, dan motivasi belajar bahasa Inggris. Subjek penelitian ini adalah tiga puluh (30) siswa di XI Bahasa di SMAN 1 Praya. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket dan wawancara. Dalam kuesioner, langkah pertama menggunakan pertanyaan tertutup (close-ended questions) untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik siswa tentang karakteristik guru yang baik, yang terdiri dari dua puluh delapan pertanyaan dalam angket. Dalam pertanyaan tertutup, empat kategori karakteristik guru digunakan. Data yang dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu kepribadian guru, kesiapan guru, proses pengajaran guru, dan penilaian...

Teacher Talk In English Teaching And Learning Process AT SMK Batik 1 Surakarta In 2015/ 2016 Academic Year

2016

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif mengenai Tuturan Guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kategori-kategori Tuturan Guru yang ditemukan dalam proses belajarmengajar bahasa Inggris dan untuk mengidentifikasi kategori yang dominan dari Tututuran Guru yang ditemukan dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah transkrip dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar di kelas bahasa Inggris. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Ada 2 guru laki-laki dan 1 guru perempuan yang diobservasi dalam penelitian ini. Ada empat langkah yang dipakai untuk menganalisis data yakni: membaca kembali, mengkode, membuat tabel, dan menarik kesimpulan. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan Foreign Language Interation (FLINT) teori yang dicetuskan oleh Moskowizt (1976). Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada 9 dari 11 kategori Tuturan Guru yang ditemukan dalam proses belajar-mengajar di kelas bahasa Inggris yang meliputi: kategori 2 (memuji atau mengarahkan), 2a (memberikan candaan), 3 (menggunakan gagasan siswa), 3a (mengulang kata-kata tertentu dari siswa) 4 (memberikan pertanyaan), 5 (memberikan informasi), 5a (mengoreksi tanpa penolakan), 6 (memberikan perintah) dan 7 (mengkritik perilaku siswa). Namun demikian, ada juga beberapa dari Tuturan Guru yang tidak bisa diklasifikasin berdasarkan teori FLINT seperti kata: assalamualaikum, selamat pagi dan selamat siang. Kategori yang dominan dari Tuturan Guru yang ditemukan dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris adalah kategori 4 (memberikan pertanyaan) dan kategori 5 (memberikan informasi). Dalam penelitian ini, kedua guru laki-laki lebih sering menggunakan Tuturan Guru kategori 4 dari pada kategorikategori yang lain. Di sisi lain, guru perempuan cenderung untuk menggunakan kategori 5 yaitu memberikan informasi. Kata kunci: tuturan guru, teori FLINT, kategori tuturan guru

Teachers' Beliefs On Teaching Methodology In The 2013 Curriculum And Their Application In Language Teaching(A Case Study at SMK Negeri 4 Surakarta)

2018

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kepercayaan guru terhadap metode pengajaran bahasa Inggris EFL, apakah ada beberapa perbedaan antara keyakinan guru EFL dan praktik mereka dalam mengajar, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan ini, dan faktor-faktor berkontribusi terhadap kepercayaan guru EFL pada metode pengajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 4 Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka, observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles and Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) keyakinan guru tentang metodologi pengajaran dalam kurikulum 2013 dan aplikasinya dalam pengajaran bahasa, 2) Ditemukan juga bahwa ada beberapa perbedaan yang ditemukan antara keyakinan guru dan praktek mereka dalam mengajar di kelas. Perbedaan tersebut berada di komponen tujuan pembelajaran, silabus, dan pengelolaan kelas, 3) Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan ini, yaitu; faktor internal guru dan faktor eksternal guru, 4) Ada beberapa faktor berkontribusi untuk membentuk keyakinan para guru pada metode pengajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 4 Surakarta, yaitu; Pengalaman guru sebagai pembelajar bahasa, pengalaman mengajar, harapan dari sekolah, orang tua, pemerintah dan masyarakat setempat, dan pelatihan.

Approaches and Experiences of English Teachings in Indonesia

Edukasi Lingua Sastra, 2020

Permintaan akan pembelajaran bahasa Inggris telah meningkat seiring dengan proliferasi bahasa Inggris secara global. Praktik bahasa Inggris tidak hanya terbatas pada tujuan internasional tetapi juga komunikasi lokal. Oleh karena itu, tren telah bergeser dari hanya menyalin gaya penutur asli ke komunikasi yang berhasil dengan menggunakan bahasa Inggris. Dihadapkan dengan kebijakan yang terus berubah dan tuntutan praktis, guru bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL) di Indonesia harus melakukan pengaturan prioritas yang sangat unik untuk mengembangkan strategi bertahan hidup yang tidak mungkin diperlukan oleh rekan-rekan mereka yang bekerja di luar negeri. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas pengalaman guru EFL dalam mengajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia di era reformasi dan untuk menunjukkan analisis pengalaman pemebelajaran berdasarkan konteks situasi untuk menemukan inti peran guru dalam konteks yang berubah.

The Competence of Primary School English Teachers in Indonesia

The problem of this research is 'what is the level of professional and pedagogic competence of English primary school teachers?'. This paper highlights the findings of a study which was undertaken at primary schools in Indonesia. The aims of the study were to explore the primary school English teachers' competence about their professional and pedagogic competency. Test and open question were employed to obtain the data of the level of professional and pedagogic competencies. The recommendations for the improvement of professional and pedagogic competencies of primary school teachers of English were also provided.

Memahami Konsep Ilmiah Strategi Belajar Bahasa Ke-dua Sebagai Pengembangan Kompetensi Pedagogis Guru

Warta LPM

Teachers as key figures in the educational process are required to have several competencies including pedagogical competencies. One of the pedagogical competencies is to understand learners' characteristics that should be considered in program design and teaching learning process. One of the issues related to learners is the second language learning strategy, which is the focus of this community's dedication. From the preliminary study it was fond that most teachers had the least understanding of the scientific concepts of the second language learning strategy. To that end, community service was conducted. With this scientific conceptual understanding teachers are expected to apply it in both teaching learning process and research. Community service was conducted in the form of workshop through Zoom and Schoology applications. Overall the workshop ran well. Participants were actively involved in each planned session. One of the indicators of success is that participants were able to explain the second language learning strategy conceptually based on the relevant theory. Participants were also able to make relevant research topics. From the results of this activity, it is suggested that this program be continued in the future. Kata kunci: Strategi belajar bahasa ke-dua, kompetensi pedagogik, memahami peserta didik Abstrak Guru sebagai tokoh utama dalam proses pendidikan dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi termasuk kompetensi pedagogis. Salah satu kompetensi pedagogis adalah memahami peserta didik yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program dan proses belajar mengajar. Salah satu hal terkait dengan peserta didik adalah strategi pembelajaran bahasa ke-dua, yang merupakan fokus pengabdian masyarakat ini. Dari studi awal diperoleh gambaran bahwa rata-rata guru belum menguasai konsep ilmiah tentang strategi belajar bahasa ke-dua secara memadai. Umumnya jawaban para guru masih bersifat volk knowledge. Untuk itu, pengabdian masyarakat ini dilaksanakan. Dengan pemahaman konseptual ilmiah ini para guru diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran maupun

What Happened to Novice EFL Teachers Professional Learning in Pesantren Based Billingual Program? Evidence from an Islamic Boarding School in East Lombok Indonesia

Indonesian Journal of English Education, 2018

This study investigated the practice of professional learning as experienced by novice English Foreign Language (EFL) Teachers especially those teaching at Islamic Boarding Schools or Pesantren which ran English and Arabic language program. Case study was employed by involving English Teachers and a School headmaster. This study revealed EFL teachers found it challenging to manage classroom. This is partly caused by the class size and their limited experiences and authority to manage class. They also suffered from intimidating lesson plans design. Moreover, they found it daunting to encourage students to learning English, resulting in teachers' stress. Further, barriers of novice EFL teachers' professional learning were associasted with their attitude toward continous learning needs and limited programs to improve teachers' competency. It also revealed that this pesantren and the school where this study was carried out have yet to set TPD programs for its teachers. In fact, novice EFL teachers were unlikely to get necessary supports from school and senior teachers despite the presence of informal supervision from senior teachers. ABSTRAK Penelitian ini mengkaji praktik pembelajaran profesional guru Bahasa Inggris pemula, khususnya yang mengajar di Pesantren yang menerapkan program bahasa Inggris dan Arab. Penelitian dengan desain studi kasus ini melibatkan Guru Bahasa Inggris dan kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru bahasa Inggris tersebut menghadapi tantangan untuk mengelola kelas. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah siswa di dalam satu kelas serta minimnya pengalaman dan wewenang mereka mengelola kelas. Mereka juga merasa terbebani oleh penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Mereka juga merasa kesulitan untuk memotivasi siswa belajar bahasa Inggris. Semua hal tersebut membuat guru-guru bahasa Inggris tersebut merasa tertekan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor yang menghambat pembelajaran guru bahasa Inggris pemula tersebut adalah sikap guru terhadap kebutuhan belajar secara berkesinambungan dan terbatasnya program peningkatan kompetensi guru. Pesantren dan sekolah tempat penelitian ini dilakukan ternyata menetapkan program pengembangan profesi untuk guru-gurunya. Selain itu, para guru bahasa Inggris pemula tersebut tidak juga mendapatkan dukungan yang diperlukan dari sekolah dan guru senior meskipun telah ada supervisi informal dari guru senior. Kata kunci: guru pemula; bahasa ingggris; pembelajaran professional; pesantren; program dua bahasa How to Cite: Hadi, M.

The Novice Teachers Profile in English Language Teachingdepartment of Iain Syekh Nurjati Cirebon

2016

Sandi Pramuji. 14121310352. The Novice Teachers Profile in English Language Teaching Department of Tarbiyah and Teacher Training Faculty of Syekh Nurjati State Institute for Islamic Studies Cirebon. The crucial issues of ASEAN Free Trade Area (AFTA) that happened in a recent year will attack Indonesia especially in economic and culture. The teachers should prepare their students with a good knowledge-based economy with 21 century skills. Teacher should be a good and qualified teacher to endure this problem. This study was primarily intended to investigate the pedagogical and personal aspects of novice teacher based on student and supervisor perceptions to achieve the qualified teacher. The investigation itself was centered on the pedagogical aspects such stating goals and objectives; planning and carrying out instructions; developing students’ attitudes and motivation; and evaluation (Schulz, 2000, p. 11) and personal aspects such teachers’ personality characteristics, teachers’ att...