Etika Bisnis Yusuf Al- Qaradâwi (Upaya Membangun Kesadaran Bisnis Beretika) (original) (raw)

Etika Bisnis Yusuf Al- Qaradâwi

2013

Bisnis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tidak heran jika Islam memberi tuntunan dalam bidang usaha. Bisnis selama ini, dikesankan sebagai usaha mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, bahkan harus ditempuh dengan cara kotor dan tidak etis. Etika bisnis sangat penting untuk dikemukakan dalam era globalilasasi yang seringkali mengabaikan nilai-nilai moral dan etika. Karena itu, Islam menekankan agar aktifitas bisnis manusia dimaksudkan tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan tetapi lebih pada upaya pencarian kehidupan berkeseimbangan disertai prilaku positif bukan destruktif. Yusuf al-Qaradâwi melihat bisnis kekinian turut memberikan kontribusi yang besar dalam menjawab persoalan etika dalam berbisnis secara komprehenship. Dalam pemikirannya yang moderat tercermin bahwa etika bisnis yang beliau cetuskan merupakan bentuk profesionalisme bisnis yang akan senantiasa menjaga keberlangsungan bisnis. Mewujudkan bisnis yang beretika berarti menjalankan su...

Etika Bisnis Islam Menurut Imam Al-Ghazali Dan Yusuf Al-Qaradhawi

CBJIS : Cross-Border Journal of Islamic Studies

Islamic business ethics is a moral reference as part of the form of Akhlaqul Karimah in sharia-based business. Islamic business norms and ethics are based on good faith and mutual pleasure ('an taradhin) between parties while still adhering to the halal and toyib aspects. In carrying out business activities, al-Ghazali and Yusuf Qardhawi emphasize to always be guided by Islamic business ethics. The formulation of the problem in this thesis research is how al-Ghazali thinks about Islamic business ethics, how al-Ghazali thinks about Islamic business ethics and how is the comparison (similarity/difference) between al-Ghazali's thoughts and Yusuf Qardhawi's. In the preparation of this thesis the author uses data collection techniques in the form of library research, as the approach is used a comparative approach. Researchers used qualitative data analysis, namely data that cannot be measured or assessed with numbers directly. The result of the discussion that according to al...

Falsafah Etika Bisnis Dalam Al- Quran

2014

Al-Qur'an is the revelation which is reduced for many purpuses. One of the purposes is to vanish both material poverty and spiritual, foolish, illness and living suffer. Business ethic in Al-Qur'an is normative discipline, in which the certain ethic standard that has been formulated and then applied that will be the guidance in running business. The norm or ethic are also stated in Al-Qur'an and the prophet's teaching, which discuss more deeply and broadly, also more comprehensively, that explains that Islam is emphasized more on the ethic, moral and attitude in every way of life, include also in it business ethic.

Konsepsi Etika Bisnis dalam Al-Qur'an

Jika dalam sistem ekonomi konvensional yang berkembang dewasa ini mempunyai landasan filosofis Smithian dan Marxian, maka dalam sistem ekonomi Islam menawarkan etika bisnis bagi pendorong bangkitnya roda ekonomi berdasarkan pada etika qur’ani. Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia adalah konsepi hubungan manusia dengan mansuia, lingkungannya serta manusai dengan Tuhan (Hablum minallah dan hablum minannas). Dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh adalah manifestasi dari ibadah secara total kepada sang Pencipta.

Relevansi Etika Bisnis Perspektif Imam Al-Ghazali Dengan Hermawan Kartajaya

2019

Studi dalam penelitian ini mengkaji tentang relevansi etika bisnis perspektif Ima>m al-Ghaza>li> dalam kitab Ih{ya>’ ‘Ulum al-Di>n dan etika bisnis perspektif Hermawan Kartajaya. Ima>m al-Ghaza>li> adalah seorang sufi yang ahli dalam tasawuf, jarang orang menggambarkanya sebagai ahli bisnis. Hermawan Kartajaya adalah seorang penulis yang ahli dalam bisnis dan marketing. Menurut Hermawan Kartajaya bisnis telah kian terpuruk oleh tangan-tangan orang yang tidak punya etika dan moral. Banyak pemikiran yang berkembang saat ini mengatakan bahwa dalam bisnis faktor etika tidak harus dilibatkan, karena akan menghambat pendapatan yang akan didapat. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah relevansi antara konsep etika bisnis perspektif Ima>m al-Ghaza>li> dalam kitab Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n dan konsep etika bisnis perspektif Hermawan Kartajaya. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa etika bisnis yang dikonstruk oleh Ima>m al-Ghaza&gt...

Masa Depan Hukum Bisnis Islam di Indonesia : Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad Yûsuf Al-Qaradâwi

Yogyakarta: LKiS, 2013

Yusuf al-Qaradawi adalah sosok ulama’ dunia yang sangat unik. Ia lahir sebagai seorang Ikhwan al-Muslimin namun belakangan, pemikirannya jauh ke depan sehingga sering kali dianggap sebagai salah satu penyokong pemikiran Liberal Islam dunia. Meskipun demikian, dunia Islam harus mengapresiasi pemikiran beliau karena buku-bukunya telah menghiasi warna-warni khazanah pemikiran Islam di dunia termasuk Indonesia, khususnya dalam masalah hukum Islam beserta metodologinya. Buku ini mencoba untuk menelaah pemikiran beliau dalam ruang ushul fiqh, yakni metode ijtihad yang diramunya untuk kemudian direlevansikan dengan pengembangan hukum bisnis Islam di Indonesia. Salah satu ungkapannya yang perlu mendapatkan rumusan baru dalam fiqh kontemporer adalah tentang masalah akad, baginya ketika ada transaksi dengan jalan apapun yang memudahkan konsumen seperti dengan jalan elektrik, maka transaksi tersebut diperbolehkan, asalkan terdapat unsur kebenaran (lurus), menepati amanah, dan jujur (setia).

Etika Bisnis Islami Dalam Praktek Bisnis Rasulullah

Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 2011

Historical study of the Muhammad's behavior and business ethics before being appointed as messenger is an interesting study, because the conduct and business ethics that Mohammed applied was based on the study of the verses of the Koran. After appointed as messenger (40 years old), the life of prophet Muhammad was more guided by the revelations of the Qur'an. Some principles which the prophet applied are honest, amanah, accurate in weighting, , avoid gharar, not hoard goods, not execute al-ghab and tadlis among seller and buyer. *** Kajian sejarah mengenai perilaku dan etika bisnis Muhammad sebelum ditunjuk sebagai nabi merupakan kajian yang menarik, karena peri laku dan etika bisnis yang diterapkan oleh Muhammad didasarkan pada kajian ayat-ayat al-Qur'an. Setelah ditunjuk sebagai nabi (usia 40 tahun), kehidupan Nabi Muhammad lebih dibimbing oleh wahyu-wahyu al-Qur'an. Beberapa prinsip yang diterapkan oleh Muhammad adalah jujur, amanah, timbangan yang tepat, menghindari gharar, tidak menimbun barang, tidak melakukan al-ghalb dan tadlis di antara penjual dengan pembeli.

Etika Bisnis Dalam Islam

Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a code or set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan etika. Perbedaan antara moral dan etika sering kabur dan cendrung disamakan. Intinya, moral dan etika diperlukan manusia supaya hidupnya teratur dan bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan dengan sanksi masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi manusia, bisnis juga dihadapkan pada pilihan-pilihan penggunaan factor produksi. Efisiensi dan efektifitas menjadi dasar prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom klasik banyak berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat dikorbankan, lingkungan rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.

Etika Bisnis Islam dalam Perspektif Pemikiran Al-Ghazali

2011

Perbincangan tentang "etika bisnis" di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri), mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) "bertangan kotor". Apalagi ada satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila "beretika" maka bisnisnya terancam pailit. Disebagian masyarakat yang nir-normative dan hedonistikmaterialistk, pandangan ini tampaknya bukan merupakan rahasia lagi, karena dalam banyak hal ada konotasi yang melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri. Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tentang etika bisnis, maka landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi muslim adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran Tuhan di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena bisnis dalam Islam tidak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam. Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Artinya, jika orientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidahkaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita di 1 Peneliti Keuangan Syariah