Implementasi Dan Analisis Unjuk Kerja Teamspeak Sebagai Roip (Radio Over Ip) Pada Komunikasi Tanggap Bencana (original) (raw)
Related papers
Implementasi RoIP (Radio Over IP) pada Komunikasi Tanggap Bencana
Salah satu model alat telekomunikasi yang handal pada saat terjadi bencana adalah perangkat radio komunikasi. Perangkat radio dengan model Handy Talky, memiliki kemampuan jarak komunikasi yang terbatas. Dengan menggembangkannya menjadi RoIP (Radio Over IP) maka sistem telekomunikasi radio tersebut di tumpangkan pada sistem VoIP agar sistem telekomunikasi radio menjadi lebih global dan mampu mengatasi masalah interoperabilitas dalam masalah telekomunikasi secara umum dan sistem telekomunikasi tanggap bencana. Penelitian ini meneliti tingkat kehandalan dari RoIP (Radio Over IP) yang terimplementasi pada sistem komunikasi tanggap bencana. Pengujian meliputi sistem VOX/Switcher, Packet Loss dan Delay terhadap penggunaan CODEC dan jumlah pengguna serta kualitas internet mobile dari beragam provider yang mampu di gunakan untuk sistem RoIP.
ABSTRAKS Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini mengarah pada teknologi yang berbasis Internet Protocol, Voice Over Internet Protocol (VoIP) merupakan salah satu teknologi telekomunikasi yang mampu melewatkan layanan pesan, suara dan video ke dalam jaringan Internet Protocol sehingga mampu melakukan hubungan telekomunikasi antar pengguna yang terhubung dalam jaringan IP. Kelebihannya, efisiensi terhadap bandwidth, efisiensi terhadap biaya pengelolaan. Pada proyek ini akan dibuat sebuah prototipe layanan jaringan komunikasi VoIP Server menggunakan Raspberry Pi dengan tujuan sebagai alat komunikasi wireless yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan penggunaan alat bersifat praktis, sistem operasi Linux sebagai pondasi utama dengan aplikasi Raspbian Jessie dan FreePBX berbasis opensource yang diintegrasikan kedalam Raspberry Pi. FreePBX di Raspberry Pi yang berfungsi untuk layanan telepon berbasis IP lalu menghubungkan aplikasi VoIP mobile dan PC ke Raspberry Pi sebagai server VoIP, serta melakukan uji kinerja server layanan VoIP pada saat melakukan panggilan.
PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN TAHAP AWAL TERRESTRIAL RADIO TRUNKED
Sebagai kawasan industri di Kepulauan Riau dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, Kota Batam perlu memiliki sistem komunikasi yang handal dalam mendukung koordinasi antar instansi pendukung keselamatan publik. Keselamatan publik merupakan hal yang penting dalam meningkatkan investasi demi terciptanya stabilitas nasional. Saat ini masing-masing instansi di Batam belum memiliki sistem komunikasi yang terintegrasi. Sistem komunikasi yang dimiliki instansi-instansi tersebut mempunyai standar teknologi dan frekuensi yang berbeda sehingga masih belum dapat mendukung terciptanya interoperability dan menjadi kendala dalam koordinasi antar instansi. Tulisan ini menjelaskan tentang perencanaan tahap awal jaringan radio untuk komunikasi layanan publik di Kota Batam. Jaringan ini mengintegrasikan sistem komunikasi masing-masing instansi menjadi satu jaringan privat berbasis selular pada frekuensi 380 - 400 MHz. Selain itu, jaringan ini memiliki satu pusat pengelolaan informasi dan koordinasi. Jaringan yang direncanakan adalah Terrestrial Radio Trunked Digital (TETRA) yang mendukung layanan berbasis digital dengan perkiraan kebutuhan jumlah pengguna hingga 2020. Pengguna yang dimaksud dalam tulisan ini adalah instansi di bawah pemerintah daerah yang bertanggung jawab untuk mendukung keselamatan publik. Tulisan ini menganalisa kapasitas base station, spesifikasi, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Dari analisa tersebut penulis menyimpulkan bahwa pembangunan TETRA di Kota Batam tahap awal membutuhkan 12 base station dengan 2 switching center pada frekuensi 380-400 Mhz yang akan digunakan perangkat pemda kota batam dengan rencana anggaran pembangunan berasal dari APBD kota Batam Kepulauan Riau. Kata Kunci: Kota Batam, Kawasan Ekonomi Khusus, keselamatan publik, jaringan radio, TETRA
Jurnal Audiens
Penelitian ini berfokus pada kegiatan kebencanaan di masa mitigasi sebelum bencana banjir di Kabupaten Bantul pada Tahun 2019. Dari segi cakupan wilayah meliputi 14 kecamatan terdampak hingga menimbulkan dua orang korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis difusi inovasi dalam penerapan komunikasi bencana oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Desa Imogiri Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan dokumentasi. Sementara itu, teknis analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan trianggulasi sumber data sebagai metode uji validitas data yang digunakan. Landasan teori yang digunakan adalah teori difusi inovasi yakni mengamati bagaimana teknologi baru melebur dalam sebuah kebudayaan di tengah masyarakat. Hasil temuan peneliti, difusi inovasi dalam penerapan komunikasi bencana pada masa mitigasi yang dilakukan oleh FPRB Desa Imogiri p...
2019
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media Tabletop Disaster Exercise dalam meningkatkan skill komunikasi. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan menggunakan pre-post test with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah purpossive sampling dan didapatkan jumlah responden sebesar 36 yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan didapatkan ada perbedaan kemampuan komunikasi (ρ = 0,000) sedangkan pada kelompok kontrol hasil didapatkan perbedaan kemampuan komunikasi (ρ = 0,000). Hasil uji Mann Whitney yaitu terdapat perbedaan kemampuan komunikasi dari responden antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai signifikansi ρ = 0,033. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik pada kelompok perlakuan dan kontrol sama-sama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dari masing-masing responden, akan tetapi dari analisis kedua metode didapatkan h...
Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi, 2018
Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.