Purbawidya : jurnal hasil penelitian dan pengembangan arkeologi (original) (raw)
Related papers
2004
Penemuan gambargambar purba yang tertera di dinding clan langit-langit gua/ ceruk (rock ;helter) di kawasan Pegunu.:igan Marang Kutai Timur, merupakan suatu berita penting untuk penelitian arkeologi. Selain sebagai informasi yang aktual, temuan tersebut menjawab teka-teki para arkeolog, khus• .isnya ahli Gambar tanda tangan yang ditemukan di Gua .
Kalpataru majalah arkeologi volume 27 nomor 1, Mei 2018
2018
Majalah ini berisi 5 artikel ilmiah yang berjudul: (1) Warisan budaya sebagai barang publik, (2) Kampanye kesadaran masyarakat mengenai pelestarian cagar budaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, (3) Arkeologi, Publik, dan Media Sosial di Maluku, (4) Bangunan Perkebunan teh Zaman Belanda di Jawa Barat: Kajian Arkeologi Publik, (5) Tinggalan megalitik di kawasan Pasemah Sumatera Selatan: Kajian Arkeologi Publik.
Kalpataru majalah arkeologi volume 27, No. 1, November 2018
2018
Majalah ini berisi 5 artikel ilmiah yang berjudul: (1) Dua tipe ornamentasi candi Perwara di Kompleks Candi Sewu, (2) Perkembangan ragam hias pada Omo Sebua di Nias Selatan, Sumatera Utara, (3) Tradisional atau modern: dampak kebijakan perumahan rakyat terhadap bangunan tradisional di Bada, Sulawesi Tengah, (4) Omo Hada: arsitektur tradisional Nias Selatan di Ambang Kepunahan, (5) Motif Hias pada arsitektur bangunan peninggalan Zending di Pulau Roon dan Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat
Babak Baru Jurnal Ilmiah Arkeologi di Indonesia
Kapata Arkeologi
Indonesian archeological research institute has been more than a century, marked by the establishment of Oudheidkundige Dienst in 1913, now become Puslit Arkenas to supervise ten of Balai Arkeologi. So with this age, archeological research institute is required to make a real contribution to the nation based on the scientific publication. Scientific journal for decades using the paradigm of the printed journal, but now with many rules imposed by LIPI and Dikti are faced with a new paradigm, that is management of ejournal. The enactment of ejournal regulations positively impact on the dissemination of Indonesian scientific journals globally. Since 2016 counted ten media ejurnal developed by the Puslit Arkenas and Balai Arkeologi have been active online. The condition of Indonesian archaeology ejournals so far have not yet reached the ideal expectations as a level of national research institute, but based on the research result in this study shows that the Indonesian archaeology ejour...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.20 No.1 Tahun 2015
2015
Jurnal terbitan bulan Mei ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan beraal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan seni, geologi, naskah, maritim dan teknologi
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.19 No.1 Tahun 2014
2014
Jurnal terbitan bulan Mei tahun 2014 ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan beraal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan simbol, permukiman dan teknologi pembuatan alat batu. Tulisan pertama diawali dengan judul tulisan “Bata Bertanda Candi 1 Bumiayu” hasil karya Retno Purwanti dan kedua oleh Tri Marhaeni S.B. berjudul “Situs Siulak Tenang, Kerinci: Cara Penguburan dan Kaitannya Dengan Kehidupan Komunitas Pendukungnya”. Tulisan pertama mengulas tentang makna yang tersirat pada bata bertanda yang dikaitkan dengan proses pembangunan Candi 1 dan masa pendiriannya. Tulisan kedua membahas tentang cara penguburan yang diduga berkaitan dengan status sosial yang dikuburkan. Dua tulisan tentang tradisi megalitik dengan tema permukiman ditulis oleh Sondang M. Siregar dengan judul “Jejak-Jejak Perkambpungan Masa Megalitik di Situs Padangratu, Kawasan Danau Ranau, ...
AMERTA jurnal penelitian dan pengembangan arkeologi vol. 36 no. 2, Desember 2018
2018
ITUS LAMBANAPU: DIASPORA AUSTRONESIA DI SUMBA TIMUR Retno Handini, Truman Simanjuntak, Harry Octavianus Sofian, Bagyo Prasetyo Myrtati Dyah Artaria, Unggul Prasetyo Wibowo, I Made Geria Penelitian di Situs Lambanapu bertujuan untuk mengetahui posisi Lambanapu dalam persebaran dan perkembangan leluhur Austronesia dan budayanya di Sumba. Metode yang dilakukan adalah survei, ekskavasi, analisis, dan interpretasi. Hasil penelitian berupa temuan rangka dan kubur tempayan serta artefak berupa gerabah, manik-manik, perhiasan logam, dan alat batu. Dari hasil pertanggalan diketahui bahwa setidaknya Situs Lambanapu telah dihuni 2.000 tahun yang lalu. Hasil analisis paleoantropologi diperkirakan individu yang ditemukan di Lambanapu, baik kubur primer maupun sekunder, merupakan percampuran antara Mongoloid dan Australomelanesoid. Percampuran genetika memang sangat memungkinkan terjadi mengingat sejarah hunian Nusantara yang terisi oleh beberapa gelombang migrasi besar pada masa lampau. Situs La...
Berkala arkeologi sangkhakala vol. XV no. 1, Mei 2012
2012
Adapun uraian dari kajian dimaksud diawali dengan bahasan Andri Restyadi menyangkut jejak teknik pahatan relief di Biaro Mangaledang, Kab. Padang Lawas, Sumatera Utara yang ditemukan pada batu untuk dibandingkan dengan relief Karmawibangga pada Candi Borobudur. Selanjutnya uraian pada Prasasti Sitopayan 1 & 2 dalam aspek ekstrinsik dan intrinsik disampaikan oleh Churmatin Nasoichah. Deni Sutrisna menguraikan aspek heterogenitas pada masyarakat di Kota Medan dilihat dari bangunan berupa Jembatan Kebajikan dengan berbagai unsur yang dikandungnya. Uraian dalam kaitannya dengan binatang mitologi yang disebut lasara di Nias menjadi kajian Dyah Hidayati. Kajian simbol pada binatang mitos dalam kaitannya dengan struktur sosial dan religi. Eny Christyawaty menguraikan aspek kuliner masa kolonial yang hingga kini masih menjadi andalan menu restoran TipTop di Kota Medan. Ery Soedewo menguraikan aspek religi dari keragaman objek ideofak pada masyarakat di Kota Cina dalam kisaran abad ke -11 hi...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.2 Tahun 2016
2016
Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 21 No. 2 bulan November tahun 2016 ini melingkupi kajian arkeologi, sejarah, antropologi budaya, serta geologi yang saling melengkapi satu dengan lainnya. Tulisan Prasetyo dan Fahrozi mengenai tradisi masyarakat Lebong menunjukkan aspek budaya masa lalu yang masih berperan di tengah penduduk setempat hingga saat ini. Hal tersebut menarik untuk disimak karena ‘benang merah’ antara sejarah lokal dengan tradisi masyarakat setempat berkat keberadaan tinggalan arkeologis di wilayah tersebut, tentunya berdasarkan kajian lintas disiplin yaitu antropologi budaya. Edisi kali ini juga memuat pembahasan aspek-aspek megalitik yang dibahas oleh Surbakti melalui penelitiannya di Situs Waeyasel (Maluku). Songket sebagai warisan budaya tangible kebanggaan masyarakat Sumsel menjadi fokus pembahasan oleh Purwanti dan Siregar. Artikel tersebut berhasil memperkaya khazanah pengetahuan terkait sejarah songket yang dikaji melalui sudut pandang arkeolog...