Tinjauan Desain Prangko Indonesia Seri Cerita Edisi Tahun 1999 (Studi Kasus Pada Cerita Rakyat Buleleng Dari Bali) (original) (raw)
Related papers
Kajian Ikonografi dan Ikonologi Prangko Seri Revolusi “Banteng”
2017
Prangko seri Revolusi “Banteng” merupakan prangko yang diterbitkan pada tahun 1946 untuk memperingati satu tahun kemerdekaan Indonesia. Dimana sebelum kemerdekaan prangko yang beredar merupakan prangko milik Belanda dan Jepang. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini. Prangko tak hanya sekedar alat tukar pembayaran jasa pos semata, tetapi secara visual turut mengandung beragam makna. Demikian penelitian ini penting dilakukan guna mengungkap makna dibalik desain prangko seri Revolusi “Banteng” yang diterbitkan pada tahun 1946. Pencarian makna dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan ikonografis ini dilakukan dengan menggunakan teori ikonografi dan ikonologi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa makna primer dalam prangko seri Revolusi “Banteng” terdiri atas makna faktual banteng memutus rantai dan makna ekspresional kekuatan. Temuan kedua yakni mengenai makna sekunder yang diwujudkan dengan tema dan konsep yang membentuk ilustrasi prangko seri Revolusi “Ba...
Makna Motif Batik DI Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang is a batik handicraft business in Lundang village, Sungai Pagu District, South Solok Regency. Batik 1000 Rumah Gadang, both in terms of the name, shape of the motif and the meaning of batik motif there are still many people who do not know about it, due to a lack of information about the shape of the batik motif. Therefore, this study aimed to describe the study of meaning of the batik motif 1000 Rumah Gadang. This research used qualitative methods, data sources were primary and secondary data obtained from observation, interviews and documentation. The results of the research on the meaning of batik motifs had various meanings, namely: 1) gerbang nagari 1000 rumah gadang motif means to be suave or good 2) bungo rancak di nagari 1000 rumah gadang motif means beauty 3) semarak nigari 1000 rumah gadang motif means festive, beautiful and magnificent 4) rangkiang motif in tangah rimbo means symbolizes prosperity and abundance of treasures 5) rus...
Sosio e-kons, 2019
The purpose of this study was to examine the urgency of batik mark in answering the problems of Indonesian batik. The research uses a qualitative approach with exploratory methods. Subjects in this study were entrepreneurs or batik artisans at the Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura batik industry center. The results showed that several problems faced by Indonesian batik were: the plagiarism of motives, the emergence of printing batik, the swift import of batik into Indonesia, the low interest of the younger generation to preserve batik art, the slow development of the batik industry due to capital and marketing problems, lack of consumer knowledge about various types of batik, the low interest of batik artisans and entrepreneurs to take care of intellectual property rights for their work, and so on. The batik mark certification program assists the government in dealing with some of the Indonesian batik problems. Batik marks can protect, preserve, develop, and promote Indonesian batik throughout the world. In its implementation, batik mark is still experiencing problems, especially the lack of interest of batik UKM to file of batik mark to the Indonesian Center for Batik Crafts, for this reason the government needs to intensify the socialization program of the urgency of batik mark to batik producers.
Perancangan Batik Terinspirasi Oleh Kisah Kethek Ogleng
2021
Kethek Ogleng story tells about the kingdoms of Jenggala and Kediri. The study aims to design a batik inspired by this story with a charming kethek ogling character design to attract millennials and also to introduce the Panji tale as one of the Indonesian heritage that must be preserved. A qualitative method and literature review were used in designing the batik. Its result is a batik design with the embodiment of kethek ogleng and lively character that may give an adorable and unique impression. The addition of isen-isen or filler identical to the kethek ogleng outfit, checkered black and white as the characteristic of kethek ogleng. According to millennials, the kethek ogleng batik is fascinating and quite favorable. It is expected that the kethek ogleng batik can enrich the millennials' knowledge and insight about the Panji tale.
Desain Kebaya Sunda Abad Ke-20 Studi Kasus di Bandung Tahun 1910-1980
ITB Journal of Visual Art and Design, 2007
The female traditional outfits of Sunda are varied according to geography, history, social life, economy, and cultural transformations that have taken place for centuries. The similarity in both cultures and historical background had resulted in the similarity on structural design of the various female outfits in this area. This study focuses to identify various styles of kebaya Sunda that shared similarity of features. The word Sunda itself was used as a collective term, and apparently had a relation with the original place and culture of the kebaya wearers-female Sundanese. Given wide geographical area and historical richness of Sunda, the study focuses on the area of Bandung during the period of 1910-1980. The study employed a descriptive analysis that was based on the historical approach, in an attempt to describe the cultural transformation of kebaya as the traditional female outfit that had taken place in Sunda area. To identify design features of kebaya Sunda, the study employed both synchronic and diachronic approaches. To analyze the effect of modernization toward aesthetical shift and changes of design in kebaya Sunda during 1910-1980, the study employed aesthetical approach. In addition, the study also looks into the influence of social stratification upon the classification of the designs in kebaya Sunda. Results suggest that: (1) Design features of the kebaya Sunda had accumulated into five different styles (V neckline, wide samleh, small samleh, cowak, and triangle bef), (2) The modern education and the changes of thinking pattern, trend mode and textile, and the technological development of pattern making had greatly influenced the aesthetical shift of the kebaya Sunda design, thus greatly affecting their design changes (sleeve shape, collars, necklines, proportions, textures, silhouettes, constructions, and decoration varieties, (3) The influence of the social stratification to the design classification of kebaya Sunda in Bandung in 1941 was evident, when kebaya menak and kebaya cacah were created. Their significant differences appear in shapes, lines, silhouettes, proportions, textures, decoration varieties, details, and trimmings. The style of kebaya menak was predominantly used by all styles of the kebaya Sunda whereas kebaya cacah tended to use small samleh style.
Ornamen, 2019
Limbah yang berasal dari zat warna alami tanaman indigofera disebut lathak. Untuk mengetahui zat warna yang terkandung masih layak atau tidak untuk digunakan kembali, menarik dikaji lebih dalam. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pewarnaan menggunakan lathak, serta pengaruh jumlah pencelupan dan jenis material fiksasi yang tepat terhadap uji ketahanan luntur warna. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif eksperimen merujuk Hendri Suprapto. Uji laboratorium menyatakan bahwa lathak masih mengandung indigotin 62,58%. Dengan demikian, lathak masih berpotensi dapat digunakan kembali sebagai pewarna kain. Perancangan desain motif batik tulis yang menggambarkan proses pewarnaan alami, diterapkan pada kain berukuran 110cm x 240cm. Hasil uji ketahanan luntur gosokan dengan skala staining scale pewarnaan terbaik adalah fiksator tunjung memiliki nilai 3 (cukup) pada pencelupan 24x. Uji ketahanan pencucian dengan skala staining scale dan grey scale, hasil terbaik adalah fiksator kapur bernilai 4-5 (baik) pada pencelupan 48x. Pewarnaan menggunakan lathak dan tunjung sebagai fiksator dengan kombinasi pencelupan 24x dan 48x diterapkan dalam produksi kain jarik.
AEC (Andong English Club) for AEC (Asean Economic Community) Studi Kasus Andong Kota Yogyakarta
Abstrak Yogyakarta merupakan kota wisata, kota seni, budaya, dan yang tidak kalah populer sebagai kota pelajar. Potensi wisata yang dimiliki terbentuk dari kondisi geografis, sejarah, warisan budaya, dan kuliner. Terdapat satu hal yang menjadi ciri khas Yogyakarta sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara yakni keberadaan Andong. Eksistensi kebearadaan Andong yang tetap lestari tidak terlepas dari kusir Andong. Seiring telah berlangsungnya AEC (Asean Economic Community) atau yang lebih dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) arus wisatawan manacanegara semakin meningkat. Tantangan yang ada, siapkah para kusir andong menyambut MEA. Keterampilan komunikasi berbahasa terutama bahasa inggris mutlak diperlukan sebagai modal interaksi dengan wisatawan mancanegara. Kenyataan bahwa sebagian besar bahkan seluruhnya kompetensi pendidikan yang dimiliki kusir andong hanya sebatas lulus SD dan SMP, mudah diduga kemampuan komunikasi terutama bahasa Inggris minim dikuasai. Tulisan ini bersifat libarary research dan studi empiris yang disajikan secara deskriptif dan ditunjang oleh beberapa literatur yang relevan sesuai permasalahan yang dikaji. Teknik pengumpulan data dari berbagai sumber yaitu buku cetak, website resmi, jurnal dan artikel yang telah diidentifikasi, dianalisis, diklarifikasi, dan diinterpretasi. Selain itu dikombinasikan dengan data observasi langsung (In-depth Interview) secara tatap muka (Face to Face Relationship). Gagasan yang diajukan menggunakan pendekatan pelatihan dan pendidikan bahasa Inggris dengan konsep EES (Education, Entrepreneur, Sosio-Culture). Gagasan ini bernama AEC (Andong English Club). Andong English Club merupakan program pemberdayaan kusir andong guna meningkatkan kemampuan berbahasa inggris sebagai modal mengahadapi Asean Economic Community dengan melibatkan peran serta mahasiswa sebagai aktor pelaksana. Disamping itu, guna meningkatkan perbaikan pemasaran moda transportasi andong dilakukan dengan pengembangan bauran pemasaran jasa yang meliputi product, price, place, promotion, people, process, dan customer service. Dampak positif dengan adanya program AEC yaitu meningkatkan daya saing kusir andong karena telah memiliki keterampilan berbahasa inggris, peningkatan pendapatan masyarakat sebagai trevel agent bagi turis asing, serta menjaga kelestaraian profesi kusir andong dan ekesistensi moda transportasi tradisional Yogyakarta.
Perancangan Batik Kreasi Jakarta Kelelep Studi Kasus: Batik Cirebon Sebagai Sumber Gagas
2015
Indonesia kaya akan ragam hias, motif dan pewarnaan pada kain Nusantara. Keragaman ini merupakan pengaruh dari faktor geografis, demografis dan pengaruh luar, salah satunya dapat dilihat dari ragam motif yang menghiasi sehelai kain batik. Cirebon merupakan daerah sentra pengrajin batik. Secara demografis, Cirebon merupakan daerah pesisiran, yang dahulunya merupakan tempat berlabuhnya para saudagar dari Gujarat, Cina, dan Arab. Kekayaan batik Cirebon akan dijadikan sumber gagas perancangan batik kreasi tema Jakarta Kelelep Kata kunci: Motif batik, batik tema Jakarta Kelelep, batik Cirebon
Perancangan Kartu Remi Cerita Rakyat Indonesia
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian, 2022
Pengantar artikel ini berjudul "Desain Kartu Remi dari Cerita Rakyat". Permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana menggali potensi tokoh dalam cerita rakyat sebagai sarana pembelajaran budaya yang baik bagi generasi muda karena banyak bercerita tentang keteladanan dan sarat akan nilai-nilai lokal yang santun, ramah, religius, hormat menghormati. teman sebaya, dan kearifan (2) Bagaimana memperkenalkan keragaman tokoh dalam cerita rakyat Indonesia melalui permainan kartu dengan visual yang menarik. Saat ini minat anak muda terhadap cerita rakyat masih sangat rendah. Mereka lebih menyukai cerita dan tokoh dari produk luar negeri daripada tokoh cerita rakyat dari bangsanya sendiri. Oleh karena itu, perancangan visual kartu remi yang menggunakan tokoh dalam cerita rakyat yang dibuat menarik dan unik diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan kecintaan generasi muda terhadap tokoh cerita rakyat Indonesia.
Gajah Purba Sebagai Ide Pengembangan Motif Batik Sragen
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah
ABSTRAK Kabupaten Sragen merupakan penghasil batik terbesar di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Batik adalah salah satu produk unggulan Sragen, namun motif batik yang ada belum mencerminkan identitas daerah. Untuk itu, perlu dikembangkan motif batik yang mengambil ikon wilayah Sragen, yaitu situs Sangiran, khususnya bentuk gajah purba dan tulang. Tujuan penelitian ini adalah membuat motif batik yang memiliki karakteristik visual, sehingga dapat menjadi ikon daerah Sragen. Penelitian ini dilakukan di usaha kerajinan batik Jalidin, menggunakan metode kaji tindak partisipatif dan pengembangan kreativitas para pengrajin. Objek gajah dan tulang purba yang diteliti digunakan sebagai sumber ide dalam mengembangkan desain motif batik dengan mengembangkan kreativitas pengrajin. Hasil penelitian ada dua desain motif batik yang memiliki keunikan dan karakteristik wilayah Sragen, yaitu motif Rojo Gajah dan motif Balung Gajah. Kedua motif ini merupakan hasil eksplorasi dan pengembangan bentuk kepala gajah purba, gajah purba yang terdiri dari tulang, dan bentuk tulang bergaya. Bentuk desain motif meliputi satu motif desain untuk baju dan satu motif kain jarit yang juga bisa dibuat untuk pakaian. Penerapan pengembangan desain motif dilakukan dengan proses batik tulis dengan pewarna zat sintetis.