Rehabilitasi Vokasional Untuk Meningkakatkan Keberfungsian Sosial Penyandang Disabilitas Tubuh DI Upt Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Pasuruan (original) (raw)
Related papers
Sosio Informa
This article aims to describe the implementation of sosial rehabilitation for people with physical disabilities carried out by the Center for Social Rehabilitation of Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso. The sample consists of beneficiaries, facilitators, sosial workers, and employees with methods of collecting data through interviews, observation, and documentation. This sosial rehabilitation is in accordance with the provisions on Social Rehabilitation Standards for Persons with Disabilities which are classified into three stages, namely, rehabilitation, resosialization, distribution and follow-up. The sosial rehabilitation is classified as complete rehabilitation, where the five rehabilitation fields (medical, mental, sosial, intellectual, vocational) are carried out by one institution. The implementation of rehabilitation still has obstacles because of the lack of limited infrastructure facilities, lack offacilitators's quality and quantity, the quality of training materials, and post-sosial rehabilitation follow-up. The results of sosial rehabilitation have fulfilled part of the access to employment for physical disabled persons who are beneficiaries. However, deficiencies and constraints need to be addressed so that access to these jobs can be enjoyed by all beneficiaries, not just a small portion.
Sosio Informa, 2016
This paper aims to provide information relating to the existence of persons with disabilities, especially the body or used the term physically disabled. The existence of the body of persons with disabilities as citizens of a nation, including in Indonesia is relatively large in number. Persons with disabilities the body as God's creation has the same obligations and rights within certain limits with others. Persons with disabilities the body as human beings also have the hope or expectation of living as normal human beings in general. Therefore, in support of the desperate, the body of persons with disabilities should have the confidence, supplies, and expertise in certain fields. One of the institutions that can support the body of persons with disabilities in the desperate effort to reach that Hall of the National Vocational Rehabilitation (BBRVBD) located in Cibinong, Bogor regency, West Java province. Methods of data collection in this study using a study of the documentation related to the Great Hall of the National Vocational Rehabilitation (BBRVBD). The conclusion of the assessment is done, data showed significant disability related to the effort to reach the body in despair. However, as a government-run institution in this regard Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia must continue to follow the development trend of the labor market or the business world in support of persons with disabilities asa body.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2015
Penyandang disabilitas dalam kehidupan nya sering menghadapi masalah masalah yang menghambat perkembangan kepribadian maupun mental nya. Banyak tekanan tekanan yang datang kepada penyandang disabilitas dalam menghadapi kehidupan nya. Misalnya adalah yang berasal dari keluarga, teman dekat maupun dari tengah tengah masyarakat. Dalam mengembangkan kemampuan nya, penyandang disabilitas perlu mendapatkan penguatan atau dukungan yang baik oleh masyarakat dimana dia tinggal.Dalam hal ini perlu di adakan rehabilitasi sosial untuk memberikan dorongan kepada penyandang disabilitas supaya bisa mengembangkan kemampuan nya lebih lagi dan agar dapat melihat kelebihan meskipun memiliki kekurangan, namun bisa berdaya guna di tengah tengah masyarakat. Rehabilitasi sosial di harapkan memberikan pengaruh pada perkembangan mental penyandang disabilitas. Sangat banyak penyandang disabilitas yang tidak mampu untuk mengembangkan diri dan kemampuan karena tidak ada nya dukungan sosial dari masyarakat dan ...
2013
Kompetensi perlu dikuasai oleh penyandang disabilitas agar mereka dapat bekerja dan bersaing dengan yang bukan penyandang disbailitas pada pasar kerja terbuka. Pelatihan vokasional yang diselenggarakan oleh BBRVBD Cibinong merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi penyandang diabilitas dalam mengembangkan kompetensinya. Sebuah sensus telah dilakukan pada bulan Juni-Desember 2012 terhadap 42 lulusan BBRVBD Cibinong jurusan penjahitan tahun 2006-2012 dan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut: kompetensi penyandang disabilitas lulusan pelatihan berada dalam kategori tinggi; lama menyandang disabilitas dan pendidikan non formal penyandang disabilitas peserta pelatihan, kemampuan instruktur dalam memotivasi peserta, kurikulum pelatihan, dan kualitas penyelenggara pelatihan. Korelasi Pelatihan Vokasional dengan Kompetensi Penyandang Disabilitas Alumni Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa, Cibinong. Santi Utami Dewi, Siti Amanah, dan Eva Rahmi Kasim mempunyai korelasi s...
Jurnal Pembangunan Manusia., 2020
Persaingan di dunia kerja yang semakin berat mengharuskan setiap orang untuk mempunyai kemampuan yang baik pada suatu bidang. Terlebih lagi di era masyarakat ekonomi Asia seperti sekarang ini, persaingan dengan pekerja dari negara lain tidak bisa dihindarkan lagi. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Sosial membentuk balai rehabilitasi yang memfokuskan dalam pemberian pelatihan keterampilan kepada penyandang disabilitas. Pelatihan yang dilakukan dikhususkan untuk mempersiapkan penyandang disabilitas ke dunia kerja dengan memberikan pelatihan dan bimbingan sosial. Namun, terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya sehingga organisasi perlu inovasi. Hambatan tersebut terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya manusia sehingga pelaksanaan peran pekerja sosial dan instruktur perlu pengembangan serta menjadi perhatian penting. Penelitian ini mengkaji tentang tahapan dan proses dalam program pelayanan di balai rehabilitasi. Pendekatan penelitiannya adalah kualitatif. Sedangkan, teknik pengumpulan datanya melalui wawancara dan observasi, serta studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 14 orang, yaitu instruktur, pekerja sosial, dan siswa BBRVBD. Penelitian ini menemukan bahwa tahapan pelayanan di BBRVBD berjalan secara linear. Namun, berdasarkan prosesnya, ada berbagai kendala yang tak dapat dihindari. Kendala tersebut terjadi karena berbagai keterbatasan yang datang dari internal BBRVBD maupun dari eksternal organisasi. Kendala yang terjadi secara tidak langsung memberikan implikasi pada proses di tahapan resosialisasi.
Dampak Rehabilitasi Medis pada Penyandang Disabilitas Kusta
Kesmas: National Public Health Journal, 2012
Pada periode tahun 2004 _ 2007, penderita baru disabilitas kusta tingkat II kerusakan syaraf sebanyak 8,6% _ 8,7% kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 (9,6%) dan 2009 (10,27%) jauh di atas target (< 5%). Hal ini mengindikasikan keterlambatan penemuan kasus. Penelitian bertujuan untuk menilai dampak kondisi fisik, psikologi, sosial, dan ekonomi pascatindakan rehabilitasi medis di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan rancangan studi kasus bermula dari kasus penyandang disabilitas kusta yang menjalani tindakan medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rehabilitasi medis dapat mengatasi luka kronis, memperbaiki tampilan fisik, fungsi, dan meningkatkan kemampuan anggota tubuh untuk aktivitas sehari-hari. Secara psikologis, mereka merasa senang, puas, rasa percaya diri meningkat, tetapi ada juga yang merasa sedih, malu, dan minder karena kehilangan anggota tubuh. Mereka dapat diterima oleh keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi ada juga yang memilih hidup dalam koloni kusta. Mereka melakukan perubahan dan kekuatan bekerja yang lama sesuai dengan kondisi kecacatan, kemampuan, dan keterampilan pascarehabilitasi medis. Kondisi psikologis, sosial, dan ekonomi masih dipengaruhi oleh stigma yang telah ada sejak menderita kusta.
Pusat Pelatihan Kerja Dan Keterampilan Untuk Penyandang Disabilitas Fisik DI Kota Pontianak
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
According to the Law of the Republic of Indonesia Number 8 of 2016 persons with disabilities are any person who experiences physical, intellectual, mental and or sensory limitations in the long term who in interacting with the environment can experience obstacles and difficulties to participate fully and effectively with other citizens. based on equal rights. These rights include the right to life, free from stigma, education, health, social welfare, accessibility, public services to employment, entrepreneurship and cooperatives. According to the Pontianak City Social Service, in 2021 people with disabilities in Pontianak City will number 1,161 people with 12 different types of disabilities. The most types of people with disabilities are physical disabilities, amounting to 276 people. Of the total number of people with disabilities in Pontianak City, only 34 people have jobs while the others are unemployed. The Job Training and Skills Center is a place that accommodates and facilita...
Pelaksanaan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat
Hak merupakan sesuatu yang sifatnya kodrati dan menjadi milik setiap manusia, tidak terkecuali penyandang disabilitas. pemenuhan hak penyandang disabilitas terakomodasi dalam bentuk program pemberdayaan. Di kabupaten Sumbawa Barat, pemberdayaan disabilitas merupakan salah satu fokus utama pembangunan serta terakomodasi dengan baik melalui regulasi. Tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu a) mengidentifikasi pemberdayaan disabilitas di Sumbawa Barat, b) model pemberdayaan yang dilakukan, dan c) faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan. Untuk mencapai gambaran atas hal tersebut, maka digunakanlah metode penelitian deksriptif kualitatif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberdayaan disabilitas di Kabupaten Sumbawa Barat berkutat pada pemberian bantuan jaminan sosial, alat bantu dengar dan kursi roda, serta kegiatan pelayanan kesehatan dan psikologis keliling. Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan disabilitas mengacu pada teori George Edwrds (1980) yag di ukur pada em...
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 2020
Bum and beggars are one of the social welfare problems in Yogyakata. In the rehabilitation program for sprawl, the Bina Karya unit has a one-year program target for fifty fostered residents with an on-off system, where there is a certain period of sprawl getting fostered until the termination stage. This research discusses the empowerment of homeless people and beggars through vocational guidance at the Center of Rehabilitation of Unit Bina Karya in Yogyakarta. This type of research uses a qualitative approach. The results of this study indicate that the vocational guidance provided by Balai for flat housing includes welding, wood, sewing, and agriculture vocational guidance. In the implementation of vocational guidance has supporting and inhibiting factors. The supporting factors such as cooperation with Balai practitioners who are competent in their fields and collaborating with business units. Then the inhibiting factors include the mental and mindset of the Social Fostered Citizens (WBS) are weak, WBS rejection of guidance, lack of social workers, and vocational assessment is less in-depth.