Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Pembelajaran Modul Larutan Elektrolit Dan Sifat Koligatif Larutan Berbasis Stem-Problem Based Learning Program Studi Pendidikan Kimia (original) (raw)
Related papers
2016
Development of the Student Worksheets on Colligative Properties of Electrolyte Solutions Science Process Skills-Based. Student worksheets on colligative properties of electrolyte solutions science process skills-based have been developed by using R&D method. Developed student worksheets have been validated with the result of it in high criteria. The limited testing was done to find out teacher's responses about develop stuents worksheet. Based on teacher's responses the suitability of content, construction, readability, and attractiveness aspect of it has very high category. Based on student's responses,the readability and attractiveness aspect of it has very high category.
Jurnal Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo, 2021
This study aims to determine: (1) Description of students' chemistry learning outcomes on electrolyte and non-electrolyte solution materials taught using the Problem Based Learning (PBL) model and by using the direct learning model; and (2) increasing student learning outcomes (N-gain) on electrolyte and nonelectrolyte solution materials taught using the Problem Based Learning (PBL) model and by using the direct learning model. The method used in this study was a quasi-experimental design using a pretest-posttest control group design. The sample in this study were students of class X IPA1 as the experimental class who were treated using the Problem Based Learning learning model and class X IPA2 as the control class treated with the direct learning model. Based on the results of the analysis, it was found that the data were: (1) Description of Chemistry learning outcomes of students who were taught using the application of the Problem Based Learning (PBL) model obtained an average value of 63.64 for the pre-test and 76.46 for the post-test. Meanwhile, the learning outcomes of students who were taught with the direct learning model had an average pre-test of 54.43 and an average post-test score of 61.57; (2) The increase in student learning outcomes after learning using Problem Based Learning (PBL) of 0.35 (medium category) is greater than the increase in student learning outcomes in learning using the direct learning model of 0.15 (low category). This indicates that the Problem Based Learning (PBL) learning model is applied effectively to students' chemistry learning outcomes.
Oxygenius Journal Of Chemistry Education, 2020
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode eksperimen menggunakan model Problem Based Learning (PBL) terhadap rata-rata hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektroli.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di kelas X MIA MAN 1 Bitung pada tahun ajaran ajaran 2019/2020, dan menggunakan dua kelas yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas eksprimen dan kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol. Untuk hasil penelitian pada kelas eksperimen yang diberikan metode eksperimen menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diperoleh nilai rata-rata 89,2 sedangkan untuk kelas kontrol yang hanya diberikan metode eksperimen memperoleh nilai rata-rata 50,6. Untuk pengujian hipotesis yang diperoleh yaitu H1 diterima sehingga dapat dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan metode eksperimen menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya menggunakan metode eksperimen saja..
2018
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode inkuiri. Siswa belum dapat memahami materi sifat koligatif dari solusi karena penggunaan metode konvensional seperti ceramah menjadikan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi hal ini guru menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Prosedur penelitian terdiri dari: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Data penelitian diperoleh dengan tes tertulis dan menggunakan lembar observasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII SMAN 1 Singingi Kabupaten Kuantan Singingi pada semester pertama tahun akademik 2017/2018 sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan hasil kimiawi pada bahan sifat koligatif larutan di kelas XII SMAN 1 Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan kelengkapan siklus I penguasaan siswa 70% Aktivitas guru dalam siklus mengajar I ...
Modul Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia
This study discusses the learning of guided inquiry learning models on the learning outcomes of chemicals in electrolyte and non-electrolyte solutions; (2) Improving learning outcomes of students after learning to use a guided inquiry learning model. The design of this study was quasi-experimental with the design of the One-Group-Pretest-Postest. The results showed: (1) there was a significant effect between guided incuition learning models on chemicals in electrolyte and non-electrolyte solutions with a significant value of 0.00 <0.05 (2) related to the results of chemical studies on electrolyte and non-electrolyte materials with n-Gain values averaging 0.72 high categories.
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) pada materi sifat koligatif larutan elektrolit berbasis keterampilan proses sains, (2) mendeskripsikan karakteristik LKS yang dikembangkan, dan (3) mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa terhadap LKS yang dikembangkan (4) kendala dalam penyusunan LKS yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development. Analisis data menggunakan statistika deskriptif. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan dari penelitian dan pengumpulan informasi sampai merevisi hasil uji coba LKS pada materi sifat koligatif larutan elektrolit berbasis Keterampilan proses sains. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan dikategorikan sangat tinggi dan valid. Tanggapan guru pada aspek kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan dikateforikan sangat tinggi dan tanggapan siswa pada aspek keterbacaan dan kemenarikan dikategorikan yang sangat tinggi. Dari hasil data penelitian tersebut dapat d...
Keterampilan Generik Sains Siswa Sma Pada Praktikum Sifat Koligatif Larutan
2017
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan generik sains siswa pada praktikum sifat koligatif larutan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini menggunakan metode pre-experiment design dengan rancangan penelitian One-Shot Case Study . Penentuan sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling .Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengukuran menggunakan lembar observasi keterampilan generik sains siswa. Hasil penelitian diperoleh persentase keterampilan generik sains siswa pada aspek pengamatan langsung sebesar 79,164% dengan kategori baik, aspek pengamatan tidak langsung sebesar 82,91% dengan kategori baik, aspek konsistensi logis sebesar 65,41% dengan kategori cukup, dan aspek hukum sebab akibat sebesar 69,165% dengan kategori cukup. Kata Kunci: Keterampilan generik sains, model pembelajaran inkuiri, sifat koligatif larutan Abstract: The purpose of this research was to describe generic science skills of s...
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit docx
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit " Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit " I. TUJUAN 1. Tujuan Intruksional Umum Mahasiswa dapat memahami sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. 2. Tujuan Intruksional Khusus F 0 B 7 Penurunan titik beku larutan elektrolit maupun larutan non elektrolit. F 0 B 7 Terampil untuk menentukan besarnya penurunan titik beku larutan non elektrolit. F 0 B 7 Menjelaskan perbedaan besarnya penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. II. DASARTEORI Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koigatif (diambil dari bahasa latin " colligare " yang artinya mengumpulkan bersama). Sifat-sifat itu tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut, bukan pada sifat partikel yang terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya: 1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni. 2. Peningkatan titik didih. 3. Penurunan titik beku. 4. Gejala tekanan osmotik (oxotoby, David W : 2004, 166). 1) Penurunan tekanan uap larutan merupakan parkel zat pelarut yang tidak mudah menguap dalam larutan yang dapat mengurangi kemampuan partikel zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan akan lebih rendah dibanding tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut dalam larutan juga menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Bila zant non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan, maka menurut hukum Raoult, besarnya tekanan uap: P = P o. N1 P = tekanan uap di atas larutan P o = tekanan uap pelarut murni N 1 = fraksi mol pelarut 2) Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan. Hingga grafik tekanan uap selalu ada di bawah pelarut; ∆Tb = T – T0 ∆Tb hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis zat terlarut. Hubungan ∆Tb dengan konsentrasi larutan dapat dicari dengan persamaan Clausius-clapeyron dan hukum Raoult. 3) Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya. Proses pembekuan zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antara partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya terjadi gaa tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul pelarut terhalang. Akibatnya untuk lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel dari zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). ∆T f = k f. m Titik beku larutan merupakan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya. Tf = Tf 0-∆Tf o Sifat-sifatReagen a. Sifat Urea (CO(NH 2) 2) Urea merupakan kristal, berwarna putih, tidak mudah terbakar, menghantarkan listrik. Sifat fisis urea:-Densitas (padat pada suhu 20 0 C) = 1335 kg/m 3-Titik lebur = 126 J/mol/ 0 C-Spesifik heat (lebur) = 13,6 KJ/mol-Berat molekul = 60,056 Reaksi pembuatan CO(NH 2) 2 terdiri atas dua tingkat yaitu reaksi pembentukan amonium karbonat (NH 2 COONH 4) dan reaksi penguraian amonium karbonat menjadi urea dan air. Amonium karbonat dibuat dari amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO 2). Menurut reaksi sbb: 2NH3 + CO2-> NH 2 COONH 4 DH 298 =-28,5 kkal/mol.... (1)
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional dengan media LKS serta untuk mengetahui hasil belajar siswa yang terdiri hasil belajar afektif, psikomotorik dan kognitif siswa pada kelas ekperimen 1 dan eksperimen 2. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA yang diajarkan menggunakan kurikulum 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara tehnik acak (random sampling) dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas X MS yang ada di SMAN 1 Kabanjahe yaitu X MS3 sebagai kelas eksperimen 1 dan X MS5 sebagai kelas eksperimen 2. Sampel penelitian kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 masing-masing berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah ...