Kajian Ecodesign Lanskap Permukiman Perkotaan (original) (raw)
Related papers
Desain Lanskap Ekoriparian Babakan Pasar, Bogor
Jurnal Lanskap Indonesia
Environmental management, especially the water resources sector in Indonesia is experiencing greater pressure from the use of environmental resources compared to efforts to improve environmental quality. The Ministry of Environment and Forestry (KLHK) has collaborated with society through communities to combine the concept of riparian planning with efforts reducing the pollution load from domestic waste and making the place a center for education and environmental conservation, this concept is called ecoriparian. One of the locations planned for ecoriparian planning is located in the Ciliwung Watershed, located in Babakan Pasar Village, Central Bogor District, Bogor City, West Java. This area is located in a densely populated settlement with a strategic location and is thick with pluralistic values. The approach used in this research refers to Gold's (1980) design process, this stage starts from preparation, inventory, analysis, synthesis, concept and design. The results of this...
Peremajaan Permukiman Kumuh Dengan Penerapan Konsep Ecovillage
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL), 2019
Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah yang dapat timbul dalam suatu kota atau kabupaten. Desa Bojongsoang Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah yang menghadapi masalah pertumbuhan permukiman kumuh. Faktor penyebab kumuhnya permukiman di Desa Bojongsoang yakni akibat aktifitas yang terlalu berlebihan, sehingga menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan tidak nyaman untuk ditinggali. Adanya permasalah ini masyarakat berinisiatif melakukan program ecovillage sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan. Tujuan penelitian adalah menerapkan konsep ecovillage di Desa Bojongsoang Kabupaten Bandung. Konsep ecovillage adalah konsep penataan permukiman yang menggunakan prinsip berkelanjutan dengan mengedepankan aspek lingkungan dan berintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur, studi banding, dan observasi objek. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara hasil observasi objek dengan studi literatur. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengatur kawasan permukiman kumuh dapat dilakukan dengan cara peremajaan permukiman, melalui penerapan lima konsep karakteristik ecovillage, sehingga diharapkan dapat menghasilkan permukiman yang bersifat berkelanjutan dan ekologis.
Jurnal Lanskap Indonesia, 2017
A robust management for Indonesian typical home garden or usually called as “pekarangan” is needed to resolve environmental problems in rural landscape, particularly in developing countries. A well planned and managed landscape practices may suppress social economical and ecological development in rural marginal society. Therefore by revitalizing pekarangan systems, marginal communities would have the possibility to advance their asset of landscape services through plant biodiversity (H’) and carbon stock (C) inside pekarangan. The aim of this research is to develop basic landscape service of plant biodiversity and carbon stock, to analyze the correlation between both of them, and to arrange recommendation for revitalizing pekarangan. The results show that pekarangan has diverse plant biodiversity (0.77-3.57) and diverse carbon stock (0.13-136.20 Mg/ha. However plant diversity in mid to high scale (H’ > 1.00) reach 98.95% and high carbon stock (C > 10.00 Mg/ha) reach 45.83%. A...
Pendampingan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian
Penyelenggaraan kawasan permukiman di daerah membutuhkan pendampingan teknis dari Pemerintah Pusat sehingga dapat terwujud sesuai dengan amanat undang-undang. Pendampingan penyelenggaraan kawasan permukiman diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menyelenggarakan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Pendampingan penyelenggaraan kawasan permukiman di provinsi Gorontalo telah meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam lingkup aspek pengelolaan data dan informasi, aspek perencanaan, aspek standar teknis dan aspek kelembagaan. Pemerintah daerah sudah melaksanakan seluruh aspek penyelenggaraan kawasan permukiman di wilayahnya sehingga dapat menjamin hasil pembangunan bidang PKP akan lebih berkualitas dan tepat guna berdasarkan peraturan dan pedoman terkait, serta dilaksanakan sesuai dengan konteks kondisi, potensi, dan kompleksitas permasalahan yang ada di daerah Gorontalo.
Kajian Kualitas Permukiman Mikro DI Kota Temanggung
Jurnal Bumi Indonesia, 2016
Urban areas became the main attraction of human to meet the need for shelter. Urban have evolved along with the increasing number of people living in it. The tendency of human beings to live in the city and the natural population growth led to increased demand for shelter space and other facilities (Sutanto, 1995). Meanwhile, the land availability in the city is very limited, so there are develops several conditions of settlements. To understand the phenomenon, then this paper aims to: 1) know the quality of micro settlements in the city of Temanggung, 2) compare the quality of micro settlements between the city center and the suburbs, 3) the effect of getting the land / buildings to quality micro settlements. The result shows that the quality of the housing in the City of Temanggung average is in the high and medium grade. In Micro-quality housing in the city center is better than the quality of suburban settlements. Meanwhile the relationship between the land and ways to obtain the quality of the housing has a strong correlation value of 0.567.
PEMETAAN DAN KAJIAN BEBERAPA ASPEK EKOLOGI KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI KARANG TIRTA PADANG
Mapping and ecological of seagrass community was conducted from April to June 2011 at Karang Tirta coastal area, Padang city. This study was intended to analyze the mapping, distribution pattern, coverage, compotition and structure community of seagrass at Karang Tirta coastal area. Seagrass mapping was investigated with survey in-situ method by using GPS and calculated with Arcviewer 3.3 program. Measurement of ecological aspect was analyzed with line transect method and sample of seagrass collected by using quadrat 0.5 x 0.5 m. Approximately 12 ha total of seagrass was estimated in the area of study and located in intertidal zone of tourism area, people settlement and mangrove zone at potition 1 0 01'009" S dan 100 0 23'345" E till 1 0 01'841" S dan 100 0 22'952" E. Seagrass distribution pattern was grouping cathegory, and it was found 2 of 13 spesies from famili Hidrocharitaceae of Indonesian seagrass exist, they are Thalassia hemprichii about 1.59 and Enhalus acoroides about 9.95. They were included into poor seagrass cathegory with coverage ranged between 21.11% for T. hemprichii and 5.66% for E. acoroides. The highest spesies density was T. hemprichii (309.2 ind/m 2) with appearance frequency value 100% and important value 252. The lowest spesies density was E. acoroides (7.73 ind/m 2) with appearance frequency value 33.33% and important value 48. PENDAHULUAN Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan, berbuah, berbunga, berdaun dan berakar sejati yang tumbuh pada substrat berlumpur, berpasir dan berbatu yang hidup terendam di dalam air laut. Lamun merupakan tumbuhan yang memiliki pembuluh secara struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan di darat. Keberadaan lamun
Eco-settlement: Permukiman Tropis Berkonsep Hijau Ramah Lingkungan
ABSTRAK Permukiman ramah lingkungan (eco settlement) merupakan permukiman berkonsep hijau atau berkelanjutan. Eco settlement merupakan langkah untuk merespons permasalahan lingkungan permukiman yang muncul di berbagai belahan dunia. Penurunan kualitas lingkungan, emisi karbondioksida secara berlebihan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan manusia. Kelangkaan air bersih, kontaminasi tanah, air, dan udara, pemanasan bumi dan perubahan iklim global memaksa semua pihak memikirkan langkah-langkah penanggulangannya. Dunia arsitektur pun tidak tinggal diam. Sebagian besar permasalahan di atas muncul sebagai konsekuensi ketidakcermatan arsitek dalam mengolah fisik kulit bumi. Pertambahan penduduk dan perkembangan aktifitas manusia memicu pembangunan fisik kawasan, meningkatkan jumlah hunian yang dibangun untuk mengakomodasinya. Permukiman lama tumbuh dan berkembang, dibarengi munculnya sejumlah permukiman baru. Sejumlah lahan terbuka hijau atau lingkungan alami dirubah menjadi lingkun...