Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah (original) (raw)

Konstruk Literasi Indonesia Untuk Sekolah Dasar

2013

Studi literasi yang dilakukan oleh lembaga internasional PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) rahun 2011 menunjukkan bahwa literasi siswa kelas IV SD di Indonesia berada pada peringkat 41 dari 45 negara. Informasi tersebut penting bagi Indonesia untuk melakukan pembenahan pendidikan dalam segala aspeknya. Tes literasi yang dilakukan PIRLS tersebut belum disesuaikan dengan kultur Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan beberapa riset fundamental. Salah satu di antaranya adalah riset konstruk kompetensi literasi berbasis konteks Indonesia untuk anak Sekolah Dasar. Riset fundamental ini dilakukan dengan desain R & D dan bertujuan membuat konstruk kompetensi literasi berbasis konteks Indonesia untuk siswa SD yang sudah divalidasi ahli dan sudah diuji dengan analisis faktor. Konstruk ini difokuskan pada SD tinggi, yakni kelas IV. Hal ini sesuai dengan PIRLS yang fokus pada kelas IV SD. Penelitian akan dilakukan selama dua tahun. Tahun pertama, bertujuan (a) menghasilkan draf konstruk kompetensi literasi untuk siswa SD kelas IV, dan (b) menguji validitas konstruk dengan uji ahli. Untuk itu dilakukan studi terhadap asesmen literasi PIRLS; studi kurikulum SD kelas IV tahun 2006 dan 2013; kajian literasi dari wacana, buku teks, genre, dan bahasa anak; serta FGD dengan pendidik untuk memastikan kemampuan faktual literasi anak di SD. Metode yang digunakan untuk menjaring data adalah observasi pustaka, wawancara, focus group discussion, (tahun I) dan metode tes (untuk tahun II). Metode analisis data menggunakan deskriptif kualititatif Penelitian tahun pertama ini menghasilkan: (1) kompetensi literasi membaca dikonstrukkan sebagai "kemampuan membaca dan memahami teks berjenis sastra dan informatif, berdasarkan empat tingkatan kognitif (grafik normal), dari berbagai tipe teks serta mengikuti konteks lokal di sekitar anak dan konteks nasional, (2) konstruk kompetensi literasi untuk siswa Kelas IV SD terdiri atas komponen kompetensi literasi siswa kelas IV SD, tingkatan kognitif yang diminta, jenis teks yang diinginkan, tipe teks yang diinginkan, yang kesemuanya disesuaikan dengan konteks yang diketahui anak; (3) konstruk kompetensi literasi versi Indonesia berisi 2-5 kata sulit, panjang teks 200 kara, komposisi tingkatan kognisi rendah hingga lanjut: 30-30-30-10, tema teks disesuaikan dengan kondisi dan kultur Indonesia, serta ilustrasi yang jelas. Komponen tabel dan grafik diberikan secara gradatif. Penelitian tahun pertama ini juga menghasilan dua makalah seminar internasional dan seminar nasional yang telah dipresentasikan. Artikel jurnal dan draf buku ajar masih dalam tahap pembenahan.

Membudayakan Literasi di Sekolah

Sekolah dan masyarakat sekitar menjadi patner rumah dalam mempersiapkan generasi berkarakter baik dan kuat. Menanamkan karakter kuat dan baik pasti akan memerlukan perjuangan besar, terlebih jika yang menjadi lawan kita adalah teknologi. Teknologi adalah makhluk besar yang selalu berevolusi mengikuti perubahan waktu, menjadi semakin kuat dan akan sangat sulit dikuasai jika kita tidak menjadi kuat dan baik terlebih dahulu. Teknologi menjadi sangat liar di tangan sebagian orang dan menjadi sangat ‘manis’ di tangan lainnya. Di Sekolah Alam Lampung, kami merangkul lembut teknologi agar tidak menjadi monster yang memangsa permata-permata hati amanah orang tua. Anak sekolah dan gadget adalah dua makhluk yang berdampingan. Tugas guru dan orang tua untuk merukunkan anak dan gadget sehingga menjadi sahabat yang saling mengisi, memenuhi lubang yang menganga. Menyadarkan anak bahwa gadget adalah patner kerja yang luar biasa, gadget adalah mesin yang serba bisa. Tapi gadget akan menghancurkan mereka yang kalah kuat darinya. Di sekolah kami memberdayakan gadget sebagai alat kerja siswa. Laptop dan handphone adalah alat yang tidak mampu berbuat apa-apa jika tanpa operator handal di belakangnya. Jalan yang kami pilih adalah merangkai rentetan kegiatan menulis sepanjang tahun di sekolah. Setiap anak wajib berkarya dengan tulisan yang dibantu gadget-nya. Jika si anak belum memakai gadget tentu itu lebih sederhana lagi, tulisan mereka cukup di kertas dengan pena saja. Bagi anak yang sudah ber-gadget tentu tanggung jawabnya lebih besar mengingat sarana yang mereka miliki juga lebih besar.

Problematika Rendahnya Kemampuan Literasi Siswa DI Sekolah Dasar

Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

This article discusses the analysis of problems and factors caused by the low literacy skills of students, especially in elementary schools. The study described in this article used a descriptive analysis method based on qualitative data through the results of questionnaires, interviews, and observations. The study was conducted in six elementary schools that implemented the School Literacy Movement (GLS) in Sukabumi Regency West Java. The study also involved fourth-grade elementary students and their parents who are classified into three categories, namely students who have high, medium, and low Early Literacy Ability (KLA). The results of the study showed that the factors caused by the students' low literacy skills were (1) the socioeconomic conditions of the family, (2) communication and guidance to children at an early age, (3) communication and tutoring during the school period, (4) facilities/collection of reading books at home, (5) HP, computer, television facilities, (6) gender, (7) the relationship between family, school, and community, and (8) the use of strategies or models in learning to read. Based on these findings, it could be recommended that (1) the fulfillment of literacy support infrastructure, (2) intensive guidance, especially in reading activities at home, (3) increase of the GLS activities, and (4) use of reading learning models in the learning process in elementary schools.

Literasi Baca Tulis Pada Kelas Tinggi DI Sekolah Dasar

Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran literasi baca tulis yang dilakukan oleh pihak sekolah khususnya di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah lembar formulir wawancara. Formulir wawancara digunakan sebagai pedoman untuk mewawancarai kepala sekolah dan guru kelas tinggi tentang literasi baca tulis. Sumber data didapatkan dari kepala sekolah dan guru kelas tinggi di SD Se-Kecamatan Malifut yang berjumlah sepuluh orang kepala sekolah dan tiga guru kelas tinggi di SD se-kecamatan Malifut. Data dianalisis dengan mendeskripsikan temuan yang diperoleh melalui hasil wawancara. Data wawancara dideskripsikan dengan menjabarkan jawaban dari narasumber dan dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa literasi baca tulis pada kelas tinggi masih sangat jauh dari yang diharapkan perpustakaan yang harusnya menjadi tempat berliterasi...

Menggagas Pendidikan Literasi

PERKEMBANGAN teknologi informasi yang mengemuka di kehidupan manusia sepuluh tahun terakhir mendesak dirumuskan kembali dalam konteks pendidikan literasi. Kerangka literasi ini dapat didedah melalui perspektif epistemologis, ontologis, dan aksiologis. Derasnya informasi di jagat daring mendera konstruksi berpikir manusia. Di satu sisi ia mendapatkan bejibun pengetahuan, tapi di lain sisi otaknya " lumpuh " karena menjadi budak dari informasi yang saling sengkarut itu. Persoalan demikian, karena itu, dapat dianalisis sebagai sebuah fenomena baru yang mendekonstruksi definisi literasi yang tak lagi bermakna seputar membaca dan menulis.

Literasi Baca Tulis Dan Inovasi Kurikulum Bahasa

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019

Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan pada tahun 2013. Perubahan tersebut merupakan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, kurikulum yang digunakan adalah berbasis teks. Beberapa tahun kemudian, untuk mewujudkan visi dan misi agar masyarakat dapat beradaptasi dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan diperbarui dengan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan literasi yang dilakukan di sekolah dan melihat respon siswa setelah dilaksanakan kegiatan literasi. Penelitian ini merekomendasikan untuk mempertimbangkan literasi sebagai inovasi kurikulum di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik wawancara terstruktur dan teknik pengumpulan angket. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan lembar kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuh orang guru Bahasa Indonesi...

Literasi Lintas Kurikulum

Scientific approach is one offer learning patterns are promoted in Kurikulum 2013. To be especially with this approach because it is easy to be applied to any subjects. In essence this scientific approach provides a learning syntax that active learners since the beginning of learning activities. To make it easier to remember the Bahasa Indonesia scientific approach symbolized by 5M, observing (mengamati), questioning (menanya), experimenting (mengumpulkan informasi), associating (mengolah), and communicating (mengomunikasikan). The order of 5M is not clue, but the principle of science that is the procedure. Application of the scientific approach in Kurikulum 2013 to contribute positively to the literacy development of students, especially math and science.

Membangun Karakter Dan Memberikan Pemahaman Mengenai Pentingnya Literasi Pada Anak Usia Dini

Prosiding Dedikasi: Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat, 2021

Literasi bukan hanya kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca tetapi juga kemampuan menulis, berbicara dan menghitung. Melalui literasi, anakanak akan mampu dalam memahami dan penyelesaian permasalahan yang dihadapinya sebab mereka menerima informasi baru dari membaca. Namun, kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibanding dengan Negara lainnya. Salah satu dampak negatif dari rendahnya tingkat budaya literasi bangsa adalah dengan semakin maraknya penyebaran berita hoaks di kalangan masyarakat. Oleh sebab itu perlu pentingnya untuk meningkatkan minat serta kemampuan literasi sedari dini. Minat literasi perlu dikembangkan mulai dari anak usia dini agar budaya literasi ini menjadi kebiasaan dan menjadi sebuah kewajiban. Dengan adanya kegiatan PKM ini kami ingin memberikan pengetahuan dasar mengenai pentingnya literasi kepada anak-anak..

Menumbuhkembangkan Literasi Finansial Siswa Sekolah Dasar

Jurnal Simki Pedagogia

Literasi finansial penting untuk dikuasai pada era informasi dan pasar bebas. Oleh karena itu literasi finansial masuk dalam kompetensi literasi yang diprogramkan dalam Gerakan Literasi Nasional. Faktanya, literasi finansial bangsa Indonesia masih belum memuaskan. Dengan demikian literasi finansial penting ditanamkan kepada anak sejak usia sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi menumbuhkembangkan literasi finansial pada anak usia sekolah dasar. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kepustakaan. Sumber data ini berasal dari berbagai literatur tentang anak sekolah dasar dan literasi finansial. Data dianalisis secara deskriptif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi finansial dapat ditumbuh kembangkan kepada anak usia sekolah dasar dengan cara yang sifatnya kontekstual dan melibatkan orang tua dan guru.

Literasi Dasar Bagi Para Siswa Sekolah Dasar

Prima Abdika, 2024

Basic literacy is a basic priority or priority scale that needs to be strengthened and stabilized. The cultivation and formation of basic literacy skills is a real manifestation of the mental revolution program, even mental evolution. Therefore, basic literacy needs to be strengthened because it is the foundation for the lives of future generations. Apart from that, the basic literacy movement that is being intensified aims to support the realization of free humans. What is meant by free humans are free humans who can read and write to gain knowledge and use this knowledge for the good and sustainability of their lives. This article discusses the implementation of Community Service in Rangalaka Village, Kotabaru District, Ende Regency, which will take place from 1 to 30 August 2022. The focus of service activities is the implementation of basic literacy activities in the form of tutoring for students in Rangalaka Village, namely Lewoketo Inpres Elementary School and Satap Ligalejo Middle School. Tutoring is focused on elementary and junior high school students to provide knowledge strengthening, instilling a virtuous attitude in students so that they have good knowledge and attitudes in facing their future.