Identifikasi Senyawa Terpenoid dan Steroid pada Beberapa Tanaman Menggunakan Pelarut N-Heksan (original) (raw)

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Steroid dan Terpenoid dari 5 Tanaman

Syntax Idea

Indonesia kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Data menunjukkan bahwa terdapat sekitar 30.000 spesies flora di hutan tropis di Indonesia, dan sekitar 9.600 spesies tumbuhan diketahui memiliki khasiat sebagai obat. Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki sifat berracun yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit manusia salah satunya yaitu Steroid dan Terpenoid. Beberapa tanaman yang dipakai adalah biji mahoni (Swietenia mahagonia Jacq.), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), herba meniran (Phyllanthus niruri Linn), buncis (Phaseolus vulgaris L.), dan batang tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Tujuan dari review jurnal ini yaitu untuk menganalisis isolasi senyawa metabolit sekunder steroid dan terpenoid dengan menggunakan metode studi tinjauan literatur. Isolasi senyawa steroid dan terpenoid dapat dilakukan dengan ekstraksi, fraksinasi dan bercak UV. Berdasarkan hasil pencarian literatur ini biji mahoni (Swietenia mahagonia Jacq.) m...

Isolasi dan Identifikasi Steroid dari Ekstrak N-Heksana Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.)

KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2020

Isolation and identification of steroids from the n-hexane fraction of Vernonia amygdalina Del. was carried out. Separation and purification were performed using flash chromatographic and gravity chromatography. Based on the results of phytochemical tests supported by UV and FT-IR data analysis, the isolate obtained was a steroid (sterol type). Toxicity test results using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) were known that the steroid has moderate toxicity with an LC50 value of 48.39 ppm. Keywords: Vernonia amygdalina Del., Toxicity, BSLT, Sterol, Steroid

Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid dari Ekstrak Etanol Fraksi n-Heksana Teripang Pearsonothuria graeffei

2016

ISOLASI SENYAWA STEROID/TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETANOL FRAKSI n-HEKSANA TERIPANG Pearsonothuria graeffei ABSTRAK Teripang adalah salah satu komoditas hasil laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia tetapi belum banyak dieksplorasi manfaat kandungannya. Kandungan metabolit sekunder utama dari teripang adalah steroid/triterpenoid, saponin, dan glikosida yang memiliki aktivitas biologi yang baik sehingga dapat dikembangkan dalam berbagai bidang pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi simplisia dan isolasi steroid/triterpenoid dari teripang. Pemeriksaan karakteristik simplisia hewan meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Pemeriksaan golongan senyawa terhadap serbuk simplisia hewan meliputi pemeriksaan glikosida, saponin dan steroid/triterpenoid. Ekstraksi dilakukan dengan metode perkolasi dan fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi caircair, isolasi senyawa steroid/triterpenoid dilakukan secara kromatografi lapis tipis, lalu diuji kemurnian isolat menggunakan kromatografi lapis tipis dua arah serta analisis isolat dengan spektrofotometri UV, IR dan spektrofotometer massa. Hasil karakteristik simplisia teripang yaitu kadar air 9,47 %, kadar sari larut air 36,56% , kadar sari larut etanol 24,01 % , kadar abu total 28,75 %, dan kadar abu tidak larut asam 3,66 %. Hasil mikroskopik serbuk simplisia teripang mempunyai spikula bentuk kancing (buttons), spikula bentuk batang (rods) dari tentakel dan spikula bentuk meja semu (pseudo-tables) dari dinding tubuh. Hasil pemeriksaan golongan senyawa kimia simplisia teripang mengandung glikosida, saponin dan steroid/triterpenoid. Hasil analisis isolat secara kromatografi lapis tipis diperoleh senyawa golongan steroid/triterpenoid yang memberikan noda berwarna merah ungu dengan penampak bercak Liebermann-Burchard. Hasil uji kemurnian isolat secara kromatografi lapis tipis dua arah memberikan noda tunggal yang dapat dianggap murni. Hasil analisis isolat secara spektrofotometri ultraviolet diperoleh absorbansi maksimum pada panjang gelombang 202 nm yang menunjukkan adanya gugus kromofor serta secara spektrofotometri inframerah isolat menunjukkan adanya gugus O–H, C–H, C=C, –CH3, C=O dan C–O spektrofotometri massa menunjukkan berat molekul 368,5. Hasil analisis diduga adalah senyawa 3 alpha, 11 beta, 17, 20 alpha, 21-Pentahydroxypregnane. Kata kunci: teripang, Pearsonothuria graeffei, isolasi, steroid/triterpenoid

Isolasi, Identifikasi Senyawa Steroid dari Daun Getih-Getihan (Rivina humilis L.) dan Uji Aktivitas sebagai Antibakteri

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi

Isolasi dan identifikasi senyawa steroid dari daun getih-getihan (Rivina humilis L.) dan uji aktivitasnya sebagai antibakteri telah dilakukan. Isolasi dilakukan dengan maserasi dari 2,708 kg serbuk kering dari daun getih-getihan menggunakan pelarut etanol, kemudian dipartisi dengan pelarut n-heksana yang menghasilkan ekstrak n-heksana sebanyak 2,4 gram. Uji fitokimia menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana positif mengandung steroid. Pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom menghasilkan 5 fraksi besar (A, B, C, D, E) dan fraksi B yang positif steroid menghasilkan isolat sebanyak 0,3 mg. Isolat steroid diuji kemurnian dengan metode KLT dengan berbagai pelarut. Dari KLT dua dimensi, didapatkan satu noda dan diduga isolat telah murni. Isolat steroid dianalisis menggunakan spektroskopi GC-MS, namum belum dapat ditentukan strukturnya. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak n-heksana terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aur...

Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang

2013

Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi jenis alkaloid dari ekstrak kental metanol kulit batang mangga (Mangifera indica L). Sebanyak 700 gram serbuk kulit batang mangga dimaserasi dengan pelarut metanol menghasilkan maserat sebanyak 3.1 liter, kemudian di evaporasi pada suhu 40oC menghasilkan ekstrak kental sebanyak 26,89 gram. Hasil pemisahan dengan kromatografi kolom diperoleh 22 fraksi (R1-R22). Dari ke 22 fraksi, fraksi R14 dilanjutkan dengan uji kemurnian secara KLT 1 dimensi dengan berbagai eluen dan KLT 2 dimensi menghasilkan 1 noda. Isolattersebutdilanjutkan dengan uji fitokimia yang memberikan hasil positif terhadap alkaloid dan flavonoid.Terhadap isolate murni dianalisis dengan spektrometri UV-VIS dan IR. Hasil spektropotometri dari isolat menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa alkaloid yang mempunyai gugus fungsi N-H (3392,56 cm-1), -CH Alifatik (2927,75 cm-1), C=O (1703,03 cm-1), C-N (1112,85 cm-1), dan N-C=O (613,33 cm-1) serta memberikan serapan ...

Senyawa Steroid dari Kulit Batang Chisocheton macrophyllus

Jurnal Sains dan Terapan Kimia

Salah satu tumbuhan famili Meliaceae yang tumbuh di hutan tropik Indonesia adalah Chisocheton. Tumbuhan ini merupakan genus terbesar kedua setelah Aglaia, dengan 50 spesies yang terdistribusi di daerah tropis dan subtropik seperti India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Genus Chisochetondilaporkan mempunyai senyawa-senyawa dengan kerangka limonoid dengan modifikasi cincin yang beragam, triterpenoid, steroid, dan fenil propanoid yang beraktivitas antimalaria, antimikroba, sitotoksik, antitumor dan anti-inflamasi. Tumbuhan Chisochetontelah dilaporkan mengandung senyawa triterpenoid yang memiliki aktivitas antitumor. Dalam penelitian berkelanjutan kami untuk mencari metabolit sekunderdari tumbuhan ChisochetonIndonesia, telah ditemukan dua senyawa steroid yaitu 7β-metoksi-3β-sitosterol (1), stigmast-5-en-3β-ol (2). Duasenyawa steroid ini diisolasi dari kulit batang C. macrophyllusdengan menggunakan metode ekstraksi dan dimurnikan dengan berbagai metode kromatografi. Struktur kimia ke...

Karakterisasi Daun Buncis (Phaseolus vulgaris L) dan Identifikasi Kandungan Senyawa Steroid dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Prosiding Farmasi, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dari daun buncis dan mengidentifikasi senyawa steroid yang terkandung di dalamnya. Pada penelitian ini simplisia daun buncis segar dikarakterisasi dengan cara determinasi, uji makroskopik dan mikroskopik, penapisan fitokimia dan penetapan parameter standard simplisia. Adapun ekstrak daun buncis diperoleh dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan kloroform. Pemantauan keberadaan senyawa steroid pada ekstrak dan fraksi daun buncis dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan penampak bercak Liebermann-Burchard (LB), serta Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan senyawa pembanding β-sitosterol. Pemantauan ekstrak dan fraksi menggunakan KLT dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak toluena : etil asetat : kloroform (5:1:4). Hasil menunjukan adanya senyawa steroid yang terdapat di dalam ekstrak dan fraksi n-heksana serta etil asetat yang ditandai dengan reaksi warna positif terhadap penampak bercak LB. Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap fraksi n-heksana dan etil asetat dengan menggunakan KCKT menggunakan fase diam C 18 dan fase gerak metanol : aquabidest (85:15), serta pembanding β-sitosterol. Hasil penelitian ini menunjukan karakteristik dari daun buncis, serta kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat pada daun buncis yaitu golongan senyawa steroid, alkaloid, kuinon, tannin, flavonoid, polifenol, monoterpen dan seskuiterpen.

Identidikasi Flavonoid dari Buah Tumbuhan Mempelas

Intisari: Telah dilakukan identifikasi senyawa flavonoid dari fraksi diklorometana buah tumbuhan mempelas (Tetracera indica). Ekstraksi tumbuhan dilakukan dengan metode maserasi dan pemisahan senyawa dilakukan menggunakan teknik kromatografi. Hasil pemisahan diperoleh krisatal berbentuk jarum berwarna kuning kehijauan seberat 4,2 mg dengan titik leleh 195 -197 • C. Munculnya puncak serapan pada spektrum UV pada 274 nm mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi mempunyai ikatan rangkap terkonyugasi yang lazimnya merupakan cincin aromatis. Spektrum IR memberikan puncak absorbsi pada bilangan gelombang 3065 cm −1 (C-H aromatik), 2926 -2855 cm −1 (C-H alifatik), 1659 -1580 cm −1 (C=C aromatik), 1738 cm −1 (C=O) dan 1078 cm −1 (C-O-C). Berdasarkan spektrum MS, berat molekul senyawa flavonoid adalah 284 gr/mol. Spektrum 13 C-NMR menunjukkan pergeseran kimia yang sangat mirip dengan wogonin (5,7-dihidroksi-8-metoksiflavon). Berdasarkan data-data spektroskopi dan dibandingkan dengan data pada literatur dapat disimpulkan bahwa struktur senyawa flavonoid adalah 5,7-dihidroksi-8-metoksiflavon.