Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) Dalam Al-Qur’An Perspektif I’Jāz (original) (raw)

Kisah - Kisah Dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta

sekitar 40% dari isi Al-Quran Memuat kisah-kisah yang dalam keyakinan umat islam adalah bagian dari wahyu Tuhan namun dalam pandangan orientalis kisah-kisah dalam Al-Quran hanyalah fiksi dan tiruan dari bibel, dalam tulisan ini saya berusa mengungkap beberapa dalil yang membuktikan keaslian kisah2 dalam al-quran sebagai wahyu tuhan.

Kisah Dalam Al-Qur’An (Studi Kitab Madkhal Ila Al-Quran Al Karim Karya Mohammed Abed Al-Jabiri)

PERADA, 2020

Tulisan ini membahas tentang kisah dalam al-Qur’an pada kitab madkhal ila al-Qur’an al-Karim karya M. Abed al-Jabiri. Kajian ini penting untuk melihat konsep kisah al-Qur’an sebagai salah satu pisau analisis untuk menafsirkan al-Qur’an. Disamping itu, dalam tafsirnya ini M. Abed al-Jabiri memiliki gagasan besar tentang pengembangan ulumul qur’an yang menurutnya selama ini hanya berjalan di tempat, sehingga diperlukan analisis baru untuk menangkap pesan-pesan yang ingin disampaikan al-Qur’an. Di dalam kitab ini langkah awal yang dilakukan al-Jabiri adalah merekonstruksi makna al-Qur’an, al-Jabiri memberikan kritik atas berbagai definisi yang telah dikonstruksi oleh para ulama seperti al-Suyuti, al-Syanqiti, al-Isfahani dan lain sebagainya. Selanjutnya, al-Jabiri mengklasifikasi surat-surat al-Qur’an yang berbicara tentang kisah dalam kategori makiyyah dan madaniyyah. Kategori makiyyah, dibagi dalam dua tahap, sedangkan pada kategori madaniyyah hanya satu tahap. This paper discusse...

I’jāz Al-Qur’an Perspektif Jalāl Al-Dīn Al-Suyūthī (Studi Analisis Kitab Al-Itqān Fī Ulūm Al-Qur’ān)

Faisal Abdullah, 2024

Abstract Jalāl al-Dīn al-Suyūthī in his book Al-Itqān Fī Ulūm al-Qur'ān explains that a miracle is something that comes out of normalcy accompanied by tahaddī (the existence of challenges) and is incomparable. From its nature, miracles are divided into two forms: the miracle of hissiyyah (physical) and there is the miracle of 'aqliyyah (intellect/knowledge), and the majority of the miracles that were revealed to the previous Prophet were in the form of hissiyyah (physical), while the miracle of the Qur'ān given to the Prophet Muhammad was a miracle of 'aqliyyah (intellect/knowledge), so that it can still be felt by his people until the end of time. Because of its 'aqliyyah form, so that many scholars have researched about (the contents of the miracles of the Qur'ān), al-Suyūthī explained many opinions of scholars on this matter, which more or less when concluded include: fashāhat al-alfadz (fluent lafadz), al-lughah wa al-uslūb (language and style used), thariqah al-ta'lif (method of arrangement), al-Ulūm wa al-Ma'ārif (Science and knowledge), wafā' bi al-hājāt al-basyar (meeting human needs), muaqqif al-Qur'ān min al-Ulūm al-Kauniyyah (al-Qur'ān as a reference for the Kauniyah sciences), anba' al-ghaib (news of the occult). So from these various aspects, scholars categorize the miracles of the Qur'ān into three parts: I'jāz al-lughāwi/al-balāghi (the miracle of language/literature), I'jāz al-'Ilmī (the miracle of science), and I'jāz al-tasyri'i (the miracle of share).

Pendekatan Sastra Dalam Kisah-Kisah Al-Qur’an Perspektif Muḥammad Aḥmad Khalafullāh

alashriyyah

This paper examines the literary approach used by Khalafullāh to interpret the stories in the Qur'an. Most of the scholars state that the stories in the Qur’an are real and true, but some other scholars state that the stories in the Qur'an are only parables, and that historical evidence is not necessary to prove the truth of the story. In this respect, Khalafullāh is more inclined towards the second opinion. He considered that the Qur'an was a book full of literary, so he used a literary approach in interpreting the stories in the Qur'an. This paper seeks to explain the literary approach that Khalafullāh offered to interpret the stories in the Qur'an. then compare it with the views of the classical commentators on the stories in the Qur'an with their respective approaches. This paper concludes that a literary approach is offered Khalafullāh is able to reveal the psychological side of the stories in the Qur'an, so that the message in the story is in accord...

Metode Kisah Dalam Al-Qur'an

Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)". (Q.S. Al-Jin : 16) Abstrak Tidak terbantahkan lagi bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang sangat penting bahkan maha penting bagi manusia untuk mencapai derajat kemuliaan di mata Allah SWT dan semua makhluk-Nya. Namun proses pendidikan bukanlah hal yang mudah, bahkan pendidikan adalah proses yang kompleks karena merupakan upaya terencana, sistematis, terstruktur, dan bertujuan untuk menumbuhkembangkan, mengelola, membina, mengarahkan, dan mengubah manusia yang merupakan makhluk multidemensi ke arah kesempurnannya. Proses pendidikan adalah proses "transfer" atau memindahkan ilmu pengetahuan dari sumber ilmu yang didalamnya terkandung tentang penjelasan dan keterangan, hakikat segala sesuatu, serta nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan manusia. Sedemikian pentingnya nilai ilmu pengetahuan bagi manusia sehingga dibutuhkan cara yang paling tepat dalam proses transfer itu. Kaidah Fiqih mengatakan, Ma La Yatimmul Wajib Illa Bihi Fahuwa Wajib, ini berarti jika Ilmu pengetahuan itu sangat penting dan wajib dipelajari, maka media yang menyebabkan ilmu itu didapat juga menjadi sama penting dan wajibnya.

Ijaz-alquran

Perkataan I'jaz al-Quran adalah satu perkataan yang baru dalam ilmu perbahasan al-Quran. Semasa mulanya al-Quran diturunkan ianya tidak disebut-sebut sebagai I'jaz sekalipun golongan Muslimin terdahulu mengetahui adanya perkara itu. I'jaz al-Qur'an adalah salah satu istilah yang mula dikenali selepas berlalunya 6 kurun dalam kiraan kalendar Hijrah 1 .