Deteksi Parasit Dan Virus pada Pembesaran Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus vs Epinephelus lanceolatus) (original) (raw)

Ketahanan Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus>) Terhadap Infeksi Virus dan Bakteri

JURNAL BIOSENSE

Ikan kerapu hibrida cantang memiliki ketahanan yang baik terhadap patogen. Penelitian ini menguji ketahanan ikan kerapu cantang terhadap infeksi GSDIV (grouper sleepy disease iridovirus), SBIV (sea bass iridovirus), VNN (viral nervous necrosis) dan bakteri Vibrio sp. Sejumlah 150 ekor ikan kerapu hibrida cantang (rata-rata panjang total 11,01±1,6 cm dan berat 14,67±1,09 g) dibagi dalam 5 perlakuan dengan 3 ulangan bak. Setiap ikan diinjeksi secara intramuskular dengan 200 µl: PBS (A), inokulum GSDIV (B), inokulum SBIV (C), inokulum VNN (D) dan 1010 cfu/ml suspensi Vibrio sp. (E). Parameter meliputi gejala klinis, mortalitas ikan, hematokrit pada saat dimulai gejala dan penyembuhan, serta histologi organ. Pengamatan dimulai setelah infeksi buatan hingga kematian terhenti sampai 14 hari. Gejala klinis dimulai 5 hari pasca infeksi (HPI) yaitu perubahan warna menjadi hitam atau pucat, berkurangnya nafsu makan dan berenang lemah. Gejala ini ditunjukkan oleh ikan yang diijeksi patogen (B...

Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus × Epinephelus lanceolatus) pada Karamba Jaring Apung

Jurnal Biosains Pascasarjana

AbstrakIkan kerapu hibrida cantang merupakan komoditas perikanan yang memiliki peluang baik di pasaran karena nilai gizi dan ekonomisnya yang tinggi. Ikan kerapu hibrida ini banyak dibudidayakan di karamba jaring apung laut (KJAL). Permintaan ikan kerapu di pasaran cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pembesarannya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui teknik pembesaran, pertumbuhan, serta kendala dalam kegiatan pembesaran ikan kerapu hibrida cantang pada KJAL. Studi ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Boncong, Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah observasi dan mengumpulkan data melalui wawancara serta studi literatur. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi KJAL harus bebas dari limbah pencemaran, dasar berlumpur, dan dikelilingi terumbu karang. Benih ikan yang ditebar berukuran 9-12 cm dengan padat tebar 500 ekor/unit. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah. Panjang total, lebar, dan bobot tubuh ikan diukur setiap seminggu se...

Pengobatan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus) Yang Terinfeksi Bakteri Vibrio alginolyticus Menggunakan Ekstrak Air Daun Ketapang (Terminalia catappa)

Jurnal Aquatik, 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) yang paling baik untuk mengobati ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatuslanceolatus) yang terinfeksi bakteri Vibrio alginolyticus. Dosis perlakuan yang digunakan untuk mengobati ikan kerapu cantang adalah 5%, 10%, 15% serta ditambah 2 unit kontrol yaitu kontrol negatif (disuntik bakteri tanpa pengobatan) dan kontrol positif (tidak disuntik bakteri dan tidak diberi pengobatan). Bakteri yang digunakan adalah Vibrio alginolyticus hasil aktivasi menggunakan pepton 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 5% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio alginolyticus dan mengobati ikan kerapu cantang yang terinfeksi bakteri Vibrio alginolitycus dengan meningkatkan kembali hematologi ikan kerapu cantang. Eritrosit pada akhir pengamatan mengalami peningkatan dari jumlah 2,04 x 10 6 sel/mm 3 menjadi 3,68 x 10 6 sel/mm 3 , jumlah leukosit menurun dari 2,93 x 10 4 sel/mm 3 menjadi 1,5 x 10 4 sel/mm 3 dan hemoglobin meningkat dari jumlah 3,5 g% menjadi 6,36 g%. Selain itu morfologi ikan kerapu cantang (E. fuscoguttatus-lanceolatus) menunjukkan perubahan setelah perendaman menggunakan ekstrak daun ketapang.

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina) Pada Keramba Jaring Apung Di Kuala Langsa

Tropical Fisheries Management Journal

Greasy grouper (Epinephelus tauvina) is one type of marine fish that has economic value and can be developed into a promising cultivation commodity. The purpose of this research is to find Types of parasites and prevalence rates of ectoparasite in Greasy grouper (Epinephelus tauvina) on floating net cages in Kuala Langsa. The research method was conducted using a survey method. Sample taken by purposive sampling, amounting to 20 Greasy grouper (Epinephelus tauvina) with a size of 20-25cm and were observed at Laboratory Faculty of Agriculture, Samudra University. Fish body organs were observed including all parts of the fins, mucus, gills, then identification using microscopic and macroscopic methods. The results obtained were ectoparasites infecting Greasy grouper (Epinephelus tauvina) only one species from the genus Dactylogyrus which was found mostly in floating net cages cultivation in Kuala Langsa. These ectoparasite were found in the gill lamella Greasy grouper (Epinephelus ta...

Manajemen Kesehatan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) di BBRBLPP Gondol

Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan

Manajemen kesehatan larva merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh pembenihan kerapu cantang (E. fuscoguttatus x E. lanceolatus) agar tidak terjadi kerugian finansial yang besar akibat kematian larva. Manajemen kesehatan larva kerapu cantang meliputi proses pemeliharaan larva, pengelolaan pakan larva, pengendalian penyakit larva dan pengelolaan kualitas air. Metode pengambilan data primer dengan cara partisipasi aktif, observasi dan wawancara langsung. Pengambilan data sekunder dengan cara studi literatur. Larva kerapu cantang dipelihara di hatchery untuk mengontrol suhu dan kondisi larva. Kolam disterilisasi dengan klorin 3-5 ppm pada pagi hari dan tiosulfat 3-5 ppm pada sore hari. Kemudian dibilas agar tidak ada sisa klorin. Larva dipelihara mulai umur hari ke 1 sampai hari ke 45. Pemberian pakan larva mulai saat larva umur 2 hari dengan Nannochloropsis occulata. Rotifer diberikan saat larva umur 2-3 hari dengan kepadatan 5 individu/ml. Artemia diberikan saat larva umur 18...

Analisis Prospek Pengembangan Pembenihan Ikan Kerapu (Epinephelus) DI Balai Budidaya Air Payau Aceh Besar

2019

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pengembangan pembenihan ikan kerapu di Balai BudiDaya Air Payau Aceh Besar. Metode yang digunakan studi kasus karena mengungkapkan suatu kebenaran yang menitik beratkan hanya pada satu objek penelitian yaitu pembenihan ikan kerapu pada BBAP Ujung Batee Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Batasan variable yang digunakan meliputi biaya produksi, produksi, nilai produksi, harga, keuntungan, tenaga kerja, nilai ekonomis dan SWOT. Model analisis yang digunakan pada penelitian ini hanya sebatas pada Analisis SWOT dan Analisis Finansial serta beberapa analisis pendukung kainnya seperti Pay Back Periods dan Analisis Sensitivitas

Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) di Desa Blitok, Situbondo

Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan, 2020

Perkembangan budidaya laut dari tahun ketahun terjadi peningkatan, usaha perikanan skala rumah tangga banyak berkembang di daerah pesisir Kabupaten Situbondo dikelola oleh pembudidaya ikan hanya atas dasar milik mereka sendiri modal dan pengalaman, tetapi tanpa mempertimbangkan keuangan aspek kelayakan bisnis dan konservasi lahan buidaya. Tujuan untuk mengetahui kelayakan usaha, volume dan nilai produksi budidaya kerapu cantang. Data primer dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis kelayakan bisnis melalui pendekatan kriteria investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil yang didapatkan adalah BEP unit: 265.506.000 ekor, BEP harga : 42.657.325 / tahun, B/C Ratio: 1,30 dan Pay back period 2,1.

Pengaruh Dunaliella Salina Terhadap Polimorfonuklear Leukosit Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Yang Diinfeksi Viral Nervous Necrosis (VNN)

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2018

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dunaliella salina terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN. Seratus delapan puluh ekor larva ikan kerapu cantang ditebar ke dalam 15 buah bak bervolume 16 L dengan kepadatan 10 ekor/bak. Sebelum diinfeksi VNN, ikan kerapu cantang diberi perlakuan pakan pelet yang mengandung tepung Dunaliella dengan dosis: K- (0 gr/kg pakan), A(6 gr/kg pakan), B (12 gr/kg pakan) dan C (18 gr/kg pakan) secara adlibitum selama 10 hari. Setelah 10 hari perlakuan, ikan kerapu cantang diinfeksi VNN selama 96 jam melalui injeksi intramuscular dengan dosis 0,1 ml/ekor ikan. Berdasarkan hasil pengamatan, Dunaliella salina berpengaruh terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN dengan nilai tertinggi pada perlakuan C (18 gr/kg pakan) yang mempunyai nilai rerata leukosit 45,9 x 103 sel/ml, neutrofil: 4,24 x 103 sel/ml dan eusinofil 13,38 x 103 sel/ml.This study aimed to determ...

Pencegahan Infeksi Bakteri Vibrio alginolyticus Pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x lanceolatus) Dengan Menggunakan Kombinasi Madu Dan Air Rebusan Patikan Kerbau (Euphorbia hirta)

JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP), 2023

Kegiatan budidaya ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus x lanceolatus) seringkali terkendala akibat serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio alginolyticus. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan kombinasi madu dan patikan kerbau dapat mencegah ikan kerapu cantang dari serangan bakteri V. alginolyticus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yang masing-masing diulangi sebanyak tiga kali yakni 2 : 1, 1,5 : 1,5 dan 1 : 2. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan di Jalan Fatudela 1 Liliba sedangkan pemeriksaan hematologi dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diamati meliputi jumlah eritrosit, jumlah leukosit, pertumbuhan, kelangsungan hidup, morfologi dan gejala klinis. Hasil menunjukkan bahwa pemberian kombinasi madu dan patikan kerbau tidak berpengaruh terhadap hematologi dan pertumbuhan ikan kerapu cantang (P>0,05), namun berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan kerapu cantang (P<0,05) dengan kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan 1:2. Hasil uji lanjut BNT menunjukkan bahwa perlakuan 1:2 berbeda dengan perlakuan 2 : 1 dan 1,5 : 1,5, begitu pula perlakuan 1,5 : 1,5 juga berbeda dengan perlakuan 2 : 1. Sedangkan hasil gejala klinis menunjukkan bahwa perlakuan 1 : 2 memiliki gejala klinis yang lebih ringan jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Identifikasi Parasit Pada Ikan Kuwe (Caranx spp) yang di Budidayakan di Keramba Jaring Apung Desa Talengen

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis parasit pada ikan kuwe (caranx spp) yang dibudidayakan di keramba jaring apung Desa Talengen. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel ikan kuwe secara acak di keramba jaring apung Desa Talengen dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas II Tahuna. Sampel ikan berjumlah 20 ekor. Hasil penelitian menunjukan 7 jenis parasit yang digolongkan dalam (2) dua jenis Protozoa : Trichodina sp dan Chilodonella sp; (1) satu jenis cacing bulat Nemathelminthes : Camallanus sp; (3) tiga cacing pipih Platyhelminthes : Hexostoma sp, Stephanostomum sp dan Scolex sp; (1) satu jenis parasit Arthropoda : Ergasilus sp.