Pengaruh Ozonisasi terhadap Kekerasan, Kadar Air, Vitamin C, dan Total Mikroorganisme pada Belimbing (Averrhoa carambola) Selama Penyimpanan (original) (raw)
Related papers
Turkiye Klinikleri Journal of Medical Sciences, 2014
The aim of this study was to compare three vitamin D measuring assays with a reference method to analyze whether their performance varied according to different statistical procedures and measurement ranges used. M Ma at te er ri ia al l a an nd d M Me et th ho od ds s: : Three vitamin D measurement methods, a high-performance liquid chromatography (HPLC) and two immunoassay systems (Architect, Abbott Diagnostics and Cobas, Roche Diagnostics) were compared with liquid chromatography tandem mass spectrometry (LCMS/MS) as the reference method in a study population of 141 individuals. The study group was investigated as whole group and two different subgroups of <50 ng/ml and <20 ng/ml, according to LCMS/MS measurements. The results were analyzed by Passing Bablok regression analysis, concordance correlation coefficient, interrater agreement, Bland Altman plots. R Re es su ul lt ts s: : Data generated from the various statistical analyses revealed that all of the methods investigated in this study performed worse for lower concentrations (<50 ng/ml and <20 ng/ml). The best overall performance was obtained by HPLC method. The methods showed variable performance with the statistical analysis used. C Co on nc cl lu us si io on n: : Method comparison studies of vitamin D are prone to variable results according to the statistical method and measurement range chosen. Method comparison studies should be based on clinical requirements. Laboratory professionals should determine the range that is important from clinical point of view, and should evaluate the results according to total allowable error for that range. K Ke ey y W Wo or rd ds s: : Vitamin D; immunoassay; chromatography, high pressure liquid; mass spectrometry Ö ÖZ ZE ET T A Am ma aç ç: : Çalışmanın amacı üç D vitamini ölçüm yöntemini, referans kabul edilen bir yöntemle karşılaştırmak ve performanslarının kullanılan istatistiksel yöntem ve seçilen ölçüm aralığına göre değişim gösterip göstermediğini değerlendirmektir. G Ge er re eç ç v ve e Y Yö ön nt te em ml le er r: : Yüz kırk bir bireyden oluşan bir çalışma grubunda, bir yüksek performans likid kromatografi (HPLC) ve iki immunoassay yöntemi (Architect, Abbott Diagnostics ve Cobas, Roche Diagnostics) referans yöntem olarak alınan bir sıvı kromatografi-ardşık kuẗle spektrometresi (LCMS/MS) yöntemi ile karşılaştırıldı. Sonuçlar tüm çalışma grubu, D vitamini konsantrasyonu <50 ng/ml olan ve <20 ng/ml olan üç ayrı alt grupta incelendi. Elde edilen veriler Passing Bablok regresyon analizi, konkordans uyum katsayısı, interrater uyum, Bland Altman grafikleri ile değerlendirildi. B Bu ul lg gu ul la ar r: : Farklı istatistiksel analizlerin sonucuna göre, tüm yöntemler daha düşük konsantrasyonlarda (<50 ng/ml ve <20 ng/ml) daha düşük performans gösterdi. Ayrıca yöntemler, kullanılan istatistiksel analize bağlı olarak değişen performanslar sergilediler. En iyi toplam performans HPLC yöntemi ile elde edildi. S So on nu uç ç: : Yöntem karşılaştırma çalışmalarında elde edilen performansların kullanılan istatistiksel analize ve kullanılan konsantrasyon aralığına bağlı olarak değiştiği tespit edilmiştir. Bu nedenle, bu çalışmalar klinik ihtiyaçlara göre yapılmalıdır; laboratuarlar yöntem performanslarını, klinik olarak önemli olan aralıklarda ve toplam kabul edilebilir hataya göre değerlendirmelidir. A An na ah h t ta ar r K Ke e l li i m me e l le er r: : D vitamini; bağışıklık testi; kromatografi, yüksek basınçlı sıvı; kitle spektrometri T Tu ur rk ki iy ye e K Kl li in ni ik kl le er ri i J J M Me ed d S Sc ci i 2 20 01 14 4; ;3 34 4((4 4
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Sebagian besar penyebab terjadinya batu ginjal adalah akibat penumpukan kalsium oksalat, senyawa yang terdapat secara alami di banyak makanan. Asupan oksalat yang tinggi dapat berakibat buruk bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah pembentukan batu ginjal. Oleh sebab itu, asupan oksalat harus dibatasi dengan rentang batas aman 40-50 mg per hari. Teh merupakan tanaman yang sering dikonsumsi sebagai minuman dalam bentuk air seduhan daunnya. Teh mengandung senyawa oksalat yang tinggi, yaitu lebih dari 10 mg kalsium oksalat per 99,2 gram penyajian. Waktu penyeduhan dapat mempengaruhi kadar oksalat yang terkandung dalam teh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar oksalat dalam teh, dan apakah lama penyeduhan dapat mempengaruhi kadar oksalat dalam air seduhan teh. Metode yang digunakan untuk penetapan kadar oksalat adalah metode spektrofotometri UV-Visibel dengan panjang gelombang 315 nm. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan sampel teh segar yang diambil pucuk daunnya yang diambil dari tempat budidaya tanaman teh. Sampel kemudian dideterminasi untuk memastikan sampel yang digunakan adalah teh (Camellia sinensis), kemudian dilakukan standarisasi simplisia meliputi kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan kadar abu total. Berikutnya dilakukan validasi metode analisis meliputi uji linieritas, batas deteksi, batas kuantisasi, presisi dan akurasi mengunakan metode standar adisi. Pengolahan data dengan panengujian statistik. Hasil validasi metode analisis kurva kalibrasi larutan baku oksalat memiliki persamaan garis regresi y = 0,1489 x + 0.1405 dengan nilai koefisien korelasi 0,9961. Batas deteksi dan batas kuantisasi dapat dihitung secara statistik masing masing sebesar 0.130 dan 0,0392. Keseksamaan dalam hari dinyatakan sebagai koevisien variance sebesar 1: 22, dan persen perolehan kembali masing masing120, , 119 dan 122%. Dari hasil analisis oksalat dalam air seduhan teh tanpa pemeraman berturut turut diperoleh kadar oksalat Teh hijau 1,117±0,004, teh fermentasi 0,447±0,207, teh segar 0,201±0,001. Untuk air seduhan teh dengan pemeraman massing masing teh hijau 0,093±0,0015, teh fermentasi 0,252±0,0006 dan teh segar 0,11±0,0015. Dari hasil data statistik menunjukan kadar oksalat dalam air seduhan teh dengan pemeraman dan tanpa pemeraman tidak ada perbedaan.
Annelerin Bebek Sağlığında D Vitamini Kullanımına İlişkin Bilgi ve Uygulamaları
2019
GIRIŞ: D vitamini yetersizligi dunya capindaki nufusun neredeyse % 50'sini etkilemektedir. Bebekler, hamileler ve yaslilar bu durumdan en cok etkilenen gruplardir. Bu calismanin amaci, annelerin bebek sagligi icin D vitamini kullanimina iliskin bilgi ve uygulamalarini incelemektir. GEREC ve YONTEM: Bu tanimlayici calisma, Izmir'de alti Aile Sagligi Merkezi’nde gerceklestirildi. Arastirma verileri arastirmacilar tarafindan literatur dogrultusunda gelistirilen anket formu kullanilarak toplanmistir. Anket formu aile sagligi merkezlerine kayitli ve arastirmaya katilima gonullu olan 286 anneye uygulanmistir. BULGULAR: Annelerin %46,9’unun gebelikte D vitamini kullanimiyla ilgili egitim aldigi ve bunlardan %30,1’inin egitimlerini hemsire/ebeden aldigini belirlenmistir. D vitamini kullanimi konusunda egitim almis annelerin %88,1'inin gebelik suresince D vitamini destegi kullandigi, egitim almayan annelerin ise %57,7'sinin gebelik suresince D vitamini destegi kullanmadigi t...
Formulasi dan Sifat Fizikal Mikroemulsi Berasaskan Karboksimetil Selulosa sebagai Pembawa Vitamin C
2015
The main purpose of this research is to develop a cellulose derivative based microemulsion for transdermal delivery system. In this research, cellulose derivative used is carboxymethyl cellulose (CMC) that was converted from cellulose by etherification reaction and analysed by FTIR instrument. The degree of substitution (DS) for carboxymethyl cellulose is 0.492. Microemulsion system consists of oleic acid as oil phase, Tween 20 as surfactant and propylene glycol as co-surfactant. The active ingredient used in this system is vitamin C. Determination of microemulsion area in the ternary phase diagram was done by titration method. From the result, microemulsion system with surfactant/co-surfactant ratio (Km=3:1) produced the largest surface area in the ternary phase diagram. Microemulsions with and without vitamin C and CMC were characterized using dynamic light scattering (DLS), electrical conductivity and rheometer. For size particle analysis, system without vitamin C and CMC have mi...
Jurnal Technopreneur (JTech), 2019
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi binder pati sagu dengan penambahan ekstrak kunyit pada pembuatan mi sagu kering. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan: 1) penentuan konsentrasi binder pati sagu tergelatinisasi, 2) penentuan konsentrasi ekstrak kunyit, 3) dan penentuan pengeringan terbaik mi sagu kering. Parameter yang akan diuji adalah analisis kadar air, cooking loss, analisis warna, analisis kekerasan dan kelengketan, analisis sensori dengan uji rating hedonik serta analisis aktivitas antioksidan metode DPPH. Konsentrasi perbandingan binder dan pati sagu adalah 20% binder dari berat pati (200g) berbanding 150 mL air. Konsentrasi perbandingan terbaik antara kunyit dengan air yang digunakan adalah 1,5 g kunyit berbanding 15 mL air. Kadar air target (10%) dapat dicapai pada suhu 60°C, 70°C, dan 80°C dengan lama pengeringan 163 menit, 155 menit, dan 142 menit. Nilai parameter organoleptik tertinggi adalah pada suhu suhu 70°C dengan lama pengeringan 150 menit. Nilai cooking loss pada produk mi sagu kering yang memenuhi syarat mutu 1 (suhu 70°C dan 80°C dengan lama pengeringan 180 menit) adalah 8,23% dan 13,30%. Adapun kisaran nilai °hue adalah 84,63-91,35. Adapun nilai kekerasan 6502,25 gf, kelengketan-3068 gf, dan nilai IC50 yang terendah adalah 12,22.
Warta Industri Hasil Pertanian, 2020
ABSTRAK: Jambu biji merah mempunyai kadar vitamin C yang cukup tinggi dan angkak mengandung lovastatin yang berfungsi sebagai anti-kolesterol. Interaksi antara vitamin C dan lovastatin bersifat sinergis sehingga vitamin C dapat meningkatkan penyerapan lovastatin. Penelitian ini bertujuan membuat tablet hisap dari campuran jambu biji merah dan angkak menggunakan metode kempa langsung dan granulasi kering. Variabel penelitian adalah jenis formula yang digunakan dan metode pada proses pembuatan tablet. Evaluasi karakteristik fisik dilakukan baik terhadap granul maupun produk tablet hisap. Hasil menunjukkan bahwa formulasi campuran 10% serbuk jambu biji merah dan 20% angkak yang dibuat dengan cara granulasi kering memberikan kualitas tablet hisap terbaik dalam penelitian ini. Granul formulasi memiliki tingkat kekeringan 3,7%, laju alir 13 detik, dan sudut diam 31°. Tablet hisap yang terbentuk memiliki ukuran dan bobot yang seragam, nilai kekerasan 0,5 kp, kerapuhan 0%, waktu 4 menit dan kadar vitamin C sebesar 89,60 mg/100g.
Aktivitas Beberapa Enzim Serum pada Kambing Ettawa
Jurnal Kedokteran Hewan - Indonesian Journal of Veterinary Sciences, 2014
Penelitian ini bertujuan mengkaji aktivitas enzim alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), alkaline phosphatase (ALP), dan creatinine kinase (CK) pada kambing peranakan Ettawa. Sebanyak 43 ekor kambing peranakan Ettawa dari berbagai kelompok status fisiologis (jantan muda, betina muda, jantan dewasa, betina dewasa, betina bunting, dan betina laktasi) yang secara klinis sehat dan tidak cacat digunakan dalam penelitian ini. Pemeriksaan klinis dan pengambilan sampel darah dilakukan sesuai dengan skedul pemeriksaan dan pengambilan sampel sesuai dengan standard klinik yang diuraikan Baumgartner (1999). Pengambilan sampel darah dilakukan pada jam 7.00-8.00 wib. Pemeriksaan enzim di dalam serum diperiksa dengan menggunakan metode standar sebagaimana diuraikan oleh Kraft dan Duer (1999). Aktivitas AST, ALT, ALP di dalam serum memiliki level yang sebanding dengan level pada ruminansia lain. Sementara itu, aktivitas CK lebih tinggi dibanding nilai yang dinyatakan di d...
2013
Pada umumnya angkak merupakan produk fermentasi beras, tetapi angkak juga dapat diproduksi dengan menggunakan biji durian sebagai substrat. Monascus sp. memproduksi sejumlah metabolit sekunder antara lain pigmen kuning (monascin dan ankaflavin), asam dimerumat, dihidromonakolin-MV, dan isoflavon yang memiliki aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan pada ekstrak angkak biji durian dengan pelarut air pada proporsi dan suhu air yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi dan suhu air terhadap aktivitas antioksidan ekstrak angkak biji durian dengan metode DPPH dan phosphomolybdenum. Angkak biji durian diproduksi melalui tahapan sortasi, perebusan dengan larutan Ca(OH)2, pencucian, pengupasan, pemotongan dadu kecil, sterilisasi, inokulasi dengan Monascus sp. KJR2, fermentasi selama 14 hari, dan pengeringan. Angkak dihancurkan dan diekstrak dengan air pada proporsi air (1:10, 1:20, 1:30, 1:40, 1:50 b/v) serta suhu air (30oC,...
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA
Ikan nila Jatimbulan memiliki potensi dikembangkan di Indonesia karena mudah dilakukan budidaya. Penggunaan anestetik pada proses transportasi kering dan pemeriksaan medis pada ikan banyak menggunakan minyak cengkeh karena murah dan mudah didapatkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek penggunaan minyak cengkeh sebagai anestetik pada gelembung renang dan laju denyut jantung. Ikan nila Jatimbulan dewasa, umur 4 bulan, jantan sebanyak 35 ekor dibagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kontrol (P1), induksi anestesi minyak cengkeh dosis 20 ppm (P2), 30 ppm (P3), 40 ppm (P4), 50 ppm (P5), 60 ppm (P6) dan 70 ppm (P7). Metode pengukuran gelombung renang menggunakan pencitraan radiografi proyeksi lateral dan ekhokardiografi untuk pengukuran laju denyut jantung. Hasil uji Tukey menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata panjang gelembung renang setiap kelompok, sedangkan dosis P5 (50 ppm) dan P6 (60 ppm) menyebabkan peningkatan lebar gelembung renang dibandingkan P1 (kontrol) dan P2 ...