RELASI KUASA DALAM KELAS SOSIAL (Membedah Resistensi Pekerja pada Iklan "Internet Terbaik untuk Keluarga" (original) (raw)
Related papers
2021
Resiliensi merupakan kemampuan untuk mampu bertahan dan bangkit dari kondisi yang menekan dan sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah stres dan dukungan sosial mampu secara bersama memprediksi resiliensi. Subjek penelitian ini yaitu 224 mahasiswa tahun pertama UIN Sultan Syarif Kasim Riau dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui google form dengan menggunakan modifikasi skala RQ-Test (Reivich dan Shatte, 2003), DASS-21 (Lovibond dan Lovibond, 1995), dan Skala Dukungan Sosial (House dan Khan, 1985). Berdasarkan analisis regresi berganda diketahui bahwa stres dan dukungan sosial secara bersama-sama dapat memprediksi resiliensi pada mahasiswa tahun pertama (r = 0,585 F= 57,629; p= 0,000) dan dapat menjelaskan resiliensi mahasiswa tahun pertama sebesar 34,3% sedangkan stres secara mandiri dapat menjelaskan resiliensi mahasiswa tahun pertama sebesar 23,3% dan dukungan sosial secara mandiri dapat menjelaskan resiliensi mahasiswa tah...
Relasi Kuasa Hubungan Kerja Domestik
Relasi Kuasa Hubungan Kerja Domestik, 2017
Keradaan Pembantu Rumah Tangga (PRT) dalam sebuah keluarga di Indonesia memiliki peranan penting. Keluarga yang dimaksud merupakan satuan sosial terkecil (yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial) yang ditandai dengan adanya kerjasama ekonomi (Goode, 2007). Keluarga merupakan kelompok pertama karena keluarga membentuk berbagai macam kepribadian, sikap dan perilaku individu yang berbeda-beda. Hubungan sosial antar anggota keluarga relatif tetap, adanya hubungan kasih sayang serta rasa tanggung jawab terhadap anggota keluarga lain. Peran PRT dapat menopang sebagian fungsi keluarga majikan, sebagaimana fungsi keluarga yang seharusnya berlaku dalam masyarakat, sejak masa pra revolusi industri yang dikenal dengan masyarakat tradisional sampai dengan masa modern. Revolusi industri yang melahirkan modernisasi mengubah fungsi keluarga. Pembentukan keluarga menjadi lebih berbasis sexual-emotional, lebih terisolasi, terspesialisasi dan hubungan sifat fungsional (yang komplek dan multidimensional) antara anggota keluarga cenderung berkurang, berubah menjadi ikatan emosional yang lebih eksklusif (Hutter, 1981). Goode (2007) menyatakan industrialisasi menggeser bentuk keluarga besar masyarakat agraris menjadi keluarga inti. Perubahan jumlah dan bentuk relasi ini terjadi seiring perkembangan teknologi yang bersifat efektif dan efisien. Demikian halnya dengan tuntutan fungsi keluarga menjadi menyempit pada keluarga inti, bukan keluarga besar (Goode, 2007). Pada situasi ini, pengaruh dari keluarga besar semakin berkurang. PRT berperan menggantikan peran keluarga besar untuk menopang sebagian fungsi keluarga.
Hubungan Antara Resiliensi Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Media Massa
Flourishing Journal, 2021
Abstract: This study aims to determine the relationship between resilience and work engagement of employees at PT KIP. This research hypothesizes that there is a relationship between resilience and work engagement in PT KIP employees. The subjects of this research are 42 employees of PT KIP. The data collection method in this study used a questionnaire consisting of two scales, namely the resilience scale and the work engagement scale. The resilience scale consisting of 56 items was developed by Reivich & Statte (2002) and adapted by the authors, namely the Resilience Quotient (RQ) and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES) consisting of 17 items were developed by Schaufeli & Bakker (2004) and adapted by the authors. Analysis of research data to test the hypothesis using Pearson's product-moment correlation resulted in a significant correlation coefficient between resilience and work engagement for PT KIP employees, which was 0.668 (p≤0.05), a high and unidirectional category....
PERAN PEKERJA SOSIAL DI SEKOLAH DALAM MENANGANI PERUNDUNGAN
Sosio Informa, 2018
School relates not only to the responsibility of teaching profession, but also to harassment issues. The role of the social working profession will seek to create a balanced relationship between the elements within the school environment, such as between teachers and learners, between schools and parents (families), between schools and the community environment as well as among learners with their parents. Through literature study, this paper will reveal the role of social workers at schools in dealing with harassment. In particular, this study aims to provide information on the abuse, causes and role of social workers in dealing with harassment. States, governments, communities, families and parents are obliged and responsible for the organization of child protection. Based on their physical and psychological development of human beings, children are weak, immature and in need of protection. Protection from harassment is a state's obligation to be fulfilled. Children from the side of national and state life are the future of the nation and the future generation of the nation's ideals. Therefore, the State is obliged to fulfill every child's rights for survival, growth and development, participation, protection from acts of violence and discrimination. The fulfillment of the rights to an education free of harassment must be implemented in every school. The fulfillment of these rights is also a state's obligation to be provided for children. If the state has not fully implemented its obligations, social advocacy must be conducted in order to fight for the child's rights. Abstrak Sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab profesi guru saja, tetapi juga menyangkut permasalahan perundungan. Peran profesi pekerja sosial akan berupaya menciptakan hubungan yang seimbang antara unsur-unsur yang berada di lingkungan sekolah, seperti antara guru dan peserta didik, antara sekolah dan orang tua (keluarga), antara sekolah dengan lingkungan masyarakat maupun antar peserta didik dengan orang tuanya. Melalui studi pustaka, tulisan ini akan mengungkapkan tentang peran pekerja sosial di sekolah dalam menangani perundungan. Secara khusus kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang perundungan, penyebab dan peran pekerja sosial dalam menangani perundungan. Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak, karena anak dari sisi perkembangan fisik dan psikis manusia merupakan pribadi yang lemah, belum dewasa dan masih membutuhkan perlindungan. Perlindungan dari tindakan perundungan merupakan kewajiban negara untuk memenuhinya. Anak dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga Negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Pemenuhan hak pendidikan yang bebas dari perundungan harus dilaksanakan di setiap sekolah. Pemenuhan hak ini juga menjadi kewajiban negara untuk memberikan kepada anak. Apabila negara belum sepenuhnya melaksanakan kewajibannya maka harus dilakukan advokasi sosial dalam rangka memperjuangkan hak anak. Kata Kunci: perundungan, peran pekerja sosial, sekolah.