Membangun Konsep Diri Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (original) (raw)
Related papers
Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus
Pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak walaupun pada saat itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia tersendiri. Penelitian terhadap anak dan buku-buku mengenai perkembangan jiwa anak pada zaman dahulu masih sangat minim bahkan belum ada.
Peningkatan Kepercayaan Diri untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SLB
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari
Pendidikan menjadi hak semua anak-anak di Indonesia, termasuk juga anak berkebutuhan khusus. Perhatian yang diberikan kepada seluruh anak Indonesia sudah menjangkau semua kalangan demikian juga perhatian bagi anak berkebutuhan khusus. Hal itu tampak dengan adanya kurikulum dan sekolah yang mengkhususkan bagi anak-anak tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan ini untuk memberikan pendampingan pemahaman konsep Bilangan untuk meningkatkan rasa Kepercayaan Diri. Metode kegiatan pengabdian yang dilakukan berupa pendampingan dan perhatian bagi anak berkebutuhan khusus di SDLB Bhakti Luhur Kota Madiun. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya Kepercayaan Diri bagi anak berkebutuhan khusus.
Komunikasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
2015
, jumlah anak berkebutuhan khusus yang berusia sekolah terus meningkat. Sekolah dan orang tua murid perlu berkolaborasi untuk mendukung proses belajar siswa. Dalam hal ini, perlu ada pengadaan dan penggunaan alat peraga bagi siswa berkebutuhan khusus. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji manfaat pembuatan dan penggunaan alat peraga bagi anak berkebutuhan khusus. Pembuatan dan penggunaan alat peraga ditujukan terutama bagi siswa berkebutuhan khusus di tingkat Sekolah Dasar, di sekitar Sekolah Teologi Kristen Pelangi Kristus, Surabaya. Dalam kegiatan tersebut, digunakan metode direct teaching dan praktik agar setiap peserta bisa menyesuaikan alat peraga dengan kebutuhan siswa. Hasil pelatihan yang telah dilakukan di Sekolah Teologi Kristen Pelangi Kristus, Surabaya menunjukkan bahwa siswa mampu menangkap materi pembelajaran jika diadakan adaptasi dan modifikasi cara menyampaikan materi.
Sistem Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan pendidikan khusus untuk dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. ABK dapat menerima layanan pendidikan khusus melalui sekolah luar biasa (SLB) atau sekolah inklusi. Pemerintah menjamin penyediaan layanan pendidikan khusus, namun masih banyak ABK yang belum menikmati layanan ini. Satu kategori ABK yang menjadi perhatian penulis adalah ABK dengan gangguan kesulitan belajar seperti kelainan bahasa dan gangguan intelektual ringan. Oleh karena itu, penulis menggagaskan suatu sistem dan lembaga yang fokus untuk menangani ABK pada kelainan-kelainan tersebut. Sistem dalam gagasan tertulis ini bertujuan untuk membantu ABK dengan kelainan bahasa dan gangguan intelektual ringan agar dapat memperoleh haknya akan pendidikan. Sistem dan lembaga ini bertugas untuk mengkoordinasi berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan khusus. Berjalannya sistem ini akan meningkatkan jumlah ABK yang memperoleh pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan khusus yang diperoleh ABK, dan pada akhirnya membantu ABK hingga menjadi mandiri secara finansial. Gagasan ini dilandasi oleh teori-teori yang diperoleh dari buku cetak mengenai ABK dan pendidikan khusus. Secara lebih spesifik, gagasan ini banyak terinspirasi oleh sistem hukum untuk pendidikan ABK di Amerika Serikat, yang disebut Individual Disability Education Act (IDEA). Penulisan dilakukan dengan melalui studi pustaka mengenai teori-teori di atas, keadaan kekinian pendidikan khusus di Indonesia, dan legislasi yang berkaitan dengan pendidikan khusus. Sistem dalam gagasan tertulis ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut, lembaga ini akan membantu mengkoordinasi proses identifikasi dini ABK melalui kerja sama dengan rumah sakit. Setelah teridentifikasi, lembaga akan menunjuk pembimbing bagi setiap ABK untuk memantau perkembangan mereka. Selanjutnya pembimbing akan merekomendasi sekolah yang sesuai dengan kebutuhan ABK. Setelah ABK lulus dari sekolah, pembimbing akan mengarahkan ABK untuk bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dengan begitu ABK diharapkan menjadi mandiri secara finansial. ABK di Indonesia belum dapat menikmati pendidikan yang sesuai secara optimal, maka dari itu penulis membuat sistem dan lembaga dalam gagasan tertulis ini agar ABK dapat ditangani secara optimal. Agar sistem ini berjalan dengan baik di Indonesia, dibutuhkan kerja sama dari beberapa instansi seperti Kementerian Pendidikan dan Budaya, Himpunan Psikologi Indonesia (HMPI) dan Asosiasi Psikolog Pendidikan Indonesia (APPI)
Pendekatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus
AL-TAZKIAH, 2018
Special Needs Children (ABK) are individuals who have characteristics that are different from other individuals in the normal view of society in general. More specifcally, children with special needs show lower intellectual or emotional characteristics or higher than normal anal peers or are outside the normal standards that apply in society. So that it has diffculty in achieving success both in terms of social personal, and educational activities. especially what they have makes children with special needs need special education and services to optimize their inner potential. The impact of negative developments raises the risk of increasing the likelihood of the emergence of diffculties in adjustment to disabled children so that supporting factors are needed to adjust. Environment as an important factor to adjust. The attitude of parents, family, peers, school friends, and the general public as supporters in adjusting to their environment.
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31.. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya. Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, danHandicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut: Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dariimpairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ. Handicap :Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment ataudisability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Layanan pendidikan bagi ABK dikenal dengan Pendidikan Luar Biasa atau kini disebut juga Pendidikan Khusus (special education) atau ortopedogik. Berasal dari Bahasa Yunani, ortos yang berarti lurus, baik, normal, paedos yang berarti anak, dan agogos artinya
Pendidikan Islam Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
CV. Pustaka Peradaban, 2023
Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa keberadaan anakanak berkebutuhan khusus atau disabilitas saat ini semakin ketara. Meskipun jumlah mereka masih sedikit, tetapi kebutuhan mereka terhadap akses pendidikan juga sangat penting diperhatikan. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, bahwa tahun 2021 ada 3,3% anak disabiitas usia 5-19 tahun, atau sekitar 2.197.833 anak. Dari banyaknya jumlah tersebut, hanya 269.398 anak atau setara dengan 12,26% saja yang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan lembaga pendidikan inklusif. Memang, pemerintah telah menyediakan SLB, juga ada beberapa sekolah yang telah melaksanakan program pendidikan inklusif, tetapi jumlahnya tidak banyak dan belum bisa menyahuti rasio anak-anak berkebutuhan khusus.
Konsep Konsep Pengembangan Layanan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Kurikulum 2013
JCOSE Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2019
Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU no. 32 tahun 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik kurikulum 2013 yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat secara positif.Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia saat ini,. Kuikulum ini menitikberatkan pada keaktifan belajar di kelas serta mengembangkan kompetensi peserta didik. Telah banyak sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013, tidak hanya sekolah regular melainkan juga pada sekolah berkeb...