Profesionalisme Pustakawan Dalam Era Digital (original) (raw)
Related papers
Kualifikasi Pustakawan di Era Digital
Prosiding Semiloka Nasional Kepustakawanan Indonesia 2015 “Library Move on: Bangga Menjadi Profesional di Dunia Perpustakaan dan Informasi”, 2015
Kehadiran internet telah memunculkan optimisme yang sangat tinggi terhadap kemudahan dan kecepatan akses terhadap informasi. Di sisi lain, euporia terhadap kekuatan internet memunculkan pesimisme yang juga tinggi terhadap keberadaan Perpustakaan sehingga memunculkan keraguan, masih perlukah perpustakaan apabila kita bisa mendapatkan semua informasi melalui internet tanpa pergi ke perpustakaan? Ini menjadi tantangan bagi pustakawan. Era digital memerlukan kualifikasi khusus dari para pustakawan agar dapat beradaptasi dengan era dan generasi digital (generasi Y). Berdasarkan analisis wacana dari berbagai sumber terkait dengan era digital oleh penulis, kualifikasi pustakwan di era digital adalah mencakup kemampuan profesional dan komampuan personal. Kemampuan profesional adalah kemampuan profesi yang harus dimiliki setiap pustakawan dan profesional informasi lainnya dalam menjalankan perannya di era digital. Kemampuan profesional dapat dibagi ke dalam kemampuan umum dan khusus. Kemampuan umum bagi profesional informasi mencakup kemampuan dibidang manajemen dan organisasi informasi serta penggunaan teknologi informasi. Kemampuan khusus akan sangat beragam karena berkaitan dengan tempat pustakawan bekerja. Kemampuan personal mencakup kemapuan yang seharusnya melekat pada diri pustakawan atau sering disebut sebagai soft skills seseorang. Keywords : Era Digital, Pustakawan, Kompetensi Diterbitkan dalam Prosising Semiloka Kepustakawanan Indonesia 2015 ISBN: 978-602-95858-2-7
Pustakawanpreneur di Era Digital
Publication Library and Information Science
Salah satu tugas utama pustakawan adalah mengelola dan menyebarluaskan informasi kepada pemustaka. Melalui berbagai informasi yang dikelolanya, pustakawan mempunyai peluang untuk membaca dan menginterpretasikan bacaannya tersebut melalui tulisan, baik di media cetak maupun digital. Paper ini menjelaskan secara detil terkait cara-cara yang dapat dilakukan agar seseorang pustakawan mampu mendapatkan penghasilan tambahan dari tulisan yang telah dipublish di media digital, khususnya di media blog/web. Media blog/web tersebut dapat menghasilkan uang dikarenakan sudah dimonetisasi melalui program Google AdSense. Tujuan paper ini ada agar seorang pustakawan mempunyai jiwa kreatif untuk menambah financial ekonominya melalui membaca dan menulis di media online. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah metode deskriptif kualitatif, sedangkan hasil dari penelitian ini yaitu,seorang pustakawan mempunyai peluang yang besar berbagi informasi yang ia miliki kepada user, selaion itu ia juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui tulisan-tulisan yang dibagikan melalui web/blog.
Membangun Profesionalisme Pustakawan Abad KE-21
Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2017
Perpustakaan digital berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Perkembangan tersebut menuntut pustakawan untuk meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengikuti perkembangan yang ada. Pengembangan profesonalisme pustakawan meliputi peningkatan atribut pribadi dan kompetensi yang terkait dengan dasar-dasar pengetahuan tentang profesi, operasi komputer, sistem perpustakaan terintegrasi, pengorganisasian, alat klasifikasi, sumber-sumber informasi, manajemen informasi dan ilmu pengetahuan, pengkajian, dan desain web. Strategi membangun profesionalisme pustakawan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan nonformal, pertemuan ilmiah, pertemuan teknis, magang, forum komunikasi, dan jejaring perpustakaan.
Kemampuan Wirausaha Pustakawan di Era Berkembangnya Teknologi
Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan
Istilah librarianpreneur merupakan gabungan dari dua kata yaitu librarian dan entrepreneur. Kegiatan wirausaha itu sendiri berarti menghasilkan suatu produk atau jasa dengan inovasi yang dilakukan oleh seseorang guna melayani masyarakat. Wirausaha tidak hanya berarti membuat perusahaan atau bisnis sendiri, namun juga bisa dilakukan oleh profesi lain seperti pustakawan. Kemampuan untuk berwirausaha bagi seorang pustakawan diperlukan untuk menambah profesionalisme mengingat informasi dan ilmu pengetahuan merupakan aset yang penting bagi masyarakat. Sekarang kita sudah ada di era industri 4.0, di mana teknologi informasi berkembang sehingga terdapat peluang inovasi yang dapat dilakukan oleh pustakawan (librarianpreneur). Artikel ini mendeskripsikan librarianpreneur dan bagaimana praktiknya. Dari hasil studi pustaka, penulis menemukan bahwa penggunaan media sosial sebagai pembuatan produk berupa konten perpustakaan merupakan salah satu kegiatan wirausaha yang dapat dilakukan oleh pusta...
Transformasi Kepemimpinan Bagi Pustakawan di Era Digital
LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan, 2019
Librarians as library leaders are required to change their thinking to start a library-oriented management and management strategy for the future and innovative creative thinking. The challenge of future library leaders is not only to find ways to keep up with information technology, but also to find effective and efficient ways as alternative solutions to implement changes according to the wishes of millennial users in finding the information they want. This paper discusses the leadership transformation for libraryans in the digital era. Using descriptive qualitative methodology a literature review data source from previous research. The paper displays leadership in a different perspective from previous research. The results of this paper outline the definition of the practice of leadership transformation into an outline of leadership transformation that must be done by future librarians in the library of the digital era is to change library management and management, prove the val...
Membangun Kompetensi Pustakawan Terhadap Pengembagan Perpustakaan Digital
Pendahuluan Seiring denagan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat maka sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Pengaruh ini bisa berdampak positif dan negatif pada suatu Negara. Komputer menjadi salah satu alat yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada di perpustakaan dengan menggunakan internet sebagai jaringan komunikasi teknologi. Ada beberapa perpustakaan di indonesia yang mengarah ke perpustakaan digital, Seperti perpustakaan ITB yang dikenal dengan nama Ganesha Digital Library (GDL), Universitas Gadjah Mada, digital library LPMP DKI jakarta dan Koleksi Digital Perpustakaan Nasional Republik Indonesia walaupun koleksi dalam digital masih terbatas serta beberapa perpustakaan khusus seperti PUSTAKA Bogor, Perpustakaan Balitsereal, Maros dll. Oleh karena itu perkembangan perpustakaan digital, tentunya membawa dampak yang sangat besar dalam hal pelayanannya dimana pustakawan harus dapat melayani pengguna seperti permintaan akses agar lebih cepat dan tepat informasinya. Tentunya untuk memenuhi harapan tersebut, seorang pustakawan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi. Menurut Ida fajar priyanto ( 2009: 43) bahwa pemakai saat ini: 1) Memiliki periode kehidupan yang berbeda 2) Tidak lagi mengenal dunia tradisional 3) Lahir di era computer 4) Tumbuh di era internet 5) Tidak pernah lepas dari teknologi baru 6) Berharap informasi instant dan di simpan dalam format digital dan bisa di modifikasi sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid et al. (2001) yang mengemukakan perpustakaan sebagai komponen penting dan integral pada institusi penelitian. Sedangkan menurut Sulistyo Basuki (1991:89), teknologi informasi merupakan bagian dari manejemen informasi karena terbukti manajemen informasi telah lebih dahulu lahir daripada teknologi informasi sehingga teknologi informasi dianggap sebagai pendatang baru yang mampu menawarkan berbagai metode:
Saatnya Pustakawan Bergerak di Era Disruptif
JPUA: Jurnal Perpustakaan Universitas Airlangga: Media Informasi dan Komunikasi Kepustakawanan, 2020
Transformasi perpustakaan dari era konvensional ke digital tanpa disadari membawa pengaruh besar terhadap kinerja pustakawan. Melihat kondisi demikian Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando memotivasi pustakawan diera disruptif dengan slogannya “Pustakawan Bergerak”. Maksudnya pustakawan dapat memobilisasi pengetahuan kepada masyarakat agar informasi yang tersimpan, tersedia secara digital dapat disebarluaskan dan mengena kepada masyarakat yang membutuhkannya. Berbagai kegiatan “Pustakawan bergerak” di sini adalah mengoptimalkan sumber daya dan fungsi pustakawan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkompetensi. Metode penulisan artikel ini adalah deskriptif, berdasarkan pengalaman kami sebagai pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya dan berbagai sumber literatur yang mendukung teori penulisan artikel ini. Harapannya adalah untuk memotivasi para pustakawan akan eksistensinya di era disruptif.
Kompetensi Pustakawan Khusus di Tengah Tantangan Global
Esai ini mengulas kompetensi profesional maupun personal pustakawan khusus di tengah tantangan global yang diajukan oleh The Millenium Project dan Martin. Essai menekankan pada tantangan global ke 6 yakni bagaimana teknologi informasi & komunikasi global seperti machine intelligence, big data, dan komputasi cloud bekerja untuk kesejahteraan manusia.