Pustakawan dan Kepustakawanan (original) (raw)

Pustakawan Dan Budaya Perpustakaan

2014

Librarian is not only a man working to serve users, siting behind desk, but he also must be a creative ofcers, who can market him self and his library. This article tries to explore how librarians can infuence his institution with his work culture, and how people could under estimate to them and their institution. Library and librarians must strive to achieve a good governance, and ethics code is a solution to this negative impression to both. Ethics code will guide librarian to act professionally, will increase a brand and an image of them

Kompetensi Pustakawan Dan Kepuasan Pemustaka

Jurnal Insan Cendekia, 2017

Latar belakang Kualitas pelayanan di perpustakaan dapat menciptakan kepuasan pemustaka dalam mengakses informasi yang tersedia di perpustakaan. Dibutuhkan pustakawan yang kompeten baik secara profesional maupun personal dan berpengalaman dalam memberikan ilmu pengetahuan . kualitas pustakawan dapat mempengaruhi kepuasan pemustaka dalam mengakses informasi di perpustakaan. Harapan pustakawan profesional adalah dengan adanya layanan terbaik dapat diberikan kepada pemustaka akan memberi dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan Perpustakaan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Bahan dan Metode Penelitian: Metode yang digunakan adalah Diskriptif kuantitatif, disain penelitian. ini menggunakan populasi pengunjung perpustakaan denga kriteria minimal 3 kali sudah pernah berkunjung ke perpustakaan. menggunakan teknik purposif sampling, instrument penelitian dengan memberikan kuisioner kepada pemustaka yang sedang berkunjung di perpustakaan stikes insan Cendekia Medika Jombang. ...

Pengembangan Profesi Pustakawan

Media Pustakawan, 2010

profesi pustakawan belum sepenuhnya diterima sejajar dengan profesi lain. Pustakawan masih dianggap sebagai tenaga administratif. Pengertian pustakawan kebanyakan masih mengacu pada batasan yang ada di Keputusan Menpan. Tuntutan bagi pustakawan sendiri yaitu harus memiliki tanggung jawab dan kompetensi kepustakawanan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Juga perlu diberlakukannya akreditasi bagi lembaga pendidikan pustakawan guna mengesahkan kompetensi dan mutu dari para lulusannya oleh otoritas tertinggi dalam profesi pustakawan. Adapun dalam lingkup keprofesionalan dikenal istilah Continuing Professional Development (Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan) tentang aturan jabatan fungsional kepustakawanan. Pada rumusan dokumen IFLA pun dinyatakan bahwa Pustakawan adalah penghubung aktif antara pemustaka dan sumberdaya informasi maupun pengetahuan. Berarti kemampuan dan kualitas pustakawan harus dipelihara dan selalu ditingkatkan. Kata kunci: profesi; pustakawan. Pendahuluan Adalah menjadi kerisauan bahwa di Indonesia keberadaan pustakawan sebagai profesi belum sepenuhnya diterima sejajar dengan profesi lain yang sudah diakui masyarakat. Bahkan masih ada juga lembaga yang meski sudah memiliki unit perpustakaan tetap saja menganggap pustakawan sebagai tenaga administratif. Di lain pihak ada juga pertanyaan apakah pustakawan itu hanya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja? Pertanyaan tersebut wajar muncul jika mengacu pada batasan pustakawan yang ada dalam Keputusan Menpan tentang jabatan fungsional pustakawan. Namun harus selalu diingat bahwa batasan tersebut memang ditujukan bagi PNS yang akan atau sudah menjabat sebagai Pejabat Fungsional Pustakawan. Oleh sebab itu dikatakan bahwa Pustakawan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan kepustakawanan. Bagi lingkungan di luar PNS, pengertian tentang pustakawan harus mengacu pada batasan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (UU, 43, 2007) yaitu: Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Pustakawan Negeriku

2019

Dengan banyaknya perpustakaan di segala penjuru negeri ini tapi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang ilmu perpustakaan masih miris. seperti di perpustakaan sekolah, umum, perguruan tinggi, dan lembaga khusus. kitapun juga dapat melihat bahwa sumberdaya manusia baik dalam sisi manajerial maupun dalam layanan informasi masih jauh dari harapan.Tingkat kualitas manajemen pengelolaan perpustakaan dan layanan informasi sangat tergantung dari kualitas sumberdaya manusia.Hal ini menjadi masalah utama bagi perpustakaan. Jumlah perpustakaan pada tahun 2018 berjumlah 164.610 perpustakaan. Menurut Badan Pusat Statistik Jumlah sekolah pada tahun 2016 sejumlah 297.368 unit, Menurut PNRI jumlah perpustakaan umum sebesar 1191 unit, menurut PDDIKTI jumlah perguruan tinggi sejumlah 4693 unit. apabila dibandingkan dengan jumlah pustakawan yang terdapat pada data PNRI sejumlah 3356 orang belum sebanding dengan jumlah perpustakaan yang diperlukannya. membutuhkan berapa tahun lagi tata kelola perpustakaan bisa baik? Bagaimana kondisi perpustakaan di negeri ini bisa ideal?

Eksistensi Profesi Pustakawan di Masyarakat Indonesia

Tugas Matakuliah Penerbitan Media 2022, 2022

Pustakawan merupakan suatu profesi, karena pustakawan memiliki asosiasi/organisasi profesi, memerlukan pendidikan atau pelatihan khusus dalam melaksanakan kegiatan kepustakawanan, memiliki kode etik profesi pustakawan, berorientasi pada jasa, dan mandiri. Di era yang serba teknologi ini, pustakawan tidak hanya melakukan pengelolaan koleksi, tetapi juga bertanggungjawab sebagai perantara informasi, pengelola informasi, dan fasilitator kelancaran arus informasi. Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi pustaka serta observasi terhadap profesi pustakawan serta eksistensinya di Indonesia. Dari hasil studi pustaka ini didapatkan kesimpulan bahwa untuk mempertahankan eksistensinya, pustakawan harus dapat mengembangkan potensi diri dan profesinya dengan memanfaatkan teknologi informasi terbaru, serta beradaptasi terhadap segala perubahan dan kemajuan yang muncul.

Pengembangan Kepribadian Pustakawan

Media Pustakawan, 2010

Konsep kepribadian (personality) pustakawan itu juga sangat penting untuk terus diperhatikan. Walaupun konsep kepribadian pustakawan ini sebenarnya merupakan konsep pemikiran dan agenda lama yang pernah ada dan pernah kita bicarakan. Namun saat ini seolah-olah hilang bagai ditiup angin. Padahal bukankah pustakawan menjadi garda terdepan yang memberikan layanan langsung kepada pemustakanya? Mengapa pustakawan perlu mengembangkan kepribadian? Bagaimana pustakawan mengenal konsep diri? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan menghambat kepribadian pustakawan? Hal-hal apa saja yang berkaitan dengan upaya pengembangan kepribadian pustakawan? Merupakan permasalahan yang akan dibahas pada artikel ini. Beberapa hal yang menurut saya sekiranya berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan kepribadian pustakawan adalah who I am?; Identitas >< Jati Diri; Character Building; Mind Set; Courtesy; Etiket. Kata kunci: kepribadian; pengembangan; pustakawan Pendahuluan Kalau saya perhatikan bahwa untuk saat ini topik yang sedang gencar dibicarakan di berbagai pertemuan ilmiah perpustakaan menitikberatkan pada 'teknologi informasi'. Saya rasa apapun termasuk yang menyangkut tentang teknologi informasi, aplikasi, maupun pengembangannya. Baik itu e-journals, e-books, cara menelusur e-content, literasi informasi, UU Keterbukaan Informasi Publik, sampai pada etika kebebasan informasinya itu seperti apa. Menurut pengamatan saya, sepertinya konsep kepribadian (personality) pustakawan itu juga sangat penting untuk terus diperhatikan. Walaupun konsep kepribadian pustakawan ini sebenarnya merupakan konsep pemikiran dan agenda lama yang pernah ada dan pernah kita bicarakan. Namun saat ini seolah-olah hilang bagai ditiup angin. Padahal bukankah pustakawan menjadi garda terdepan yang memberikan layanan langsung kepada pemustakanya? Terlebih yang tugasnya di front liners seharusnya selalu memperhatikan aspek kepribadian ini. Etiket bagaimana cara berdiri, cara berjalan, cara melayani, cara berbicara, cara berbusana, dan lain sebagainya akan sangat menentukan citra pustakawan dan perpustakaannya.