Aktivitas Fisik Dan Konsumsi Kedelai Pada Remaja Putri Yang Mengalami Premenstrual Syndrome DI SMKN 10 Surabaya (original) (raw)
Related papers
Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 2023
ABSTRAK Latar Belakang: Kejadian PMS merupakan gangguan yang sering terjadi pada WUS, namun dapat berdampak buruk apabila gejala dirasakan semakin berat. Bagi remaja, kejadian PMS dapat memberikan dampak dari tingkat ringan sampai berat pada aktivitas sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome pada remaja. Metode: Studi ini merupakan penelitian cross-sectional dengan jumlah sampel 106 siswi yang dipilih secara consecutive sampling. Analisis yang dipergunakan yaitu univariate dan bivariate terhadap pengujian chi-square. Hasil: Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pada variabel pola makan didapatkan dengan p-value 0,016 (p<0,05) berarti terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian premenstrual syndrome. Pada variabel aktivitas fisik didapatkan p-value 0,024 (p<0,05) berarti terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome pada remaja. Peneliti memberikan saran bagi institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan banding untuk penelitian berikutnya dan khususnya bagi remaja putri dalam menerapkan gaya hidup sehat, seperti pola makan dan aktivitas fisik agar dapat mencegah atau mengurangi keluhan premenstrual syndrome.
Journal of Nutrition College, 2013
Background : Adolescence was a time of puberty. Puberty in girls was characterized by the occurrence of menstruation. Menstruation was accompanied by premenstrual syndrome will affect the quality of life for young women. This study aimed to determine the relationship between premenstrual syndrome and physical activity with eating behaviour in adolescent girls. Methods : This study was an observational study used cross-sectional design. The subjects were 63 students of class VII and VIII SMP PL Domenico Savio who were selected consecutively. Data premenstrual syndrome was obtained by SPAF (Shortened Premenstrual Assessment Form). Data on physical activity was obtained by 24-h physical activity questionnaire from WHO. Data on eating behaviour was obtained through Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire with several additional questions. Data were analyzed using chi-square test . Results : The majority ( 96.8 % ) subjects had mild premenstrual syndrome, 66.7 % of the subjects had moderate activity and 52.4 % of the subjects had good eating behaviour. There was no relationship between premenstrual syndrome with eating behaviour in adolescent girls (p= 0.132). There was no relationship between physical activity with eating behaviour in adolescent girls (p= 0.593) Conclusions : There was no relationship between premenstrual syndrome with eating behaviour in adolescent girls. There was no relationship between physical activity with eating behaviour in adolescent girls. ABSTRAK Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa terjadinya pubertas. Pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menstruasi. Menstruasi yang disertai sindrom pramenstruasi akan mempengaruhi kualitas hidup remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat sindrom pramenstruasi dan aktivitas fisik dengan perilaku makan pada remaja putri. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek terdiri dari 63 siswi kelas VII dan VIII SMP PL Domenico Savio yang dipilih secara consecutive. Data sindrom pramenstruasi diperoleh dari SPAF (Shortened Premenstrual Assessment Form). Data aktivitas fisik diperoleh dari kuesioner aktivitas fisik 24jam dari WHO. Data perilaku makan diperoleh melalui kuesioner frekuensi makanan semi kuantitatif dengan beberapa pertanyaan tambahan. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil : Sebagian besar (96.8%) subjek memiliki sindrom pramenstruasi ringan, 66.7% subjek memiliki aktivitas sedang dan 52.4% subjek memiliki perilaku makan yang baik. Tidak terdapat hubungan antara derajat sindrom pramenstruasi dengan perilaku makan pada remaja putri (p=0.132). Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan perilaku makan pada remaja putri (p=0.593) Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara derajat sindrom pramenstruasi dengan perilaku makan pada remaja putri. Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan perilaku makan pada remaja putri.
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Premenstruasi Sindrom Pada Mahasiswi DIII Kebidanan
Binawan Student Journal
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan sekumpulan keluhan dari gejala fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada wanita reproduksi, berlangsung 7-14 hari sebelum menstruasi akibat perubahan hormon yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Gejala yang sering dirasakan adalah perubahan mood, nyeri sendi atau otot, dan nyeri perut. PMS pada wanita usia subur di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 95% memiliki satu gejala sindrom premenstruasi, sehingga dapat mengganggu aktivitas dan konsentrasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik dengan kejadian premenstrual sindrom pada mahasiswi DIII Kebidanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Medistra Indonesia. Data premenstruasi sindrom diperoleh dari formulir SPAF (Shortened Premenstrual Assesment Form) dan data aktivitas fisik d dari formulir kuesioner recall aktivitas fisik 24 jam. Hasil penelitian ter...
2013
Premenstrual syndrome merupakan masalah fisik dan psikis yang timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.Gaya hidup sehat diduga mwnjadi salah satu penyebab terjadinya sindrom promonstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya hidup sehat dengan kejadian premenstrual xyndrome pasa siswa kelas XI SMK Negri 1 Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan waktu crossectional. Pengambilan sempel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup sehat dengan kejadian pramenstruasi xyndrome pada siswi XI SMK Negri 1 Bantul Yogyakarta tahun 2013.
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Premenstruasi Syndrome DI SMP Negeri 29 Pekanbaru
Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pre Menstruasi syndrome adalah penanpilan serampaian gejala yang bersifat siklus sebelum menstruasi yang mempengaruhi gaya hidup dan pekerjaan. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang Pre Menstruasi Syndrome pada Siswa SMPN29 Kota Pekanbaru. Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang umumnya digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden. nstrumen penelitian ini terdiri dari kuisoner yang berisi kusioner. Analisis yang digunakan adalah analisis Univariat. Hasil penelitian menunjukkan Didapatkan rata-rata Rata-rata tingkat pengetahuan Premenstruasi Syndrome dari ketiga tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan sedang yaitu (195,65%). Dari nilai-nilai tersebut didapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitain diterima berarti Rata-rata tingkat pengetahuan Premens...
Hubungan Premenstrual Syndrome Dan Emotion Focused Coping Pada Siswi SMP
Avicenna : Journal of Health Research, 2020
ABSTRAK Latar Belakang: PMS adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada wanita. Gejala PMS tersebut dapat dinilai sebagai stressor dan penilaian wanita terhadap gejala PMS ini memengaruhi upaya coping untuk menghadapi PMS. Coping yang efektif digunakan seorang wanita untuk menghadapi PMS adalah emotion focused coping, ini disebabkan karena wanita lebih menggunakan emosional daripada logika atau rasio dalam menghadapai stressor karena di dalam tubuh wanita terdapat sistem limbik yang lebih aktif dibandingkan pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused coping pada siswi SMP. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Besar sampel adalah 62 siswi yang memenuhi kriteria retriksi. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kuesioner SPAF (the shortened premenstrual assessment form) dan PMCM (premenstrual coping measure). Teknik analisis data menggunakan korelasi Sprearman. Hasil: Sebagian besar responden mengalami PMS tingkat sangat ringan yaitu sebanyak 34 responden (54,84%) dan sebagian besar skor EFC antara 43-85 yaitu 41 responden (66,13%). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji statistik Spearman diperoleh nilai significancy 0,032 (p<0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,272 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi positif. Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara premenstrual syndrome dan emotion focused coping pada siswi SMP.
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health), 2020
Masalah kesehatan reproduksi merupakan masalah yang kompleks sehingga memerlukan penanganan secara intensif dan terkoordinasi baik secara lintas program, lintas sektor maupun lintas disiplin ilmu memperhatikan sosial budaya. Salah satunya adalah masalah reproduksi pada remaja. Menurut suatu penelitian, sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun mengalami premenstrual syndrome. Dalam suatu penelitian terhadap 384 jiwa wanita yang berusia 15 tahun melaporkan bahwa mereka yang mengalami premenstrual syndrome sebanyak 14%. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten. Gejala dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan mengilang pada saat menstruasi. Pengetahuan remaja tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membi...
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 2019
Konsumsi pisang secara teratur pada wanita dapat mengurangi kejadian premenstruasi sindrom karena didalam pisang terdapat kandungan Vitamin B6, Kalsium dan Magnesium. Berdasarkan hasil screening didapatkan 53 siswi (22,1%) yang memiliki tingkat gejala pramenstruasi sindrom sedang hingga ekstrem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pramenstruasi sindrom, mengetahui perbedaan gejala pramenstruasi sindrom sebelum diberikan pisang masak hijau dan setelah diberikan pisang masak hijau serta perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain Pretest-PostTest with Control Group design. Sampel penelitian berjumlah 15 kelompok perlakuan dan 15 kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diberikan perlakuan sebelum mengkonsumsi pisang masak hijau dan setelah diberikan pisang masak hijau sebanyak 200 gram selama dua minggu berturut-turut dengan kelompok kontrol. Siswi SMA Negeri 1 Pontianak diharapkan untuk dapat menerapkan kebiasaan mengkonsumsi pisang masak hijau sebanyak 2 sampai 3 buah dalam sehari (200 g) selama dua minggu sebelum menstruasi, selain dapat mengurangi gejala pramenstruasi sindrom, pisang juga termasuk buah yang dapat memenuhi kebutuhan serat setiap harinya.