Model Harga Lahan DI Koridor Jalan A.A.MARAMIS Kecamatan Mapanget Kota Manado (original) (raw)
Related papers
Pola Perkembangan Harga Lahan di Kawasan Koridor Jalan Arteri Porong Sidoarjo
Jurnal Teknik ITS, 2016
Menurut RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029 dalam arahan pemanfaatan ruang disebutkan bahwa salah satu indikasi program di sektor pekerjaan umum adalah adanya proyek pembangunan Jalan Arteri Porong. Terbangunnya Jalan Arteri Porong mendorong meningkatnya tingkat aksesibilitas yang berpengaruh terhadap nilai lahan kawasan. Hal tersebut juga berpengaruh juga terhadap peningkatan harga lahan sebesar 50% untuk tanah kering dan 317% untuk tanah sawah.. Kenaikan harga lahan tersebut merupakan kenaikan yang tidak wajar. Jika dibiarkan secara terus menerus, akan dapat menghambat rencana pengembangan kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan harga lahan di koridor Jalan Arteri Porong Sidoarjo. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interpolasi dengan menggunakan aplikasi Surfer 10. Hasil penelitian ini menghasilkan peta pola persebaran harga lahan 3 tahun terakhir (2013-2015). Berdasarkan pemetaan persebaran harga lahan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada tahun 2013-2015 telah terjadi perkembangan harga lahan di wilayah penelitian. Pada tahun 2013 ke tahun 2014, harga lahan di wilayah penelitian berkembang di sekitar Kelurahan Juwet Kenongo dan Porong yang merupakan pusat kegiatan. Dalam perkembangannya, dapat terlihat dalam peta bahwa harga lahan yang memiliki kisaran cukup tinggi semakin meluas di antara kedua kelurahan tersebut. Harga tertinggi pada tahun 2013 ke tahun 2014 berselisih sebesar 120.000 hingga 200.000 rupiah. Tahun 2015 harga lahan mengalami perembetan perkembangan yang semakin meluas di sekitar pusat kegiatan dan muncul perkembangan harga lahan yang cukup tinggi di sepanjang koridor Jalan Arteri. Kata Kunci-harga lahan, kawasan koridor Jalan Arteri Porong, pola perkembangan
2021
Pertumbuhan penduduk memberikan pengaruh dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat akan lahan secara otomatis juga ikut meningkat. Peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Mapanget salah satunya di pengaruhi karena adanya Pusat Pelayanan Kota yaitu kampus Politeknik Negeri Manado yang merupakan satu-satunya Sekolah Tinggi Negeri yang ada di Kecamatan Mapanget dan berkembangnya Pusat Perdagangan salah satunya Transmart mempengaruhi harga lahan yang ada di sekitarnya.Penetapan Nilai Jual Objek Pajak dengan harga jual lahan di Pasar juga menimbulkan kesenjangan karena harga NJOP lebih rendah dari harga lahan di pasar akibat yang terjadi adalah ketidakjujuran dalam bertransaksi karena pejual dan pembeli menghindari pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi Model harga lahan menurut NJOP yang ditetapkan pemerintah dan menurut harga pasar terkait pengaruh Pusat Pelayanan Kota dan Menganalisis model harga laha...
Model Perkembangan Harga LahanPasca Pembangunan Jalan ArteriPorong Di Sidoarjo
2016
menyebabkan adanya kemudahan aksesibilitas yang mendorong meningkatnya harga lahan di sekitar kawasan.. Peningkatan harga lahan di kawasan tersebut berkisar sebesar 317% untuk tanah sawah dan 50% untuk tanah kering. Kondisi tersebut diyakini akan terus berlangsung sepanjang koridor jalan dan jika dibiarkan secara terus menerus dapat menghambat rencana pengembangan kawasan. Oleh karena itu, model harga lahan diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan harga lahan pasca terbangunnya Jalan Arteri Porong dengan sasaran 1, memetakan persebaran harga lahan di kawasan sekitar Jalan Arteri Porong, sasaran 2 mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan, dan sasaran 3 memodelkan harga lahan. Teknik analisis yang digunakan dalam sasaran 1 adalah teknik analisis interpolasi, sasaran 2 teknik analisis konfirmatori faktor, dan sasaran 3 teknik analisis regresi spasial dengan aplikasi GIS. Adapun hasil dari penelitian ini pada sasaran pertama diperoleh peta sebaran harga lahan yang pada 3 tahun terakhir perkembangannya cenderung mengarah ke pusat kegiatan dan koridor Jalan Arteri. Faktorfaktor yang mempengaruhi terdiri dari faktor aksesibilitas dan kebijakan pemerintah. Model perkembangan harga lahan yang dihasilkan yaitu Y =
Pola Spasial Harga Lahan di Kecamatan Sidoarjo
2019
Land becomes a place of activity for living things and changes according to the forms of adaptation and future activities. The surface demand side is steadily increasing due to the increase and change in activities, while the land supply is still competing for land, leading to a scarcity of each of these land activities. Even under normal conditions, land prices will continue to rise as more and more people, economic growth and investment require land. People with diverse activities cause changes in land use. In an accessibility interaction system, decisions of individuals or land development institutions affect changing system activities (land use patterns). The better the accessibility, the more consumer activities are offered for goods and services. Kecamatan Sidoarjo is the capital of the Sidoarjo Regency, with toll roads, arterial roads and main roads leading to better accessibility than other street classes. As a district capital also centralized facilities are provided, which stimulate the area demand. The increase in population and activities, accessibility and availability of facilities vary the value and price of land in Kecamatan Sidoarjo. The purpose of this study is to determine the determinants of land prices in Kecamatan Sidoarjo and to simultaneously create models and spatial patterns of land prices in Kecamatan Sidoarjo. The research approach is quantitative with several linear regression analysis techniques to model land prices using selected variables. Based on the results of the multiple linear regression analysis with the step method of the best regression model in Kecamatan Sidoarjo, Y (Land Price) = 21.658-(0.304 X3 distance to the arterial road)-(0.173 X4 distance to the collecting road)-(0.275 X2 distance to toll road)-(0,107th X1 distance to the eastern ring road)-(0,075th X10th distance to religious institutions).
Korelasi Antara Harga Lahan Dengan Kepadatan Terbangun DI Kecamatan Malalayang, Kota Manado
2019
Kecamatan Malalayang adalah salah satu dari 11 kecamatan yang ada di Kota Manado. Kecamatan Malalayang berlokasi di pinggiran Kota Manado dan memiliki potensi untuk terus berkembang sebagai wilayah permukiman, hal ini akan menyebabkan dinamika perubahan harga lahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Peningkatan jaringan utilitas, kebutuhan ruang terbuka, prasarana sosial dan ekonomi, ketersediaan perumahan, jaringan air bersih merupakan implikasi dari berkembangnya suatu wilayah, yang selanjutnya timbullah permasalahan kota yang sangat kompleks. Harga lahan yang tinggi cenderung ditempati oleh fungsi lahan komersial, kecenderungan ini semakin meningkat pada akhirnya dimanfaatkan oleh para spekulan tanah dengan maksud untuk mencari keuntungan.. Analisis data menggunakan analisis korelasi pearson dengan bantuan software SPSS .Sebagai panduan yang lebih baku, interpretasi derajat keeratan hubungan kedua variabel ini dilakukan dengan mengacu pada klasifikasi hubungan statistikal dua p...
WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA
Road Corridor Darmo Surabaya is one of the areas that have historical value in the past. Having old buildings are still original and its location in the middle of the city with such a high accessibility makes Darmo Road Corridor has its own economic value. Various land uses such as residential, office, trade, services, social, cultural and so on. Corridor which has the highest land prices in Surabaya related to land use, the price of land and buildings located along the corridorpreservation Highway Darmo. The result of the analysis is the pattern of land use and preservation of buildings located along the road corridor Darmo significantly affect the price of the land because of strong historical value with less kirasan prices there are about more than 25 million dollars for the building of colonial and getting down to about 10 million dollars for the building has undergone many reforms.
AGRI-SOSIOEKONOMI
This research aims to identify (1) the difference in the value of agricultural land before and after becoming the Manado-Bitung toll road and (2) describe the social and economic changes of landowners in tumaluntung village. The study was conducted on the object of the constructions of the Manado-Bitung toll road in the village of Tumaluntung. The time of the study from august to November 2017 and continued in May until June 2019. The method used in this research is descriptive method presented in tabular form. Determination of the sample using the (purposive sampling) method. Primary data used in this study were obtained through interviews with 15 landowners. The secondary data obtained from the Tumaluntung village office, internet through google scholar to get articles from various scientific journals and theses from other tertiary institutions related to the topic of research on the value of agricultural land. The results of the study show that (1) the value of agricultural land ...
Studi Perubahan Lahan Pantai Kolongan Di Kelurahan Malalayang Dua Kota Manado
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 2013
TeridentifikasiPantai Kolongan telah dimanfaatkan secara intensif, salah satunya yaitu dengandibangunnya bangunan pelindung pantai T-groins.Efektivitas peran bangunan pelindung pantai T-groinsdalam meredamaksi faktor hidro-oseanografi serta menjalankan fungsinya dalam menangkapsedimen, merupakan faktor yang dikaji dalam studi ini. Diketahui bahwa faktorhidro-oseanografi sebagai agen geomorfik, merupakan kontributor terbesar dalamproses perkembangan suatu lahan pantai. Penelitian ini dilakukan dengan caramengamati kondisi lahan pantai dan menganalisis perubahan lahan pantai melaluipengamatan citra google sertamenganalisis karakteristik arus yang terjadi pada lahan yang diobservasi. Hasil penelitian menunjukkan T-groinsmelindungi lahan pantai dibelakangnya. Hal ini ditunjang dengan hasil pengukurankemiringan lereng yang menunjukkan keberadaan lereng pantai yang cenderungdatar danlandai. Berdasarkan hasil analisis granulometri sedimen, Pantai Kolongansementara atau sedang dalam proses ...
Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman DI Kawasan Sekitar Koridor Ringroad I Manado
2015
Kondisi bentang alam pada jalan arteri Ringroad I ini sangat beragam aspek biofisiknya antara lain topografis, jenis tanah dan kelerengan. Keragaman aspek tersebut menyebabkan perlunya analisis kesesuaian lahan permukiman untuk mengetahui kelayakan lahan yang hendak di bangun guna perwujudan ruang ekologis yang berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji mengenai kesesuaian lahan untuk permukiman di kawasan sekitar koridor Ringroad I Sulawesi Utara berdasarkan atribut fisik lahan dan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan serta evaluasi kesesauaian peruntukan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan permukiman. Metode analisis pada penelitian ini antara lain skoring dan overlay dengan GIS seperti analisis fungsi kawasan dan analisis kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kondisi fisik lahan, metode analisis spasial seperti, analisis peruntukan lahan (rencana). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkatan kesesuaian lahan untuk permukiman dik...
Konversi Lahan Pertanian Pada Koridor Jalan Solo-Yogyakarta DI Kabupaten Klaten
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning, 2015
This research aims to assess the conversion of agricultural land in the Solo-Yogyakarta corridor of Klaten Regency (Kabupaten) during 1994-2013. It is important because the Solo-Yogyakarta arterial road in Kabupaten Klaten affects the land use of the surrounding area. This research has used spatial analysis methods, i.e. interpreting the Landsat and ALOS satellite imageries, overlaying land use maps, and comparing the land use map and the spatial plan map (RTRW) of Kabupaten Klaten. The results show that conversion of agricultural land during the period of 1994-2013 was 424.82 ha, most of which was converted into residential and industrial use. So, the average loss of agricultural land has been about 22.35 ha/year while residential land has increased by 19.84 ha/year. The largest conversion happened in the Banaran Village. Meanwhile, land use that was not in accordance with the RTRW was 69.15 ha (0.90 %).