UJI FITOKIMIA KUALITATIF DAN KUANTITATIF EKSTRAK KULIT BUAH RAMBAI (Baccaurea Motleyana) KONSENTRASI 100% (original) (raw)
Related papers
2019
Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia.Tumbuhan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang telah diinduksi aloksan ialah kulit buah rambai ( Baccaurea motleyana) . Penggunaan tumbuhan sebagai obat herbal, perlu diketahui keamanannya agar tidak menimbulkan efek berbahaya yang tidak diinginkan. Penelitian ini mengamati perubahan berat badan pada mencit hiperglikemia. Rancangan dalam penelitian ini ialah rancangan acak lengkap dengan jumlah hewan uji sebanyak 24 ekor mencit jantan yang terbagi dalam 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol negatif (akuades), kontrol positif (Glibenklamid), ekstrak etanol kulit buah rambai dosis bertingkat 200 mg/kgbb, 400 mg/kgbb, 800 mg/kgbb, dan 1600 mg/kgbb yang diberikan secara oral. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat badan mencit kontol negatif berbeda nyata dengan kelompok perlakuan.
JRSKT: Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan
Telah dilakukan uji fitokimia dan aktivitas antioksidan terhadap kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) yang merupakan tanaman buah khas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan antioksidan dari kulit rambutan varietas Binjai dan Lebak bulus yang dinyatakan dengan nilai IC 50. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Penangkapan Radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil.) Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit rambutan varietas Binjai dan Lebak bulus mengandung senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, flavonoid, steroid, terpenoid dengan kandungan dominan golongan fenolik. Hasil pengujian antioksidan diperoleh nilai IC 50 ekstrak metanol kulit rambutan varietas Binjai dan Lebak bulus berturut-turut adalah 31,722 dan 27,636 ppm yang sebanding dengan Asam askorbat dengan IC 50 sebesar 30,848 ppm.
2013
ABSTRAK Limbah tanaman buah berpotensi sebagai bahan pengobatan alternatif. Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan tanaman buah yang memiliki peluang digunakan sebagai bahan pengobatan pada infeksi bakteri patogen pada ikan. Penelitian in vitro ekstrak etanol dari kulit dan biji rambutan dilakukan untuk mempelajari kemampuannya sebagai senyawa anti bakteri patogen pada ikan. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu pengujian penghambatan dan pengujian Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Pengujian penghambatan yang dilakukan adalah uji penghambatan pertumbuhan bakteri dan uji cakram. Hasil uji penghambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa kulit rambutan tidak memiliki kemampuan sebagai anti bakteri patogen pada ikan. Berlawanan, hasil uji penghambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan biji rambutan berpotensi sebagai senyawa antibakteri pathogen pada ikan antara lain Aeromonas hydrophila, A. salmonicida dan Streptococcus sp. Uji cakram menunjukkan kemampuan biji rambutan ...
2016
Lembawang (Mangifera sp.) merupakan salah satu tumbuhan endemik Kalimantan Barat dan umumnya masyarakat menggunakan buahnya untuk dikonsumsi, Tumbuhan ini berpotensi digunakan sebagai antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan beberapa tahap yakni ekstraksi, skrining fitokimia, dan uji antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dan menentukan aktivitas antioksidan dari kulit batang lembawang. Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan triterpenoid. Uji aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil) dengan parameter IC 50 dan diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil dari pengukuran untuk ekstrak metanol memiliki nilai IC 50 sebesar 17,91 ppm dan nilai IC 50 vitamin C sebesar 2,95 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran aktivitas antioksidan kulit batang lembawang dengan nilai IC 50 < 50 p...
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia
Telah dilakukan penelitian tentang ekstraksi pektin pada kulit buah kluwih (Artocarpus camansi Blanko) pada berbagai suhu dan konsentrasi asam sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan suhu ekstraksi yang menghasilkan pektin dari kulit buah kluwih (Artocarpus camasni Blanko) dengan rendemen tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat variasi suhu (90 oC, 100 oC, 110 oC dan 120 oC) dan empat variasi konsentrasi (5%, 7%, 9%, dan 11%), dengan menggunakan metode ekstraksi meserasi. Hasil penelitian ini menunjukan rendeman tertinggi didapatkan pada konsentrasi 9% sebesar 35,65% dan suhu 90 oC sebesar 40,69%. karakteristik terhadap pektin adalah kadar metoksil 8,12 %, kadar galakturonat 41,88 %.Kata Kunci : Ekstraksi pektin, kadar metoksil, kadar galakturonat
Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE)
This study aimed to determine phytochemical tests and antioxidant activity of fruit and peel extract of pisang jarum. Sample was extracted with 80% of ethanol, methanol, and acetone using reflux method. The result showed that pisang jarum extract contains phenols, flavonoids, and terpenoids, whereas peel extract contains phenols, flavonoids, terpenoids, alkaloids, and saponins. The total phenol content (TPC) of pisang jarum is 0.0250-0.0316 mg PE/g extract and peel is 0,1756-0,2679 mg PE/g extract. The total flavonoid content (TFC) of pisang jarum is 0.8412-1.4466 mg QE/g extract and peel is 3.2128-5.1073 mg QE/g extract. The antioxidant activity of extract were analyze by DPPH free radical scavenging activity. The antioxidant activities (IC50) of pisang jarum is 1092.92-3871.24 ppm and peel is 310.08-558.07 ppm, so it is classified as a weak antioxidant