Peningkatan Kualitas Kawasan Terminal Lebak Bulus Dengan Penerapan Konsep TOD Berdasarkan Aspek Komunikasi Arsitektur (original) (raw)

Penerapan Arsitektur Futuristic Pada Perancangan Bangunan Utama Terminal Leuwi Panjang Dengan Konsep Berbasis Transit Oriented Development ( T.O.D )

Jurnal Arsitektur Archicentre, 2019

Bandung merupakan kota yang sudah berkembang menjadi kota metropolitan, yang dimana kota metro politan memiliki ciri yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, dan luas kawasan terbangun. Pertumbuhan dimulai dari pusat-pusat subwilayah kota kemudian menyebar ke wilayah sekitarnya. Jaringan jalan berfungsi sebagai jaringan penghubung pusat-pusat kegiatan dan bukan sebagai tumpuan pertumbuhan wilayah (rencana tata ruang Wilayah kota bandung 2011-2031). desain kota yang dinilai paling cocok dengan pola polisentrik adalah Transit Oriented Development (TOD). Perencanaanya TOD pada pelaksanaannya harus di tempatkan pada Jaringan utama angkutan massal, koridor jaringan bus/ brt dengan frekuensi tinggi dan juga Jaringan pengumpan bus yang waktu tempuh nya kurang dari 10 menit dari, di dalam rancangan tata guna lahan ada beberapa usulan lokasi dan salah satu usulan lokasi berada di terminal leuwi panjang yang dengan jenis moda transportasi di dalammnya berupa monorail, BRT, AKDP dan angkot. Perencanaan terminal/Stasiun berbasis Transit Oriented Development (TOD) merupakan sarana pelayanan angkutan umum yang memudahkan masyarakat khususnya kota Bandung dalam melakukan pergerakan antar moda transportasi untuk mengakses sumber daya kota.

Kesesuaian Kawasan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan, Surakarta dari Perspektif Konsep TOD

Desa-Kota

Transit-Oriented Development (TOD) merupakan konsep pembangunan perkotaan yang mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan untuk mendorong pergerakan nonmotor. Integrasi dicapai melalui desain kawasan yang kondusif untuk perjalanan nonmotor, keberagaman penggunaan lahan yang menciptakan lingkungan perkotaan yang hidup, serta kepadatan yang membangkitkan penggunaan sistem transit. Kota Surakarta sudah mewacanakan pembangunan TOD melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 2011-2031 tetapi belum ada rencana lebih rinci mengenai pembangunan TOD. Dengan berjalannya rencana pembangunan sistem transit, maka meningkat pula kebutuhan pembangunan TOD di simpul-simpul transit Kota Surakarta. Untuk mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan, serta untuk mengetahui bagaimana TOD dapat dibangun, maka perlu diketahui keadaan kawasan di sekitar titik transit, dilihat dari prinsip-prinsip TOD. Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi merupakan simpul transit terbe...

PERANCANGAN STASIUN LRT DENGAN PENERAPAN KONSEP TOD (Transit Oriented Development) DI DEPOK

2020

Abstrak: Stasiun LRT Depok Baru adalah stasiun kereta LRT yang terletak di pinggir jalan utama yang menghubungkan pusat kota Depok. Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penumpang, merupakan unsur utama dalam perkembangan stasiun ini. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa Transportasi kereta sebaiknya diimbangi dengan adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, peningkatan kualitas pelayanan yang baik agar masyarakat lebih percaya dan memilih menggunakan jasa transportasi kereta. Permasalahan perancangan pada stasiun ini adalah Bagaimana merencanakan stasiun dengan pertimbangan mengurangi kemacetan dan penumpukan kendaraan serta memfasilitasi pergantian angkutan yang terintegrasi dengan stasiun. Penerapan konsep TOD ( Transit Oriented Development ) pada kawasan stasiun LRT dimaksudkan agar dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan angkutan transportasi masal yang aman dan nyaman,dan mengintegrasikan antara pertukaran angkutan yang dapat mengurangi pen...

Strategi Perancangan Terminal Intermoda DI Bekasi Dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech

2019

Sirkulasi sangat berhubungan erat dengan bangunan, baik sirkulasi manusia di dalam bangunan maupun sirkulasi kendaraan di luar bangunan. Terminal sebagai pra-sarana angkutan umum menuntut kelancaran arus sirkulasi baik penumpang maupun moda transportasi, namun kelancaran arus penumpang dan moda transportasi di terminal sering tersendat. Alur pencapaian yang tidak jelas danc rossing antara penumpang dan kendaraan, membuat sirkulasi di dalam dan di luar bangunan terminal terganggu. Penataan sirkulasi yang teratur dan efisien, perlu diterapkan di Terminal Intermoda Bekasi yang mewadahi beberapa moda dan memiliki potensi kepadatan lebih tinggi. Teori arsitektur high-tech memiliki ciri-ciri inside out (bagian interior yang diperlihatkan keluar) dan innovation planning (menampilkan inovasi baru). Pedoman perancangan berupa ekspos struktur dan flexible interior yang mengekspos elemen bangunan sehingga, sistem pergerakan sirkulasi menjadi dinamis. Teori arsitektur high-tech cocok untuk dite...

ANALISIS KONSEP TOD(TRANSPORT ORIENTED DEVELOPMENT) TERHADAP MRT BENDUNGAN HILIR

2019

Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah dilahirkan dan disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 merupakan keberlanjutan dan penyempurnaan dari Millennium Development Goals (MDGs) yang merupakan sebuah proyek ambisius dengan isu-isu lingkungan sebagai topik utamanya antara lain SDGs bertujuan untuk menyediakan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi generasi saat ini maupun generasi yang akan datang dan dengan adanya SDGs ini konsep pembangunan berkelanjutan semakin terkemuka. Penerapan SDGs di Indonesia kini telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Peraturan Presiden tersebut menguraikan 17 tujuan implementasi SDGs termasuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dan merupakan tahapan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Jakarta kini masih berbenah, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus dilanjutkanfokus pada MRT Bendungan Hilir sebagai masalah penelitian saat ini. Pengadaan TOD ini sendiri tidak bisa disepelekan, karena TOD sendiri memang selaras dengan konsep penyediaan mobilitas bagi warga. Konsep TOD pun sesuai dengan orientasi terhadap sistem angkutan umum yang memang mulai direalisasikan. TOD memiliki potensi yang sangat besar. Terlebih lagi potensi ini muncul justru dari ide sederhana mengenai integrasi yang menuju transportasi umum mikro yang saat ini sering digunakan untuk mobilitas menuju tempat yang tidak mudah dijangkau dari transportasi umum MRT adalah konsep yang berawal dari pemikiran yang sangat sederhana, meskipun tujuan utama dari MRT yaitu untuk memngalihkan pengguna kendaran pribadi ke transportasi umum.

Evaluasi Keberlanjutan Terminal Berbasis Transit Oriented Development (TOD), Studi Kasus di Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin

The Indonesian Green Technology Journal, 2018

Saat ini fokus pembangunan pemerintah nasional dan daerah di berbagai negara adalah meningkatkan kualitas transportasi publik untuk menanggulangi permasalahan yang diakibatkan oleh kesemrawutan lalu lintas keadaan pribadi pada wilayah perkotaan. Konsep Transit Oriented Development (TOD) hadir sebagai alternatif dalam penanganan permasalahan transportasi perkotaan dengan mengintegrasikan kebijakan infrastruktur transportasi, guna lahan dan lingkungan. Dengan disahkannya Permen ATR BPN RI Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit maka perlu dilakukan penilaian terhadap kesiapan area dan sarana transit perkotaan untuk mengetahui apakah tema tersebut dapat diimplementasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap aplikasi konsep TOD di Kawasan Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin dengan menggunakan 8 variabel kerja yaitu Walk, Cycle, Connect, Transit, Mix, Densify, Compact, dan Shift. Hasil penilaian menunjukan Kawasan Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin sudah memenuhi standar TOD dengan kategori Bronze. Lokasi Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin bukan hanya berperan sebagai Kawasan Strategis Ekonomi untuk mewadahi kebutuhan transit dan keterpaduan antar moda namun juga memenuhi ekspektasi sebagai salah satu pioner penerapan konsep TOD.

Perancangan Terminal Pelabuhan Ferry “Uebone” DI Kabupaten Tojo Una-Una Dengan Pendekatan Working Waterfront Architecture

RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi

ABSTRAK Sebagai kabupaten yang memiliki sebagian pulau-pulau yang terpisah dari daratan Tojo Una-una, serta memilki potensi jalur jalan transportasi wisatawan menuju tempat wisata yang ada di daearah ini, maka distribusi barang, penumpang maupun kendaraan hanya dimungkinkan dengan menggunakan angkutan laut. Pelabuhan Uebone merupakan urat nadi penghubung dalam menunjang kelancaran komunikasi bagi perkembangan bidang ekonomi, sosial politik, budaya dan pertahanan keamanan dimana perkembangan dari tahun ke tahun dirasakan semakin meningkat, dari waktu ke waktu melahirkan suatu kebutuhan akan sarana terminal yang dapat menunjang dampak pertumbuhan transportasi tersebut. Perancangan Terminal Pelabuhan Ferry “Uebone” Di Kabupaten Tojo Una-Una Dengan Pendekatan Working Waterfront Architecture berlokasi di desa Uebone, kecamatan Ampana Tete, kabupaten Tojo Una-Una dengan luas lahan ± 2 Hektare yang terdiri dari 1 massa bangunan. Bentuk bangunan Terminal P...

Pengembangan Transportation Hub Pada Area Terminal Depok Dan Stasiun Depok Baru Sebagai Embrio Tod

2018

Peningkatan pertumbuhan perekonomian yang sangat cepat akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang pencapaian sasaran pembangunan dan hal lain yang terkait. Namun, permasalahan pada sektor transportasi inilah yang dialami di kota-kota besar, terutama pada area Jabodetabek. Pergerakan warga yang tinggal di kota satelit setiap harinya perlu diimbangi dengan sistem pelayanan transportasi yang memadai dan terintegrasi. Posisi Kota Depok sangat strategis karena dilalui oleh lintasan regional dari utara-selatan dan barat-timur. Kota Depok diapit oleh Propinsi DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bekasi. Moda transportasi yang paling diandalkan untuk daerah jabodetabek ini adalah angkutan umum jalan raya serta KRL commuter line, terutama pada Stasiun Depok Baru yang selalu dipadati para Commuter. Untuk terminal, Kota Depok memiliki terminal tipe B yang berlokasi di Jalan Margonda. Dengan jarak ± 264 meter, 2 moda transportasi yang saling ...