Hikmah Ibadah Haji (original) (raw)

Agama : Ibadah Haji

Ibadah haji didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia. Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana hadis berikut yang artinya: Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar. Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, bermalam di Muzdalifah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Agama (IBADAH HAJI) Rumusan Masalah 1. Jelaskan yang dimaksud dengan Haji? 2. Menjelaskan hukum pelaksanaan ibadah haji? 3. Menyebutkan syarat, sunnah, rukun dan wajib haji? 4. Menyebutkan jenis-jenis tawaf dan larangan ketika berihram? 5. Menyebutkan macam-macam haji, jenis-jenis dam, dan larangan dalam ibadah haji? 6. Apa saja hikmah ibadah haji? 7. Menjelaskan perbedaan ibadah haji dan umrah? BAB 2 PEMBAHASAN Pengertian Haji Agama (IBADAH HAJI)

Hikmah Ibadah Qurban

Oleh: Asrul Jamaluddin, M.Hum Allahu Akbar 3x. Jama'ah Idul Adha rahimakumullah Sejak tadi malam sampai pagi hari ini, hingga hari-hari tasyrik berikutnya secara beruntun, lantunan takbir, tahmid dan tahlil menggema di seantero bumi ini. Kaum muslimin dari Timur sampai Barat merayakan hari raya Idul Adha 1434 H. Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira dan bersykur. Bersyukur bukan karena saat ini banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan pula karena sebentar lagi kita akan merasakan karunia Allah berupa daging qurban. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah beberapa hari sebelumnya kita berhari raya Idul Fitri dan pada hari ini kita berhari raya Idul Adha sebagai rangkaian perjalanan spritual menuju derajat taqwa.

Isi Makalah Ibadah Haji

Agama Islam bertugas mendidik lahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima.Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji, tujuan yang ingin kita capai dalam haji, dasar hukum perintah haji, syarat, rukun dan wajib haji serta hal-hal yang dapat membatalkan haji.

Haji dan Ketentuannya

Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

Bersama Sufi Memahami Haji

Republika , 2005

Haji merupakan suatu ibadah yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan, pengorbanan dan peringatan. Di kalangan sarjana Muslim, para ahli fikih (fuqaha) umumnya memandang haji sebagai kewajiban yang harus diterima seorang Muslim tanpa harus meminta penjelasan mengapa ia begini atau begitu. Menurut mereka, haji sebagai ibadah berada di luar jangkauan pemahaman manusia, yang hanya dapat diketahui melalui wahyu Tuhan. Para ahli fikih lebih banyak menaruh perhatian pada pelaksanaan ibadah tersebut, meliputi syarat dan rukunnya, ketimbang pemahaman akan makna-makna di balik ritual yang tampak. Haji dipahami sebagai ibadah yang dilaksanakan untuk mendapatkan perkenan dan ridho Allah dan akhirnya pahala surga di akhirat. Akhirnya, pandangan legalistik-formalistik ini tercermin dalam cara keberagamaan populer kaum Muslim tentang haji. Di kalangan Muslim Indonesia, keadaan ini diperburuk dengan adanya keyakinan-keyakinan yang berasal dari kepercayaan kebatinan lokal dan motivasi sosial dan politis. Namun, kalangan sufi, kaum yang menekankan interiorisasi dalam beragama, mempunyai pandangan yang berbeda dan unik dalam memahami haji. Kaum sufi tidak setuju dengan pandangan bahwa haji merupakan kewajiban semata tanpa berupaya memahami simbol dan ritual yang terdapat di dalamnya. Mereka menekankan pada signifikansi spiritual haji sekaligus mengkritik pemahaman literal terhadap teks wahyu dan ritual haji. Para sufi tertentu di masa awal Islam memandang haji sebagai alat dan sarana meraih tahapan-tahapan tingkat kesufian. Bagi mereka, haji adalah perjalanan menuju Tuhan. Seorang sufi yang melaksanakan haji memutuskan semua pertalian dengan apapun yang bersifat duniawi. Ia akan selalu rindu untuk mengulangi lagi perjalanan spiritual ini untuk meraih makna-makna spiritualnya. Lebih jauh, kaum Sufi tidak memandang haji itu sendiri sebagai tujuan; tujuan sebenarnya ibadah haji adalah kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan. Makna batin Untuk dapat meraih kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan, seorang yang