Pengkhianatan Yudas Iskariot dalam Injil Yohanes (original) (raw)

Pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus dalam Injil Yohanes

2016

Considering various perceptions towards narration in John 13: 1- 35 about Judas betrayal, this writing was meant to analyze the text and its controversial perceptions. The writer used hermeneutical approach as well as socio political perspective and found out four results. The text was a statement that Jesus was the one who fulfilled the Old Testament, Jesus was the first martyr and He was the Son of man who bequeathed the new rules to people who believe in God. The text was also a confession that Jesus was the given Spirit of the political crucifixion. Keywords: Judas Iscariots, betrayals, Hermeneutic Socio – Political, Socio – political context of Gospel of John, I am Him, Jesus is the Spirit, the first martyr, the Son of Man, interpretation problem, identity and existence

Keilahian Yesus Menurut Injil Yohanes

Manna Rafflesia, 1970

This paper wants to explain the Divinity of Jesus Christ according to the Gospel of John. This writing begins with the problematic present, namely the emergence of misconceptions about the person of Jesus Christ, such as the understanding of the Gnostic and pluralist groups today. To evaluate the wrong understanding needs a solid foundation, which is the gospel. The very gospel which deals with the person of Jesus Christ is the Gospel of John. With an explanation of the Divinity of Jesus Christ provides protection and answers to those who ask who Jesus Christ is.

Pertobatan Yakub: Si Penipu Menjadi Israel

Journal of Social Interactions and Humanities

Tujuan penelitian ini agar setiap umat manusia lebih berserah kepada rencana Allah, tidak bertindak sendiri apalagi sampai jatuh kedalam dosa untuk mencapai maksud dan tujuannya. Kita boleh mencontoh kehidupan Yakub bahwa Penipuan yang dilakukannya berakibat buruk terhadap kehidupan selanjutkan bahkan hal yang serupa terjadi kepadanya “ditipu keluarganya sendiri”. Yakub adalah tokoh Alkitab yang cukup populer sebagai nenek moyang Bangsa Israel. Namun Yakub juga dikenal memiliki masa kelam sebagai seorang penipu. Yakub disebut penipu bukanlah menipu orang lain namun menipu Ayah dan Kakak lelakinya. Yakub menipu untuk mencapai tujuannya memiliki hak kesulungan. Bagi Tuhan penipuan dengan tujuan apapun tidak dibenarkan walaupun itu bersifat rohani sekalipun. Pengalaman Yakub menjadi pelajaran rohani bagi kita bahwa penipuan atau dosa selalu berakibat buruk dalam kehidupan kita. Namun Tuhan selalu rindu agar kita dengan rendah hati mengakui dengan penuh penyesalan segala kesalahan kita ...

Kristologi dalam Injil Yohanes

Jurnal Teruna Bhakti, 2019

The issue of Christology from time to time is one very interesting theological topics to be discussed, both in intellectual circles, even church leaders in communities grow together in a group of local churches. The spread understanding or information about Christology are numerous and easy to find, therefore believers should to select sources so as not to cause a false understanding that led to the loss of the substance of Christology. It's inevitable that people who are in this modern era of greatly affect the issue and the development of Christology. This discussion includes the concept Christology from the Bible, and then outlines how where fathers or figures of Christian thinkers to formulate it in a Christian doctrine that Christians are ultimately used in the history of Christianity. Christology that comes from understanding the Bible is acceptable and justified by the believer. In particular, in the Gospel of John is very fullgar when talking about Christology, both His nature as well as the work of God and man and his mission for the salvation of mankind.

KEILAHIAN YESUS MENURUT KITAB YOHANES

Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kitab Yohanes membuktikan secara meyakinkan bahwa Yesus adalah anak Allah dan bahwa semua orang yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup kekal. Kitab Yohanes mencantumkan delapan mukjizat dan enam diantaranya secara khusus. Kitab Yohanes mencantumkan di mana Dia datang dalam rupa manusia ke sebuah tempat di alam semesta yang disebut planet bumi. Di mana, sang pencipta menjadi ciptaan yang dibatasi oleh ruang dan waktu, dan ruang serta rentan terhadap penuaan, penyakit, dan kematian. Tetapi kasih menggerakan-Nya sehingga Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang yang terhilang dan memberi mereka anugerah yang hidup kekal. Dialah Firman itu; Dialah Yesus Sang Mesias. Kebenaran inilah yang dibawakan oleh Rasul Yohanes bagi orang-orang percaya dalam kitab ini. Injil Yohanes bukanlah kisah tentang kehidupan Kristus; tetapi Injil ini merupakan suatu penjelasan yang kuat tentang inkarnasi, suatu peragaan yang meyakinkan bahwa Yesus, dulu dan sekarang adalah Anak Allah yang telah diutus dari surga dan merupakan satu-satunya sumber hidup yang kekal. Yohanes menyingkapkan identitas Yesus langsung dengan kata pertamanya "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah" (Yoh 1:1-2); Dalam setiap pasal kitab Yohanes mencantumkan Yesus sebagai Tuhan. Identitas Yesus ditegaskan melalui nama-nama yang diberikan kepada-Nya -Firman, Anak Tunggal, Anak Domba Allah, Anak Allah, roti hidup, kebangkitan, pokok anggur. Formula yang dipakai dalam kitab Yohanes adalah "Akulah". Pada waktu Yesus menggunakan ungkapan ini, Ia mempertegas keberadaan-Nya sebelum inkarnasi dan keilahian-Nya kekal. Yesus berkata Akulah roti hidup (Yoh 6:35), Akulah terang dunia (Yoh 8:12; 9:5), Akulah pintu (Yoh 10:7), Akulah gembala yang baik (Yoh 10:11 dan 14), Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh 11:25), Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6), dan Akulah pokok anggur yang benar (Yoh 15:1). Jadi, kitab Yohanes berbicara mengenai keilahian Yesus dimulai dengan pendeklarasian Yesus sebagai Firman dan menjelma menjadi manusia kemudian dilengkapi dengan pelayanan mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Selanjutnya penulis akan memaparkan secara singkat paparan kitab Yohanes yang mencakup tentang keilahian Yesus, dan memaparkan secara singkat tentang pelayanan Yesus.

Peristiwa Penyaliban Yesus Ditinjau dari Perspektif Sejarah dan Teologi Yohanes

Immanuel, 2022

The event of the crucifixion of Jesus Christ has caused controversy for some circles. For Christians, this event marks a major change in human life in obtaining eternal life. For non-religious historians, these events are ordinary events that do not have any meaning in history. But they admit that the crucifixion of Jesus is considered a major event for mankind. His example influences mankind to become civilized human beings. In addition, there are some people who do not believe that the crucifixion of Jesus is a factual event and can be trusted. The assumption is, Jesus was released from the punishment of the cross and went to other areas to preach the gospel. Although the latter opinion is not supported by valid data and has received opposition from Christian historians and theologians, it is still believed by several groups of people. This study seeks to assess historical facts about the crucifixion of Jesus Christ from a historical and theological perspective so that the validity of the events of Jesus' death cannot be doubted and increases Christian belief in the event not only at the faith level, but also at the academic level. The author will present historical data from leading historians and literary analysis of the Gospel of John 11:1-12:36 to find the historical factuality of the crucifixion of Jesus and the theological meaning behind the event. In his study, the author will compare the opinions of historians who lived close to the time of Jesus and John as narrators and witnesses of the death of Jesus. Finally, readers can believe in the factuality and history of Jesus' crucifixion which is interpreted as a glory for the Son of God and has an impact on the lives of believers.

Kedudukan Judas Iscariot Dalam Peristiwa Penyaliban Jesus Christ Dari Pandangan Ahli Mufassirin

Conference Proceeding WORLD-ISLAM 2011

Judas Iscariot merupakan nama yang tidak asing dalam agama Kristian dan ia tercatat di dalam kitab-kitab Bible. Dia dianggap sebagai pengkhianat oleh orang-orang Kristian kerana telah menyerahkan Nabi Isa a.s (Jesus Christ) kepada orang Yahudi untuk dibunuh dan disalib. Dalam Islam, peristiwa pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa a.s sebagaimana dakwaan Kristian juga diceritakan oleh Allah s.w.t di dalam al-Quran. Namun, Islam menganggap orang yang dibunuh dan disalib itu bukannya Nabi Isa a.s, tetapi orang lain yang diserupakan wajahnya oleh Allah s.w.t dengan wajah Nabi Isa a.s. Cuma identiti orang yang dibunuh ini tidak dinyatakan dengan jelas oleh Allah s.w.t dalam al-Quran. Walaupun begitu, kalau kita merujuk kepada pandangan ahli-ahli tafsir, terdapat beberapa nama yang boleh dikaitkan dengan individu tersebut.Justeru, tulisan ini bertujuan untuk mendedahkan siapakah sebenarnya tokoh ini dari pandangan mufassirin serta bagaimanakah peranan yang dimainkan olehnya dalam pembunuhan serta penyaliban Jesus Christ. Kata kunci : Judas Iscariot, ahli mufassirin, Bible, Jesus Christ, Tafsir

Corak Eklesiologi dalam Injil Yohanes

2018

Yogyakarta 2018 PENDAHULUAN Menurut perhitungan tradisi Gereja, Yohanes ditulis sekitar tahun 90 hingga 95 Masehi. Dalam pembahasan konteks Yohanes secara luas dan sesuai dengan zamannya, Yohanes merupakan buah pengilhaman Roh Kudus yang berkekuatan teologis demi menjawab perkembangan paham Gnostisisme yang berkembang dan memiliki pengaruh dalam jemaat di akhir abad pertama. Seperti penulisan Injil tersebut merupakan suatu respon khusus yang ditujukan kepada Cherintus, karena tokoh tersebut dituduh telah membajak injil Matius, mencomot berbagai isinya dan kemudian di penggal-penggal bagian-bagian tertentunya, ditambah-tambahi termasuk juga menafsirkan bagian-bagian dari Injil Matius dengan tujuan membuat satu injil baru yang disebut sebagai Injil menurut orang Ibrani dan bisa juga disebut sebagai injil orang Ebionit. Segala keterangan tersebut merupakan ringkasan dari dokumen yang dituliskan oleh St. Ephipanius yang telah dikutip oleh Gratia. 1 Keterangan yang lebih tua mengenai counter rasul Yohanes terhadap Cherintus dan ajarannya diperkuat oleh pernyataan St. Ireneaus yang dikutip oleh Gratia, mengisahkan ketika Rasul Yohanesanes berpapasan dengan Cerinthus di tempat pemandian umum di kota Efesus, Rasul Yohanesanes segera saja keluar lalu menyerukan "mari kita seluruhnya melarikan diri, saya kuatir pemandian ini akan runtuh, sebab Cerinthus, musuh kebenaran ada di sini". Dari catatan-catatan tersebut setidaknya dapat memberikan keterangan tentang Rasul Yohanesanes yang menentang Cherintus sekaligus ajarannya. 2 Dengan merujuk pada tulisan Gratia yang merujuk St. Hieronimus mengenai adanya dorongan dari pihak para Bishop wilayah Asia yang meminta kepada Rasul Yohanesanes anak Zebedeus untuk menulis suatu Injil. Permintaan para Bishop kepada Rasul Yohanesanes untuk menulisakan suatu Injil yang lain agar injil karya Rasul Yohanesanes berfungsi sebagai panduan dengan fungsi menguatkan tulisan dari para Rasul yang lain sebagai dogmatika Kristen yang benar. Keadaan pada waktu itu hanya tinggalah rasul Yohanesanes sebagai satu-satunya Rasul yang masih hidup. 3 1 Gratia V. A. Pello, Asal-Usul Surat Galatia dan Injil Yohanesanes: Sebuah Kajian Sejarah dan Patriska, (Surabaya: Yayasan Perekat, 2011), hal. 107-108. 2 Gratia V. A. Pello, Asal-Usul Surat Galatia dan Injil Yohanesanes, hal. 63. 3 Gratia V. A. Pello, Asal-Usul Surat Galatia dan Injil Yohanesanes, hal. 109.