Efek Konsumsi Boraks dan Formalin dalam Makanan bagi Tubuh (original) (raw)
Related papers
Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Dewasa ini boraks dan formalin banyak sekali digunakan dalam industri makanan, seperti: dalam pembuatan mie basah, tahu putih, tahu kuning, bakso, sosis, dan ikan asin. Padahal zat kimia ini merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia sehingga sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Kebanyakan masyarakat mengira bahwa pengujian boraks dan formalin dalam makanan yang dapat dibuktikan kebenarannya, harus dilakukan di laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal, padahal ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan tanpa harus melakukannya di laboratorium. Sehingga perlu adanya alternatif cara identifikasi kandungan boraks maupun formalin pada makanan dengan cara yang sederhana (simple method) dan bisa dilakukan di rumah menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita tanpa harus dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Dalam kegiatan ini, alternatif yang bisa dilakukan yaitu menggunakan kunyit untuk identifikasi boraks dan getah p...
LaporanAnalisisPangan_Uji Boraks&Formalin
OLEH : NAUFAL IRFAN FADHIL (16733044) YUDHA PRATAMA (16733070) TEKNOLOGI PANGAN "B" PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Mampu mengetahui prinsip analisis boraks adan formalin pada bahan pangan. Mampu melakukan analisis boraks dan formalin pada bahan pangn. Mampu mendeskripsikan hasil analisis boraks dan formalin pada bahan pangan.
Bahaya Penggunaan Formalin Sebagai Pengawet Bahan Makanan
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat), 2020
Fishery products are one of the products that have very limited durability and perishable so that the community, especially fishermen, preserve the product so that its freshness can last longer. One of the preservatives used is formalin, although it is very dangerous to human health. Some food products that contain formalin include: fresh fish, salted fish, tofu, wet noodles. Counseling on food safety needs to be continued widely to the public in various forms. This activity aims to educate and train partner groups on: 1) the dangers of formaldehyde on health; 2) characteristics of formalin food ingredients; 3) how to detect formalin foods; 4) eliminate / reduce formaldehyde levels in food products; 5) safe preservatives. The activities was carried out on February 7, 2019, in Desa Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. The target group is fishermen and fisheries processors, as many as 23 people. The method used in service is counseling and training methods through lectures, discussions, and practice/training. The extension activity was attended by Untia village chiefs, local fisheries instructors, administrators of the All-Indonesian Fishermen Association (HNSI) and the target group. The activities went on smoothly and the target group enthusiastically attended counseling and training, because the knowledge/skills were needed to protect their families from the dangers of disease that could be caused by inappropriate use of formalin.
Kelompok I ABSTRAK Yang dimaksud pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Formalin merupakan nama dagang untuk formaldehid yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 37%. Formalin berperan dalam bidang kesehatan, industri kimia, dan fotografi. Formalin kadang digunakan sebagai pengawet makanan misalnya pada mie basah, tahu, bakso, ikan segar, ikan asin, dan lain-lain. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan karena beracun, karsinogenik, mutagenic, korosif dan iritatif. Formalin berpengaruh negatif terhadap saluran pernapasan, mata, saluran pencernaan, saraf, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai pengawet.
Kandungan Formalin Dan Boraks Pada Pangan Jajanan DI Kabupaten Bangkalan
2013
Pangan jajanan merupakan makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi kemudian tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Oleh karena itu, keamanan pangan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Salah satu penentu keamanan pangan adalah adanya zat-zat kimia berbahaya yang tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pangan seperti formalin dan boraks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya formalin dan boraks dalam pangan jajanan yang dijual di sekitar kabupaten Bangkalan. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Identifikasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Identifikasi kualitatif boraks dengan menggunakan kertas kurkumin. Tes positif, jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah kecoklatan. Identifikasi kualitatif formalin menggunakan larutan PK. Tes positif, jika terjadi perubahan warna larutan PK dari pink menjadi memudar. Hasil identifikasi kuantitatif ...
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan
Beef meatballs and chicken nuggets are popular processed meat products that are in great demand. Currently, many micro, small, and medium enterprises (MSME) produce beef meatballs and chicken nuggets and then sell them through online e-commerce. Bandung City is one of the cities with 121,530 (26.17%) out of 464,346 MSMEs in food sector. This study aims to evaluate the food safety of beef meatballs and chicken nuggets produced by MSMEs in Bandung City with online sales to various cities in Indonesia. The content of sodium borate (borax) and formaldehyde, which in many cases are added to replace legal food additives to beef meatballs and chicken nuggets. The research was conducted descriptively with qualitative and quantitative methods. The number of samples was 20 products (14 beef meatball products and 6 chicken nugget products) from 20 different MSMEs in Bandung City. The turmeric paper method was used for detecting borax qualitatively, while the KMnO4 reagent method was used for detecting formaldehyde. Positive results were quantitatively tested using spectrophotometer. The results showed that no samples contained borax, but 7 samples (35%) contained formaldehyde, which ranged from 4.16-12.44 ppm. The level of formaldehyde in beef meatballs sold by several MSMEs in Bandung City has violated the rules set in Indonesia.
Jurnal Ilmiah Pamenang
Abstrak Pada zaman modern seperti saat ini banyak sekali jajanan yang baru. Kemajuan teknologi pangan khususnya dalam produksi makanan kemasan dan hidangan cepat saji biasanya mengandalkan berbagai zat aditif makanan untuk meningkatkan cita rasa dan kualitas tampilan menjadi lebih awet. Salah satunya penggunaan formalin dan boraks seagai pengawet pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan makanan yang mengandung zat formalin & boraks dan mengetahui makanan yang aman dikonsumsi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait bahan makanan yang mengandung formalin dan boraks. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan asumsi sampel yang dicurigai mengandung boraks dan formalin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 15 sampel dari penjual yang berbeda. Kemudian sampel diberikan kode sesuai nama makanannya. Uji boraks dan formalin dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif pada sampel jajanan dengan menggunakan test kit boraks dan te...