Mental Imagery: Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani (original) (raw)
Related papers
Survei Pembelajaran Pendidikan Jasmani Yang Menyenangkan Bagi Peserta Didik SMP
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran pendidikan jasmani pada peserta didik di SMP se-kecamatan Serpong Utara berjalan dengan menyenangkan atau tidak. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan menggunakan angket. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian adalah sekolah menengah pertama se-kecamatan Serpong Utara berjumlah 9 sekolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket dengan validitas 0.016 sampai 0.699 dan reliabititas 0.948. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 50,8% peserta didik setuju bahwa pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah berjalan dengan menyenangkan.
Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani
ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2012
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunaka pengumpulan data yang secara objektif, artinya hanya mengumpulkan data yang mendukung sebuah hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VII A dan VII B SMP Pusponegoro Pagejugan Brebes yang berjumlah 60 siswa yang diantaranya 10 siswa putra dan 20 siswa putri untuk kelas A dan 17 siswa putra dan 13 siswa putri untuk kelas B. Hasil penelitian ini yaitu bahwa ada perbedaan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajara penjas kelas VII A dan VII B SMP Pusponegoro Pagejugan Brebes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas B memperoleh manfaat yang lebih tinggi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dibandingkan dengan kelas A. Hal ini dapat terlihat bahwa siswa kelas B sebanyak 50 % siswa menyatakan bahwa pendidikan jasmani memiliki manfa...
Motivasi Belajar Siswa Dan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Pendidikan Jasmani
Journal RESPECS, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran daring pendidikan jasmani di SMPN 1 Arjawinangun. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket, sedangkan teknik samplingnya adalah simple random sampling. Dengan jumlah sampel 92 siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring pendidikan jasmani di SMP N 1 Arjawinangun. Secara terperinci menunjukkan motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dengan rata-rata dari 92 responden sebesar 94,43 (78,70%). Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring pendidikan jasmani yang berkategori sangat tinggi berjumlah 31 siswa (34%), tinggi berjumlah 60 siswa (65%), rendah 1 siswa (1%) dan sangat rendah berjumlah 0 siswa (0%). Sedangkan has...
Identifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Untuk Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar
JURNAL PRESTASI, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan karakter melalui pengembangan model pendidikan jasmani pada siswa sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas III dan guru bidang studi penjas SD Negeri di Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian menggunakan metode pengembangan (research and development) R&D yang merujuk pada pendapat Borg & Gall (1983). Berdasarkan pendekatan metode research and development maka langkah-langkah yang dilakukan meliputi : penelitian pengumpulan informasi, membuat perencanaan model, uji coba model, revisi model serta validasi dan diseminasi model. Hasil ujicoba instrumen menunjukan validitas bergerak dari angka 0,3-0,8 dan reliabilitas 0,8. Hal ini berarti instrumen tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian dalam mengobservasi guru dan siswa dalam pembelajaran Penjaskes. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah suatu model dan modul pembelajaran penjas yang dapat membentuk karakter siswa.
Peran Pendidikan Jasmani Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Siswa
Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan, 2018
Tujuan penelitian ini untuk menggugah kembali pentingnya nilai karakter bangsa Indonesia yang dapat dibina dan implementasikan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di sekolah. Lembaga Pendidikan Tinggi Keolahrgaan (LPTK) sudah semestinya megimplementasikan kurikulum pendidikan tinggi dengan menekankan pada penguatan karakter bagi mahasiswa calon peserta didik. Bagi lulusan LPTK, tidak hanya mengaar PJOK tetapi lebih jauh adalah mendidik agar generasi penerus bangsa mampu memajukan negara Indonesia di mata dunia tanpa menghilangkan jati diri bangsa melalui peletakan dasar karakter bangsa agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Motivasi Siswa Kelas X Sman I Ende Dalam Mengikutipembelajaran Pendidikan Jasmani
2015
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang lengkapnya ruang lingkup materi pembelajaran pendidikan jasmani yang diberikan. Ruang lingkup materi pembelajaran yang diajarkan masih terlihat monoto dan kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa kelas X SMAN 1 Ende dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan datanya dengan menggunakan instrumen angket. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Ende yang berjumlah 310 orang dari 10 kelas. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling. Total Sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis yang dilakukan adalah menuangkan frekuensi ke dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Siswa Kelas Sepuluh (X) di SMAN 1 Ende Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah tinggi...
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Abstrak Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan akan membantu para siswa untuk dapat menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal baik fisik, motorik, mental dan sosial. Tujuan pengembangan aspek fisik akan berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dan berbagai organ tubuh (physical fitness). Pengembangan gerak berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skill full). Pengembangan mental berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterprestasikan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungan. Perkembangan sosial berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada kelompoknya. Hakekat pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Pengembangan substansi pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga pada dasarnya bertolak dari kaidah yang sama yaitu penyesuaian dengan kematangan atau kesiapan belajar anak. Kaitan pendidikan jasmani sebagai human movement, maka pendidikan gerak (movement education) dipandang sebagai pendekatan belajar pendidikan jasmani yang sangat tepat karena terkait dengan pendidikan jasmani sebagai life skill. Model pendidikan gerak meliputi pemahaman tentang tubuh, pemahaman tentang ruang, pemahaman tentang cara, dan pemahaman tentang hubungan. Model-model ini digunakan sebagai kerangka dasar dalam membentuk pengalaman gerak yang mengacu kepada gerak lokomotor, non lokomotor dan menifulatif. Kata Kunci: pembelajaran, pendidikan jasmani PenDahuluan K urikulum SD terus berubah seiring dengan perubahan kurikulum dan jenjang pendidikan calon guru SD. Hal ini menuntut agar para calon guru SD sejak jauh hari selama proses perkuliahan terutama saat melakukan PPL akrab dengan suasana " lapangan (SD) ". Saat perkuliahan dan PPL mahasiswa secara langsung harus terlibat dalam suasana pembelajaran SD. Khusus kurikulum penjas, telah mengalami perubahan nama mata pelajaran dan substansinya, mulai dengan istilah Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Penjaskes, Penjas, dan terakhir Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pergantian nama kurikulum penjas ini, berkonsekuensi kepada perubahan berbagai infra struktur pembelajaran mulai dari penentuan tujuan, penentuan isi, proses (strategi dan pendekatan) serta evaluasinya. Namun demikian apapun istilahnya iklim belajar yang terjadi harus bersuasanakan ke SD-an. Adapun iklim belajar ke SD-an harus tercermin seperti yang di tulis Rusli Lutan (1995-1996: 1-2) sebagai berikut; Pertama, penjaskes merupakan upaya sistematis untuk pengembangan kepribadian anak, seperti pengembangan hormat diri (self esteem), kepercayaan diri, toleransi sesama kawan, dll… Kedua, isi dari tugas ajar (learning task) diselaraskan dengan tingkat perkembangan anak. Kegiatan benyak ditandai oleh susasana kebebasan untuk menyatakan diri dan bermain secara leluasa untuk mengenal lingkungan dalam situasi yang menggembirakan. Ketiga, meskipun arah dari pengajaran, khususnya pendidikan jasmani juga peduli dengan pengembangan keterampilan suatu cabang olahraga, tetapi tekanannya lebih banyak pada pengembangan kemampuan gerak umum dan menyeluruh. Kalaupun kegiatan itu diarahkan bagi pengenalan suatu cabang olahraga, namun tugas gerak, alat dan pelaksanaannya diubah dan disesuaikan dengan kemampuan anak. Keempat, model pembelajaran lebih banyak ditandai oleh pemberian kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan diri, berinisiatif dan memecahkan persoalan secara kreatif. Namun demikian, guru tetap memiliki peranan penting dalam mengelola proses belajar-mengajar. Kelima, meskipun tujuan intruksional umum dan khusus yang menjadi sasaran belajar, tetapi diupayakan agar dampak pengiring positif yang menyangkut perkembangan penalaran dan sifat-sifat lainnya seperti disiplin, kejujuran, dll. Bangkitnya keinginan untuk memperbaharui kurikulum penjaskes, termasuk penerapannya, terutama
Faktor Internal Pencapaian Hasil Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa SMK
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui empat faktor internal yang terdiri dari IQ, Bakat, Minat dan Motivasi dalam keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga pada siswa kelas XI SMK PUSDIKHUB-AD Cimahi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang ada di SMK PUSDIKHUB-AD Cimahi sebanyak 190 siswa yang diambil secara total sampling. Hasil analisis data menunjukan bahwa faktor internal dalam keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga pada siswa kelas XI SMK PUSDIKHUB-AD Cimahi sebagai berikut: (1) Faktor IQ (17%), (2) Faktor Bakat (27%), (3) Faktor Minat (29%), (4) Faktor Motivasi 27%. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa yang memberikan konstribusi terbesar ialah faktor minat sebesar 29%, dan faktor dengan kontribusi paling kecil yaitu faktor IQ sebesar 17%. Maka dapat disimpulkan, faktor minatlah yang dominan dalam pencapaian hasil belajar pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga. Saran yan...
Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani
COMPETITOR: Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Tujuan dari penelitian ini ialah menggali informasi terkait bagaimana hubungan tingkat kepercayaan diri, motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa Sekolah Dasar di wilayah 1 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan deskriptif-korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas VI di wilayah 1 Kota Tasikmalaya sebanyak 213 orang siswa sedangkan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 32 orang siswa di ambil 15% dari total populasi. Instrument yang digunakan ialah berupa angket kepercayaan diri dan angket motivasi belajar. Teknik analisis data yang digunakan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikansi yang diajukan adalah: uji normalitas menggunakan liliefors, uji linieritas regresi, uji signifikansi regresi dan uji signifikansi (Uji-t). Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan statistik terhadap uji hipotesis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan dan memberikan pengaruh besar antara kepe...