EKONOMI KREATIF Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

HIDUP tanpa fotografi, bagaikan menjalani kehidupan, tanpa sebuah kejujuran. Saat kata-kata gagal mengungkap kebenaran, tinggal foto saja yang berbicara. Lewat sebuah foto kita dapat mengartikan seluruh makna di dalam kehidupan.... more

HIDUP tanpa fotografi, bagaikan menjalani kehidupan, tanpa sebuah kejujuran. Saat kata-kata gagal mengungkap kebenaran, tinggal foto saja yang berbicara. Lewat sebuah foto kita dapat mengartikan seluruh makna di dalam kehidupan. Sedemikian pentingnya sebuah foto, dan fotopun telah menjelma menjadi bagian dalam hidup tiap orang. Era nan modern sekarang ini, tentu saja foto sangat dibutuhkan sebagai alat komunikasi yang amat penting bagi banyak orang di belahan dunia. Sebagai komunikasi visual, foto semakin menjadi utama. Bukan sekedar untuk diperlihatkan ke berbagai kalangan seperti teman-teman, kerabat, hingga keluarga. Malahan, penanda bukti pekerjaan tertentu, the real time. Alias kekinian. Beruntung pada Tahun 1827, ilmuwan Perancis Joseph Nicephore Niepce berhasil mengembangkan gambar fotografi pertama dengan kamera obscura (orang yang pertama kali menemukan foto) karya penemuannya sangat berarti dan berguna hingga abad ke 20-an saat ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fotografi diartikan sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sedangkan menurut Wikipedia pengertian fotografi merupakan kata yang dicomot dari bahasa Inggris yaitu 'Photography' yang mana berasal dari bahasa Yunani yaitu 'photos' artinya cahaya dan 'Grafo' yang artinya melukis atau menulis. Sehingga fotografi merupakan proses melukis atau menulis dengan menggunakan cahaya. Secara umum, pengertian fotografi dapat diartikan sebagai proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Maestro fotografi di Indonesia, sejak lebih dari tiga puluhan tahun pengalamannya dalam seni fotografi mengungkap, "fotografi adalah cahaya. Tanpa cahaya, kita tidak bisa berfotografi. Kemajuan teknologi fotografi. Orang lupa akan esensi cahaya. Padahal tanpa cahaya, kita tidak bisa memotret. Fotografi bisa diciptakan berdasarkan pemahaman cahaya. Jadi sebetulnya, sangat mutlak, kalau kita bicara fotografi, kita bicara cahaya. Esensi cahaya sebetulnya, kehidupan. Belajar fotografi, sebetulnya belajar kehidupan", jelas Darwis Triadi. Berangkat atas makna dan filosofi di atas, tentu saja kita diajak memahami makna utuh berfoto. Dan tidak lain, tidak hanya bicara sisi teknisnya saja. Dalam soal penggunaan kamera, dan peralatan pendukung lainnya, termasuk lighting. Justru persoalan pemahaman cahaya amat mendasar, dan memiliki proporsi dominan, dalam berbicara fotografi, dalam berbagai genre fotografi sekalipun.