Flood Mangement Research Papers - Academia.edu (original) (raw)
Perencanaan pelimpah dipengaruhi oleh beberapa aspek teknis yaitu: kondisi topografi, geologi/geoteknik, jenis material dasar sungai - morfologi sungai, hidrologi dan hidrolika. Kondisi topografi dan geologi/geoteknik berpengaruh... more
Perencanaan pelimpah dipengaruhi oleh beberapa aspek teknis yaitu: kondisi topografi, geologi/geoteknik, jenis material dasar sungai - morfologi sungai, hidrologi dan hidrolika. Kondisi topografi dan geologi/geoteknik berpengaruh terhadap pemilihan letak pelimpah dan rencana jalur saluran peluncur. Jenis material dasar sungai - morfologi sungai berpengaruh terhadap pemilihan jenis peredam energi. Hidrologi yang terkait dengan debit banjir rancangan berpengaruh terhadap dimensi kebutuhan lebar pelimpah sedangkan hidrolika yang terkait dengan profil muka air berpengaruh terhadap perencanaan bentuk bangunan secara hidrolis dan kebutuhan dimensi bangunan yang aman terhadap stabilitas konstruksi.
Alternatif perencanaan pelimpah yang sesuai dengan kondisi di daerah studi adalah tipe pelimpah overflow dengan sistem saluran peluncur dan peredaman energi ganda. Diperlukan peredam energi ganda karena pada sistem peluncur ini terdapat perpindahan alinyemen horisontal, sehingga saat akan menuju perpindahan ke alinyemen horisontal harus dibuat peredam energi pertama yang digabung dengan saluran terminal (terminal channel), dimana saluran terminal di desain sesuai dengan kebutuhan hidrolik untuk mendapatkan aliran kritis sebelum aliran mengalir menuju ke saluran peluncur kedua / peredam energi kedua. Dari peredam energi kedua ini selanjutnya aliran disalurkan ke saluran akhir (escape channel) menuju ke sungai asli.
Dari perhitungan hidrologi didapatkan hasil debit banjir rancangan dengan kala ulang 1000 th : Inflow Q 1000 th = 50,69 m3/det , Outflow Q 100 th = 26,35 m3/det. Sedangkan untuk debit banjir rancangan maksimum yang mungkin terjadi (Probable Maximum Flood, PMF) : Inflow Q PMF = 100,98 m3/det, Outflow Q PMF = 54,89 m3/det. Pada nilai outflow tersebut masing – masing mempunyai tinggi muka air di atas ambang pelimpah H maks 100 th = 1,33 m , H maks PMF = 2,18. m
Secara teknis dari hasil perencanaan diperoleh lebar ambang pelimpah 8,00 m, tinggi ambang 2,50 m. Panjang saluran transisi 20,00 m, lebar saluran transisi mengecil dari 8,00 m ke 5,00 m. Panjang saluran peluncur pertama 35,00 m, slope 0,43 , lebar 5,00 m. Peredam energi pertama USBR Tipe III, panjang kolam olak 17,00 m , lebar 5,00 m. Saluran terminal dibentuk dengan dimensi menyesuaikan kebutuhan hidrolik dengan lebar saluran hulu dan hilir 5,00 m. Saluran peluncur kedua direncanakan dengan panjang 67,50 m , slope 0,212 dan lebar 5,00 m. Peredam energi kedua USBR Tipe III, panjang kolam olak 20,00 m , lebar 5,00 m. Saluran Akhir (escape channel) direncanakan dengan lebar lebar 5,00 m , slope 0,0037 dan panjang saluran 121,80 m.
Dari perhitungan stabilitas konstruksi sesuai dengan dimensi yang direncanakan, pada tinjauan kondisi keadaan normal, banjir 1000 th dan PMF serta gempa diperoleh hasil bahwa seluruh konstruksi yang direncanakan aman terhadap guling, geser dan daya dukung tanah pondasi, sehingga dengan demikian perencanaan ini telah memberikan nilai keamanan stabilitas yang memenuhi syarat secara teknis.