Ilmu Gizi Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

Gizi Bayi dan Anak Oleh: Asyifa Robiatul A. Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita (1) Antropometri antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh... more

Gizi Bayi dan Anak
Oleh: Asyifa Robiatul A.

Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita
(1) Antropometri
antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi.

Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks
Definisi menurut WHO
Stunting
Yaitu: Persentase anak-anak dengan tinggi badan yang rendah dari rata-rata balita seusianya (stunting) mencerminkan tentang efek kumulatif kekurangan gizi dan infeksi yang terjadi bahkan sebelum kelahiran.
Keadaan ini dapat diartikan sebagai indikasi kondisi lingkungan yang buruk dan menjadi penghambat jangka panjang potensi dari pertumbuhan anak.
Nutrition Troughout The Life Cycle

Underweight
Persentase anak-anak yang memiliki berat badan rendah dari usianya (underweight) dapat mencerminkan ‘wasting' (berat badan yang lebih rendah dari tingginya)
Keadaan ini menunjukkan penurunan berat badan akut, 'stunting', atau keduanya. Dengan demikian, 'underweight' adalah indikator komposit dan karena itu mungkin sulit untuk diinterpretasikan.
Wasting
Wasting pada anak merupakan gejala kekurangan gizi akut, biasanya sebagai akibat dari asupan makanan tidak cukup atau tingginya insiden penyakit menular, terutama diare.
Wasting suatu waktu dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan peningkatan keparahan dan durasi dan kerentanan terhadap penyakit menular dan peningkatan risiko kematian.

(2) Riwayat Makan
KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA
Makronutrient (Zat Gizi Makro)
KARBOHIDRAT
Fungsi karbohidrat dalam pemberian makan bayi adalah:
Menyuplai energi untuk pertumbuhan, fungsi tubuh dan aktivitas
Membentuk jaringan tubuh yang baru bersama protein
Building blocks untuk komponen tubuh yang esensial
Sebagai sumber utama energi untuk beraktivitas sedangkan protein dan lemak dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang esensial seperti pembentukkan dan perbaikan jaringan.
ENERGI
Estimasi kebutuhan energi pada bayi (0-24 bulan)
MIKRONUTRIEN (Zat Gizi Mikro)
Modifikasi kebutuhan energi dibutuhkan berdasarkan kebutuhan individual dan grafik pertumbuhan. Terdapat rumus perhitungan basal metabolic rate (BMR) pada bayi dan balita:
Pada masa balita, kebutuhan vitamin digunakan untuk:
PEMBERIAN MAKAN
ASI (Air Susu Ibu)
Protein ASI berupa kasein (40%) dan whey (60%)
Kandungan ASI terdiri dari:
Protein whey  melindungi bayi dari infeksi
Laktoferin  mengikat zat besi
Imunoglobulin A (Ig A)  melindungi saluran cerna bayi dari infeksi
Enzim lisozim  merusak membran sel bakteri
Bakteri baik (L. Bifidus)  yang membuat suasana asam dalam saluran cerna bayi sehingga menghambat pertumbuhan bakteri patogen

Susu Formula
Komposisi susu formula bayi harus mengikuti aturan Codex Alimentarius atau Badan Pengawas Obat (BPOM) dan hanya dapat diberikan kepada bayi atas indikasi medis. (WHO 2009)
Codex Alimentarius dan European Society for Pediatric Gatroenterology Hepatology and Nutrition (EPSGHAN) Committe on Nutrition membagi formula bayi dalam 3 jenis, yaitu:
Formula awal  harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 1 tahun
Formula lanjutan  dpt diberikan mulai dari umur 6 bulan dan bersama-sama dengan MP-ASI
Formula utk tujuan medis  meliputi formula untuk bayi prematur, alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan, dan formula khusus gg. Saluran cerna
MP-ASI
Diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Tujuan pemberian MP-ASI:
Memenuhi kebutuhan gizi bayi
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dgn berbagai rasa dan tekstur
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

Hal yang harus diperhatikan dlm pemberian MP-ASI:
Memilih bahan makanan utama dengan sumber tinggi zat besi
Memilih beras sebagai salah satu sumber karbohidrat karena bersifat hipoalergenik
Telur dpt diberikan saat usia 1 tahun
Makanan selingan dapat diberikan 2x sehari seperti bubur kacang hijau dan biskuit
MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA
Gizi lebih (obesitas)
Anak yang mengalami obesitas mempunyai kemungkinan obesitas yang lebih besar pd masa pubertas dan dewasa kelak.
Obesitas bersifat multifaktor: genetik, gaya hidup tidak baik, dan pola makan kurang baik
Karies gigi
Gigi susu berisiko mengalami gangguan karies dini yang diakibatkan oleh konsumsi ASI, susu formula, jus, atau minuman lain yang di minum melalui botol.
Pemberian makanan/minuman manis dgn botol pd bayi lebih dari 3x/hari atau lebih dari 1 jam pada waktu makan dapat menyebabkan karies dini
GAKY (gg. Akibat kekurangan yodium)
Kekurangan yodium berpengaruh pd tingkat IQ dan tumbuh kembang anak

DEFISIENSI VITAMIN E

Kekurangan vitamin E terjadi pada anak yg menderita gg. Penyerapan lemak (fibrosis kistik)
Pemberian zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi vitamin E
Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami kelemahan otot disertai anemia hemolitik.
Kekurangan vitamin E menyebabkan retinopati pada prematuritas dan akan semakin memburuk jika bayi terkena oksigen kadar tinggi dalam inkubator
Anak-anak penderita malabsorpsi usus bisa mengalami kekurangan vitamin E yang berat

Kadar ≥ 0,5 mg/dL pada orang sehat berhubungan dengan perlindungan terhadap hemolisis dan dipakai sebagai indikasi kecukupan nutrisi. Kadar tokoferol ibu meningkat selama kehamilan, tetapi kadar pada fetus tetap rendah, hal ini menunjukkan adanya penahan pada aliran transplasental dari vitamin ini.
Kadar vitamin E pada neonatus saat di dalam kandungan hanya sedikit dipengaruhi oleh asupan vitamin E ibu melalui transfer plasental, mengakibatkan bayi baru lahir mempunyai kadar yang rendah.
Bayi prematur mempunyai risiko kekurangan vitamin E karena kapasitas absorbsi lemak yang terbatas. Air susu ibu (ASI), terutama kolustrum mengandung vitamin E konsentrasi tinggi.
DEFISIENSI VITAMIN K

Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril.
Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga mengakibatkan Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).
Penyakit hemoragik pada BBL biasanya terjadi pada hari ke 1-7. gejalanya berupa perdarahan dalam kulit, lambung, dan dada. VKDB bisa timbul lagi pada usia 1-3 bulan.
Penyakit VKDB berhubungan dengan malabsorpsi dan penyakit hati.

Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain:
ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K selama kehamilan seperti obat anti-kejang hidantoin (phenitoin), antibiotik cephalosporin, serta antikoagulan kumarin (seperti warfarin)
rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus
gangguan fungsi hati (kolestasis)
sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta kurangnya asupan vitamin K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Untuk pencegahan VKDB, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K melalui otot dalam waktu 1 jam stlh bayi lahir. Pemberian lewat mulut tidak dianjurkan.

SKURVI INFANTIL

Gejala yang ditimbulkan:
GANGGUAN METABOLISME MAKRONUTRIENT
Reaksi Dalam Metabolisme Bahan Bakar

1. Galaktosemia

Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah menjadi glukosa agar dapat memasuki jalur metabolisme lebih lanjut.
Hal ini penting untuk bayi karena mereka mendapatkan sebagian besar energi dari susu, yang memiliki komposisi tinggi galaktosa.
Setiap molekul laktosa, konstituen utama dari gula susu, terdiri dari sebuah molekul galaktosa dan molekul glukosa, dan galaktosa membentuk 20% dari sumber energi dari diet bayi umumnya.
Hubungan genetika galaktosemia

Bila manifestasi neonatus ringan atau tidak ada, dapat terjadi kegagalan pertumbuhan
Pengaruh akut utama pada fungsi hati dan ginjal
Katarak berkembang sampai tahun pertama
Jika anak tumbuh, cenderung mengalami gangguan belajar.