Membaca Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

CARA MENINGKATKAN MINAT BACA (SEBUAH USULAN) Tingkat literasi Indonesia adalah 93,3 %, jauh di atas rerata literasi dunia 86,3% (data tahun 2019). Literasi di sini diartikan sebagai kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Dalam satu... more

CARA MENINGKATKAN MINAT BACA (SEBUAH USULAN) Tingkat literasi Indonesia adalah 93,3 %, jauh di atas rerata literasi dunia 86,3% (data tahun 2019). Literasi di sini diartikan sebagai kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Dalam satu minggu, orang Indonesia secara rerata menghabiskan 6 jam untuk membaca buku, dan yang paling tinggi adalah India dan diikuti Thailand. Angka ini memang cukup baik. Namun jangan lupa, Indonesia adalah pasar utama penjualan gadget kelas menengah. Dan gadget bisa merusak kemampuan membaca secara mendalam (deep reading). Membaca mendalam adalah proses aktif yang disadari dalam membaca untuk bisa memahami dan menikmati sebuah teks. Ketika menggunakan gadget, ada dorongan kuat untuk sekedar melakukan "scanning" (memindai-mencari kata yang sesuai keinginan) dan "skimming" (meluncur-hanya melihat deretan kata). Memang rusaknya kemampuan membaca secara mendalam sangat terasa pada dunia pendidikan. Melimpahnya sumber informasi di internet, bagi sebagian peserta didik, ternyata tidak mengurangi ketergantungannya kepada pendidik. Kemampuan mengakses materi tidak selalu sebanding dengan pemahaman yang dimiliki. Di luar dunia pendidikan juga ada dampaknya. Hoaks tersebar karena orang kurang mampu membaca dan mengerti sebuah pesan. Tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi juga mulai dihindari. Deretan efek berikutnya masih ada, salah satunya adalah soal komitmen. Namun persoalan ini tidak selesai hanya dengan memaksa orang menyisihkan waktu untuk membaca buku. Proses membaca secara mendalam akan mendorong kehati-hatian dan ketelitian dalam mengkonsumsi informasi. Informasi baru yang masuk, nantinya akan diproses di dalam otak, dan dibandingkan dengan informasi yang sebelumnya sudah tersimpan. Jadi tidak melulu soal otak, namun juga soal mental, yaitu kehati-hatian dan perjuangan melawan jenuh. Ini merupakan tantangan besar bagi kebiasaan, jika tak mau disebut budaya, yang kurang menghargai proses. Sejak kapan usaha peningkatan minat baca dilakukan terhadap seseorang? Jawabannya adalah sedini mungkin, bahkan jika perlu sejak ibu hamil. Karena bisa jadi, apa yang menjadi kebiasaan ibu tersebut ketika hamil, juga akan menurun pada bayinya. Namun tidak hanya ibu, ayahnya juga. Karena jika nantinya si bayi lahir, tak mungkin orang tua hanya pura-pura membaca buku. Jika hanya pura-pura, akan mampu bertahan berapa minggu, berapa bulan? Ketika nantinya si bayi lahir, bayi tersebut juga dibiasakan memegang buku, memegang kertas, bukan HP. Kebiasaan ini harus ditanamkan sejak bayi. Kemudian bayi tersebut dibiasakan melihat dan mendengar orang membaca dari kertas atau buku, bukan dari gadget. Di internet ada banyak cerita untuk anak, tapi harus di print, baru dibacakan. (Kesampingkan dulu soal isu lingkungan.) Rangsangan-rangsangan untuk membaca ini tidak berarti anak dipaksa untuk belajar membaca pada usia dini. US Departement for Education menyebut, anak mulai dikenalkan dengan baca-tulis ketika anak tersebut kelihatan tertarik untuk belajar baca tulis. Misalnya ketika anak pura-pura menulis. Ada yang menyebut usia 4 tahun, ada pula yang menyebut usia 7 tahun. Namun yang paling penting adalah keteladanan dan fasilitas dari orang tua. Anda tidak bisa memaksa anak Anda belajar menulis, jika Anda tidak pernah menulis. Hal yang sama juga dengan membaca. Meski sudah bisa menulis, namun jika orang tua tidak pernah kelihatan membaca, anak juga tak mau membaca. Dan jangan lupa soal fasilitas. Jika gadget tidak mendorong deep reading, maka harus disediakan majalah atau buku. Dengan cara ini diharapkan minat baca anak akan tumbuh. Bukan hanya membaca dengan "scanning" dan "skimming", namun "deep reading." Dan kita boleh berharap, jika anak memiliki minat baca yang besar, dengan cara membaca yang benar, maka akan bermanfaat bagi pendidikan anak. Kerjo seko ngomah, 05042020