Microteaching Research Papers - Academia.edu (original) (raw)
University datang dengan teknik layaknya mengajar namun memerlukan waktu yang tidak terlalu lama dan ukuran kelas yang tidak terlalu besar serta diawasi oleh rekan-rekan dan mentor, tutor atau dosen untuk mempersiapkan mahasiswanya... more
University datang dengan teknik layaknya mengajar namun memerlukan waktu yang tidak terlalu lama dan ukuran kelas yang tidak terlalu besar serta diawasi oleh rekan-rekan dan mentor, tutor atau dosen untuk mempersiapkan mahasiswanya magang. Sejak saat itu, teknik ini mendapat pujian dan banyak diminati oleh calon guru. Singkatnya teknik ini bisa dikatakan sebagai kegiatan mengajar dalam skala kecil, Antalya (2015) (Dismayed or enchanted: ELT students' perceptions towards microteaching). Sampai sekarang teknik ini terus berjalan dan digunakan oleh mahasiswa calon guru. Teknik ini dikenal dengan sebutan microteaching. Microteaching terdiri dari dua kata, yaitu micro dan teaching. Micro berarti kecil, terbatas, dan sempit, sedangkan teaching berarti mengajar. Bisa dikatakan bahwa microteaching berarti suatu kegiatan mengajar di mana segala sesuatunya dikecilkan atau disederhanakan untuk membentuk mengembangkan keterampilan mengajar. Microteaching adalah titik melakukannya praktik dari teori yang sudah dipelajari; itu membantu calon guru menghubungkan antara teori dan praktik, Agbama (dalam Antalya: 2015, hlm. 771). Bell (dalam Antalya: 2015, hlm. 771) menjelaskan bahwa microteaching adalah kegiatan mengajarkan pelajaran kepada rekan-rekan untuk mendapatkan pengalaman dengan perencanaan pelajaran dan pengiriman. Disarankan menggunakan alat perekam video ketika kegiatan microteaching berlangsung agar calon guru dapat menilai sendiri dan kemudian mencoba untuk memperbaiki kekurangannya. Yusuf (dalam Antalya: 2015, hlm. 771) berpendapat bahwa microteaching adalah alat yang efektif untuk menghasilkan keterampilan mengajar yang baik. Choudhary, dkk. (dalam Antalya: 2015, hlm. 771) menekankan jumlah keterampilan yang harus dipraktikkan, durasi, dan konten. Microteaching juga membantu mereka memperoleh pengetahuan tentang mengajar dan meningkatkan teknik mengajar yang efektif Undiyaundeye, Inakwu A. (dalam Antalya: 2015, hlm. 771). Seorang guru yang profesional tidak cukup hanya dengan menguasai sejumlah materi pembelajaran saja, tetapi harus ditunjang juga oleh kemampuan dan keterampilan lain sesuai dengan unsur-unsur yang terkait dengan sistem dan proses pembelajaran. Secara khusus kemampuan utama yang harus dimiliki secara profesional, selain menguasai materi atau bahan ajar adalah keterampilan-keterampilan dasar mengajar. Microteaching memiliki tahap dasar: pada langkah pertama, calon guru mempelajari keterampilan mengajar tertentu, kemudian melakukannya di beberapa pelajaran; langkah berikutnya adalah calon guru menerima umpan balik dari pengawas, teman sekelas, dan para dosen tentang kualitas kinerjanya, Dweikat (dalam Antalya: 2015, hlm. 771). Microteaching juga memiliki tahap-tahap: pengarahan, kegiatan mengajar, kritik, meninjau kembali kegiatan mengajar dan siklus mengajar-pertemuan bertukar pendapat-peninjauan kembali kegiatan mengajar Seidman (dalam Antalya: 2015, hlm. 771) yang pada dasarnya hampir sama