Secretarial Studies Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

Saat ini dunia berkembang begitu cepat. Usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan diri tidak akan pernah habis. Manusia akan terus memotivasi dirinya untuk menjadi pintar dan ahli dalam setiap unsur dan bidang yang memungkinkan untuk mereka... more

Saat ini dunia berkembang begitu cepat. Usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan diri tidak akan pernah habis. Manusia akan terus memotivasi dirinya untuk menjadi pintar dan ahli dalam setiap unsur dan bidang yang memungkinkan untuk mereka kuasai. Segala sumber daya harus digunakan semaksimal mungkin agar kebutuhan yang manusia yang tertinggi dapat tercapai. Yaitu aktualisasi diri.
Abraham Maslow dalam bukunya Hierarchy of Needs menjelaskan bahwa aktualisasi diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka inginkan dan bisa dilakukan. Dari aktualisasi diri, setiap orang dituntut untuk menjadi diri mereka yang paling terbaik. Dunia menuntut mereka untuk menjadi yang terbaik. Perlombaan pun mulai merambah ke semua lini. Yang paling umum, yaitu perlombaan ketenagakerjaan.
Keterampilan dan keahlian dari para tenaga kerja, menjadi bekal andalan bagi terpilihnya mereka di dalam suatu perusahaan. Semakin harga dari diri seseorang itu tinggi, semakin banyak perusahaan yang menginginkan tenaga kerja orang tersebut. Walaupun begitu, perusahaan tidak mencari para tenaga kerja dari satu jenis pekerjaan saja. Perusahaan harus terus mengubah dirinya dengan berdasar pada perkembangan yang sedang terjadi di dunia. Sehingga tidak mungkin bagi para tenaga kerja untuk berada di tempat yang sama. Para tenaga kerja maupun calon tenaga kerja juga harus terus memperbaiki diri mereka sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dunia. Jika tidak, para tenaga kerja maupun calon tenaga kerja dapat tertinggal dari para tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang terus mengikuti perkembangan dunia. Jika para tenaga kerja tetap berjalan di tempat, keberadaan mereka di masyarakat pun dapat mulai terkikis akibat pertumbuhan penduduk yang kian juga cepat. Maka dari itu, untuk dapat terlibat dalam perkembangan dunia, para manusia menciptakan sebuah alat bantu yang dapat membantu mereka dalam mengerjakan pekerjaan mereka, yaitu teknologi.
Pesatnya perkembangan teknologi membuat teknologi tidak lagi dapat dipisahkan dari manusia. Teknologi sudah menjadi salah satu penunjang kehidupan bagi para manusia yang hidup di kota, khususnya para tenaga kerja. Dengan adanya teknologi, tenaga kerja dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih cepat. Kepraktisannya membuat teknologi menjadi disukai dan diaplikasikan di semua lini pekerjaan. Walaupun begitu, teknologi juga memiliki kekurangan. Limbah elektronik, efek rumah kaca, pemanasan global, dan bahaya potensial penggunaan teknologi bagi fisiologis dan psikologis manusia, merupakan sisi negatif dari teknologi.
Untuk itu, manusia khususnya para tenaga kerja harus dapat mengantisipasi bahaya potensial yang dapat ditimbulkan dari penggunaan teknologi. Pengantisipasian yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja tentunya harus dilihat dari resiko penggunaan teknologi yang mereka gunakan saat bekerja sehari-hari, contohnya adalah komputer. Resiko yang memungkinkan akibat dari penggunaan teknologi tersebut seperti gangguan pada berat tubuh atau obesitas, gangguan pada ketajaman mata, gangguan atau perbedaan postur tubuh, gangguan pada otot dan darah, dan gangguan pada keterampilan otot motorik dan alat gerak.
Jika resiko tersebut tidak segera diantisipasi, maka dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian. Karena itu, antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja, dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerja mereka. Ergonomi juga diatur berdasar Undang-Undang mengenai ketenagakerjaan, yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja yang merupakan subyek dan objek pembangunan. Sehingga dapat diartikan bahwa untuk mendukung tenaga kerja sebagai subyek sekaligus obyek, ergonomi menyasarkan tujuan mereka pada efesiensi dan keserasian kerja. Sehingga agar tenaga kerja dapat mengeluarkan segala potensi mereka dengan optimal, ergonomi harus sangat diperlukan. Akan tetapi, sering kali tempat kerja maupun tenaga kerja itu sendiri mengesampingkan aspek ergonomi saat bekerja sehingga bahaya potensial dari penggunaan teknologi semakin dekat atau sudah menguasai pekerja itu sendiri.
Bekerja dengna tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi, masyarakat semakin peka akan keselamatan dalam bekerja. Untuk itu, hampir semua sektor sudah menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menekan resiko kecelekaan dan kerugian seminimal mungkin serta meningkatkan produktivitas serta efisiensi tenaga kerja.
Meskipun dikatakan hampir semua sektor menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada semua sektor. Sehingga sangat perlu bagi masyarakat untuk sadar dan memahami apa itu ergonomi.